10 : Satu-satunya Yang Aku Cinta

625 61 9
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Perth berjalan meraba-raba mengambil bathrobe putih yang sudah terlipat rapi di tempatnya. Setelah dia pakai, diapun keluar dari kamar mandi. Kembali melangkah ke lemari pakaian, mengambil pakaian menggantung lengkap dengan celana dan hal lainnya. Keluarganya sudah mengatur sedemikian rupa hal-hal untuk memudahkan kehidupan sehari-hari Perth.

Pakaian digantung berbungkus plastik di mana di sana ada tulisan mengenai pakaian, seperti piyama biru, kemeja putih dan hal lainnya agar Perth tidak memakai pakaian yang tabrak gaya dan warna.

Lalu Saint hanya melihat diam semua hal yang Perth lakukan.

Perth mencoba mencari sisir yang ternyata jatuh, Saint mendorong sisir itu ke tangan Perth.

Setelah selesai merapikan dirinya, Perth berjalan keluar kamar seraya membawa pakaian kotornya ke tempat mesin cuci.

"Baju kotor Abang mana?" Tanya Perth ketika dia dapati keranjang pakaian kotor masih kosong.

"Di kamar, tunggu sebentar!"
Perth mengangguk. Walaupun dia tidak bisa melihat, dia tetap ingin membantu Attha mengerjakan pekerjaan rumah.

Attha memasak dan dia mencuci pakaian.

Saint masih setia berdiri satu meter dari dirinya. Melihat dia yang tidak pernah bisa melihatnya.

Handphone Perth berdering, itu Prim yang menelepon. Prim memang selalu menelepon Perth setiap hari. Hanya untuk memastikan kalau kembarannya masih ada dan baik-baik saja.

Handphone yang Perth pakai adalah handphone jadul nan ada tombolnya. Dia tidak bisa memakai handphone canggih seperti android, iPhone, Apple maupun handphone pintar lainnya karena tidak ada tombolnya.

"Iya, dedek baik-baik saja! Hembn..." Respon Perth tersenyum.

Prim : "..."

"Sekarang dedek lagi nyuci pakaian. Kalau adik?"

Prim : "..."

"Jadi sekarang adik di Jepang? Enaknya..."

Prim : "..."

"Dedek tidak mau oleh-oleh, dedek hanya mau adik pulang dengan selamat!"

Prim : "..."

"Iya! I love you too! Bye-bye..."

Kata I LOVE YOU TOO membuat Saint negatif thinking. Dia penasaran siapa itu ADIK? Kenapa Perth bicara seperti itu. Ahh... Saint frustrasi, dia tidak menemukan jawabannya. Ingin sekali dia bertanya kepada Perth saat ini juga. Yah andaikan dia bisa.

⏩⏩

"Dedek... Ada yang ingin bicara dengan dedek!" Kata Attha lembut kepada Perth, mereka baru saja selesai makan malam.

"Siapa?" Tanya Perth penasaran.
Mereka duduk di sofa panjang, di sisi kanan mereka ada Saint.

"Saint!" Jawab Attha jujur. Dia kecup sayang dahi Perth. Dia tahu Perth enggan bertemu dengan Saint tapi kasihan Saint. Lagi pula dia tidak ingin Perth melangkah mundur di saat dia sangat mencintai Saint.

"Abang tinggal ya!"
Perth menggeleng, dia enggan melepas tangan Attha.

"Abang..." Panggil Perth kepada Attha yang sudah berjalan keluar apartemen.

"Nanti Abang balik lagi!" Ucap Attha ketika sudah diambang pintu keluar.

"Abang jangan pergi.." Perth bicara seraya berdiri menyusul Attha namun dia malah menabrak dada Saint. Dia mundur dan malah terduduk di sofa.

You Know Me Too Well - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang