Sampai detik ini, belum ada pertanda orang tua Alexsya untuk datang. Rafael benar-benar kebingungan harus melakukan apa.Sekarang sudah pukul sembilan malam, bahkan Rafael sendiri belum pulang kerumahnya, tapi jika dia pergi begitu saja. Mungkin Rafael akan di cap laki-laki tidak bertanggung jawab. Heh emangnya Rafael ngehamilin anak orang?
Suara derap kaki mulai mendekat, Rafael menoleh untuk mengetahui siapa yang mendekati nya dan ya, Perempuan paruh baya dan seorang laki-laki ber jas.
Fina duduk di atas kursi tunggu, sambil menangis dan meremas tangan Teguh.
Rafael benar-benar canggung dan merasa tidak di anggap, pada akhirnya Rafael memilih untuk menyapa Teguh dan Fina. "Om, Tante." ucapnya dengan pelan.
Fina dan Teguh menoleh. "kenapa anak saya bisa kecelakaan hah? Apa kamu yang menambrak anak saya?" tuduh Fina dengan nada sendu.
"Mah sabar dulu, kita tanya baik-baik,"
"Siapa kamu? Kenapa anak saya bisa kecelakaan dan masuk rumah sakit hah?" tanya Teguh dengan tegas.
Aduh, gue harus jawab apa batinnya.
"Jadi gini om, hemm tadi As....." tcapan Rafael terhenti kala melihat dokter keluar dari ruangan Alexsya.
"Bagaimana keadaan putri saya dok?"
"Euh begini, anak ibu hanya mengalami benturan dibagian kepala, untuk beberapa hari, mungkin dia membutuhkan istirahat yang cukup agar keadaan nya benar-benar membaik." jelas sang dokter.
"Oh baiklah, terimakasih dokter,"
"Sama-sama pak, Bu."
Setelah dokter pergi, Fina dan Teguh masuk kedalam ruangan Alexsya, dan menampakkan Alexsya yang sedang duduk di brankar sambil memegang kepalanya.
"Sayang, kenapa kamu bisa sampai kecelakaan nak?" tanya Fina dengan lirih.
"Oh itu, tadi rem motor aku blong mah, ya maklum lah orang motor aku udah lama gak di pake kan."
"Iya juga ya sayang, yaudah kamu tidur aja dulu ya."
"Enggak mah, Asya mau langsung pulang. Mamah tau sendiri kan, kalo Asya gak betah dirumah sakit hehe,"
Alexsya menatap Teguh dengan heran, mengapa ayahnya itu tidak banyak bicara dan tidak menginterogasi Alexsya. Apa jangan-jangan Teguh tahu yang sebenarnya? ah tapi mana mungkin.
"Yaudah sayang, tunggu sebentar ya mama mau nebus obat, sekalian bayar administrasi nya," ujar Fina sambil melenggang pergi dan di angguki oleng Alexsya.
Alexsya benar-benar canggung, permasalahan nya adalah, mengapa Teguh benar-benar pendiam?
"Sya,"
"Eh iya pa, kenapa?" tanya Alexsya.
"Kamu pasti lagi bohongin mamah sama papah kan!"
Teguh mendekat kearah Alexsya dan."papa apaan si, masa iya Asya bohongin papa sama Mama."
"Lagian ya pa, itu motor udah gabisa dipake lagi dan sangat-sangat membahayakan," lanjut Alexsya.
"Kamu kecelakaan gara-gara motor matic kamu itu, atau gara-gara motor sport orang pas lagi di area balapan?"
Habis lah riwayatnya, Alexsya bahkan tidak menyangka bahwa Teguh akan mengetahui kebohongan nya.
"Papa nuduh Asya? pa, Asya habis kecelakaan loh masa papa malah nuduh yang enggak-enggak sama Asya." ucapnya dramatis.
"Kalo kamu kecelakaan, motor kamu rusak dong."
Mampus gue batinnya.
"Tapi motor kamu masih utuh dan,gak ada bekas kecelakaan, sudahlah Sya lebih baik kamu jujur sama papa." Lanjut Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Alexsya [On Going]
Teen Fiction"Kenapa lo sebegitu cinta sama langit dan kupu-kupu?" tanya seorang laki-laki dengan es krim di tangannya. Alexsya menurunkan pandangan dari langit, kemudian beralih menatap lelaki tersebut dengan tatapan sendu. "Pertanyaan lo bagus, gue suka. Dan u...