Follow sebelum membaca!
Hahaha.” Keduanya terkekeh bersama, dan saling melupakan masalahnya dahulu kala.
Apa mungkin mereka akan kembali bersama dan saling membahagiakan? Tidak! Karena mungkin saja Alexsya sudah trauma oleh lelaki sekarang.
“Jadi gimana? Lo maafin gue' kan, Sya?” tanya Jefri penuh harap.
Alexsya berhenti tertawa, pertanyaan Jefri cukup membuatnya sedikit bersalah. “Ah masalah dulu ya? Gapapa kok! Semua itu keputusan bersama, lo gak salah, gue juga enggak. Kita kan udah memutuskan untuk berhenti dan jaga diri kita masing-masing. Lo ke Rusia, dan gue stay di Indonesia tanpa harus nunggu lo balik, lagian orangtua lo ga ngasih kita restu jadi buat apa dilanjuti?” jelas Alexsya.
“Orang-orang bilang jalani aja dulu, tapi menurut gue berhenti juga perlu untuk keadaan kita waktu itu. Kalo memang kita berjodoh, kita bakal sama-sama lagi apapun masalah yang kita lalui. Apapun halangan nya, kalo lo jodoh gue pasti kita bakal bersama terus dapet restu orang tua lo.” Lanjutnya.
Seulas senyuman muncul di wajah Jefri, jawaban Alexsya cukup membuatnya sakit sekaligus senang. Gadis ini ternyata tidak pernah berubah, masih tetap sama dengan keyakinannya.
“Gue gak bermaksud apa-apa kok, Sya. Gue seneng karena lo masih dalam komitmen lo yang dulu, yang bikin gue cukup tenang dan merasa ada harapan lagi buat bersama lagi sama lo,”
Alexsya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum simpul. Ternyata Jefri juga tak berubah sedikitpun, ia masih sama dengan dirinya yang dulu. Menerima baik keputusan dan perkataan yang Alexsya ucapkan untuk kebaikan keduanya.
“Jadi, lo udah punya orang baru atau masih sendiri?” tanya Jefri.
Alexsya sontak menoleh ke arah Jefri, ah pertanyaan apa ini? Apa yang harus ia katakan? Apakah ia harus mengatakan bahwa dirinya pernah dijadikan selingkuhan oleh laki-laki brengsek itu? Sungguh memalukan.
“Ah itu? G-gue masih sendiri aja si, belum kepikiran buat pacaran juga, apalagi udah semester akhir gue harus belajar buat kelulusan juga.” Ujarnya.
Jefri mengangguk-anggukan kepalanya sambil memegang setir mobilnya. “Kita langsung balik? Apa lo mau makan dulu?”
Alexsya tampak berfikir sejenak. Perutnya memang sangat lapar, tetapi ia juga ingin pulang cepat sebelum Teguh mengobrak-abrik dunia dengan amarahnya.
“Mungkin lain kali aja ya? Sekarang gue mau pulang dan istirahat dulu, terus takut mama sama papa nyariin.” Tolaknya dengan raut wajah sedih.
“Oke-oke, gue ngerti kok! Tenang aja kali, nanti kalo senggang kabarin gue, dan kita makan bareng ya?”
“Siap pak bos!” ucap Alexsya dengan memberikan hormat kepada Jefri.
Jefri hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala, gadis random yang tak pernah sekalipun berubah.
Setelah selesai berbincang dan bercerita banyak hal, mobil Jefri akhirnya berjalan untuk menuju kerumah Alexsya. Sungguh tak terasa, dua puluh menit berlalu akhirnya mereka sampai di perumahan elit yang Alexsya tempati.
Detak jantungnya berdegup sangat cepat, seluruh badan yang bergetar hingga membuat tubuh Alexsya semakin melemas. Rasanya belum siap jika ia harus pulang, bagaimana reaksi seluruh anggota keluarga nantinya? Ia juga sedang membayangkan betapa ngilu nya rotan dan sabuk yang akan Teguh cambuki kepada tubuhnya, Alexsya meringis dalam hati.
“Ini perumahan lo kan?” tanya Jefri meyakinkan, pasalnya setelah mobil terhenti Alexsya hanya bengong sambil memegang dadanya.
Tak ada respon apapun dari Alexsya yang membuat Jefri semakin khawatir dengan gadis itu. “Sya!” panggil Jefri sambil menggoyangkan lengan Alexsya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Alexsya [On Going]
Teen Fiction"Kenapa lo sebegitu cinta sama langit dan kupu-kupu?" tanya seorang laki-laki dengan es krim di tangannya. Alexsya menurunkan pandangan dari langit, kemudian beralih menatap lelaki tersebut dengan tatapan sendu. "Pertanyaan lo bagus, gue suka. Dan u...