27. HAI, GADIS KUAT

59 11 21
                                    

"Segala sesuatu itu butuh jeda,
sama halnya dengan kita."

_Alexsya Shafira_

28. Hai Gadis Kuat!

Setelah membersihkan diri, Rafael merebahkan dirinya di atas kasur. Sambil memainkan game online di ponselnya, tapi satu panggilan masuk mengangguk permainannya. Mau tidak mau, Rafael menekan tombol hijau dan mendengarkan pembicara di seberang sana.

".........."

"Aku baik, kok. Gimana sama kamu?"

"............."

"Hem aku juga, tapi untuk ketemuan gak dulu, aku lagi sibuk bantuin papa dikantor."

"............."

"Aku lagi main game, tapi kamu telpon."

".............."

"Enggak, santai aja."

"......................"

"Oke, good night my princess!"

Tut

Sekarang, pikiran Rafael benar-benar resah setelah menerima telepon dari gadisnya.

"Gue yang selalu nganggap kalau gue itu keren, yang bisa menyimpan dua perempuan dalam satu hati. Tapi, semakin lama gue merasa muak akan diri gue sendiri, gue gak bisa kaya gini. Gue harus memutuskan semuanya sekarang, gue gak tau kedepannya akan seperti apa. Gue gak mau bikin hati Asya sakit." Gumamnya.

"Abang!"

"I-iya?"

"Ini Ala, tolong bukain pintu kamal abang, Ala mau masuk!" Pintanya dari luar sana.

Setelah membuka pintu, Rafael membawa Aura ke gendongannya. Kemudian mendudukkan gadis itu di kasur.

"Ara tunggu disini, Abang mau ambil sesuatu dulu di lemari!"

Aura mengangguk patuh.

Rafael menunjukkan dua foto kepada Aura, satu foto kekasih pertamanya dan satu lagi foto Alexsya. "Ara, pilih satu ya? Mana yang Ara suka?"

Tangan Aura bergerak mengambil foto kekasihnya Rafael, kemudian berjingkrak senang.

"Ala mau yang ini, kakak ini cantik banget. Gak kaya kakak itu, judes. Kaya anak jalanan juga!"

Rafael tersentak dengan penuturan Aura. Bahkan, anak sekecil itu juga tahu, kalau Alexsya menyeramkan.

_𝗦𝗵𝗲'𝘀 𝗔𝗹𝗲𝘅𝘀𝘆𝗮_

Alexsya berniat untuk tidur sejak satu jam yang lalu, tetapi hatinya tidak tenang. Entah apa yang ia pikirkan sejak tadi, tapi yang jelas, ia benar-benar resah.

Tok tok tok

"Asya, buka pintunya."

"Asya!"

Alexsya tersadar dari lamunannya. Dan ya, ia benar-benar semakin resah sekarang. Dadanya juga berdegup sangat kencang, ditambah lagi dengan seluruh badan yang gemetaran.

"Ini mama, ayo buka! Apa kamu udah tidur?"

Apa yang harus Alexsya lakukan, berpura-pura tidur tapi dengan kepanikan? Atau menemui Fina dengan keberanian empat lima? Ah iya, berpura-pura sedang belajar adalah kebohongan yang paling baik, disaat seperti ini.

Tanpa berpikir lama, Alexsya berlari kearah meja belajarnya, setelah itu ia menata dan membuka beberapa buku di atas sana. Agar terlihat lebih benar, ia juga mencatat beberapa paragraf.

She's Alexsya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang