33. VEA TUKANG FITNAH

62 7 24
                                    


Follow sebelum membaca.

Alexsya berjalan gontai, dengan tangan kanannya yang ia masukkan kedalam saku hoodie, dan tangan kirinya menenteng kresek berisikan bakso. Perjalanan pulang kenapa harus sejauh ini?

"Dia pikir keren apa kek gitu, so' iya banget hidupnya." Gumam Alexsya.

"Laki-laki lain pasti pada malu kalo kelakuannya kek si buaya sialan itu, tapi dia? Dia malah bersikap seperti gak punya salah apapun."

Pletak.

"Ssshh, siapa si?" ringisnya sambil melihat sekeliling.

Setelah menengok sekeliling, Alexsya masih belum menemukan pelaku katapel yang mengenai Kepalanya. Siapa malam-malam seperti ini yang bermain katapel? Tawuran menggunakan katapel atau mungkin?

"Aku minta maaf, Kak." Ujar seorang anak laki-laki.

Alexsya mendongkak, ternyata di atas pohon jambu ada dua orang anak laki-laki yang sama-sama sedang memegang katapel. Sedang apa mereka malam-malam seperti ini?

"Kalian ngapain di sana? Pake acara jahil lagi!"

"Kita di sini dari tadi siang, Kak."

Alexsya mengerutkan keningnya, "Lho, kok bisa?"

"Tadi kita dipaksa buat ambil jambu ini, cuman pas mau turun gak bisa, karena tangga nya di diumpetin sama mereka." Ujar salah satunya.

Alexsya membulatkan matanya, mereka berdua dari tadi siang berada di pohon jambu ini? Apa mereka tidak dicari oleh orangtuanya? Dasar aneh.

Alexsya nampak berpikir, setelah itu ia mendongak menatap kedua anak laki-laki tersebut. Jika tidak ditolong, kasihan mereka, apalagi dengan udara yang sangat dingin seperti ini.

"Kalian turun aja, satu-satu. Kakak jamin kalian gak akan jatuh, kakak tahan kalian disini kok." Ujarnya.

Kedua anak tersebut nampak ragu, namun mendengar ucapan tulus dari Alexsya, mereka mengangguk sambil tersenyum. "Kakak jangan pergi dulu, ya? Kita takut jatuh!"

Alexsya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Keduanya sudah berhasil turun berkat keyakinan yang Alexsya berikan, mereka merasa senang karena bisa turun. Jadi, mereka berdua tidak perlu menginap di atas pohon semalaman.

"Makasih banyak kak, kita mau langsung pulang aja." Ujarnya sambil tersenyum.

Alexsya mengangguk paham.

"Iya, kalian harus pulang. Nanti mama papanya nyariin, cepet pulang, makan dan istirahat ya. Lain kali jangan naik-naik pohon jambu lagi!" pesannya.

"Iya kak, kita permisi. Makasih sekali lagi kak!"

Alexsya mengangguk sambil melambaikan tangannya.

"Hurft, ada-ada aja."

***

"Nih, gue dengan baik'nya beliin kalian bakso!" ujarnya sambil menyodorkan kresek berisikan empat bungkus bakso.

Boby merebut kasar kresek tersebut, "Nah, gini dong. Lama banget si lo, gue mau cerita nih!"

Arga mengangguk sambil menghela napas panjang. "Tadi kita hampir aja masuk penjara, gegara nyolong mangga," Ujarnya lesu.

"Hahahaha." Rafael dan Gilang tertawa sambil memukul tubuh lemas Boby.

"Sakit anjing!"

"Lagian lo ngapain nyolong mangga malem-malem, ha? Siapa yang ngidam?"

"Udah gak usah bahas itu, mending kita makan baksonya. Keburu dingin nanti," titah Gilang.

She's Alexsya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang