Lima ; Menjauh.

63 14 2
                                    

Jungwon benar-benar akan pergi, ia benar tentang tahun ini adalah tahun terakhirnya bersekolah di sana. tidak ada yang mengetahui selain Minhee dan Sunoo, dua orang teman dekatnya. sebenarnya tiga, bersama Sunghoon. tapi pemuda yang seumuran dengan Jay itu tidak Jungwon beritahu, dengan alasan bisa saja Sunghoon malah kelepasan dan memberitahu Jay sebelum ia yang memberitahunya.

Jungwon hanya memiliki waktu dua minggu lagi untuk menyelesaikan semester dua kelas sepuluh, ia harus bertahan dengan apapun yang akan terjadi kedepannya. termasuk dengan perilaku Jay yang perlahan berubah.

Hari sudah berganti, ini hari senin. hari pertama ujian kenaikan kelas. Jungwon hanya berharap semoga hari ini berlalu tanpa ada kendala, ia sudah lelah jika harus menangis untuk yang kesekian kalinya lagi.

ya mau bagaimana lagi, Jungwon mengaku dirinya terlalu cengeng. sedikit-sedikit menangis, itu sudah jadi andalan dirinya ketika sedang kalut. tapi bukankah ini lebih baik ketimbang luapan emosi yang bisa saja terjadi jika ia memendam semua tangisannya?

"Jungwon! ayo turun sayaangg, itu Minhee udah jemput!" Jungwon buru-buru mengambil tasnya, semalam Minhee mengatakan ingin memperkenalkannya dengan pacarnya jadi ia bersikeras untuk menjemput Jungwon hari ini. "iya bunda! Jungwon turun sekarang!"

Kamar Jungwon yang terletak dekat dengan tangga memungkinkan dirinya untuk mendengar panggilan dari dapur yang tempatnya berada di bawah tangga. Jungwon menuruni tangga tanpa mau melihat kanan kiri, karena tanpa Jungwon lirik sekalipun dari wangi parfumnya saja ia sudah tahu kalau Jay ada disana. tidak ingin membuat paginya runyam karena wajah datar dan dingin seorang Park Jay, Jungwon tidak ingin melihat eksistensinya sama sekali pagi ini.

dan kalau bisa, hari ini.

"Jungwooonnn adikkkuuuuu!!" Minhee dengan lancangnya memeluk Jungwon seakan-akan sudah sangat lama tidak melihat eksistensi manusia manis ini.

"kak Minhee, pengapp jangan kenceng-kencenggg, a-aduuhh bang Heeseung tolooongggg," Jungwon merengek sebab pelukan Minhee memang tidak main eratnya.

Jay yang juga baru sampai di ruang makan terdiam untuk sesaat, rasanya seperti ada yang berubah. biasanya jika Jungwon sedang di macam-macami oleh Minhee ia akan memanggil namanya, dan biasanya Jay juga akan melerai dengan menarik Jungwon duduk disampingnya dan mengomeli Minhee. Tapi hari ini, Jungwon tidak memanggil namanya. ia memanggil orang lain padahal Jay yakin Jungwon tahu dirinya disana.

Helaan agak kasar Jay berikan. Jungwon memang tahu keberadaannya, dan ia memang sengaja memanggil Heeseung ketimbang dirinya. hanya untuk memberitahu bahwa Jungwon juga bisa bahkan tanpa dirinya. namun bukan kelegaan yang Jay rasakan melainkan kesesakan yang entah mengapa seperti menyuruhnya untuk berhenti, berhenti dari hal yang tidak Jay ketahui dengan pasti. apa yang harus ia hentikan?

"udah udah Minhee, inget tenaga kamu itu gak main-main, kasian Jungwonnya udah lepasin. Jungwon sini sarapan sayang.." karena Heeseung hanya diam tidak melerai akhirnya bunda yang turun tangan. anak pertamanya sedang sibuk melanjutkan tugas sampai-sampai tidak mendengar rengekan Jungwon. karena yang menegurnya adalah bunda Minhee langsung melepaskan pelukannya dari Jungwon, ia juga sama sekali tidak melirik Jay memilih untuk sibuk dengan Jungwon sembari memakan sarapannya. sudah biasa Minhee menumpang sarapan, numpang mandi bahkan sampai numpang hidup saja sudah terhitung biasa.

memang sedekat itu persahabatannya dengan Jay. walau tak bisa dipungkiri bahwa Minhee dan Jay juga sedang berselisih, tentu saja perihal Jay yang lebih memilih untuk menghakimi Jungwon dan percaya dengan gadis lain yang jelas-jelas sama sekali tidak mereka kenali selain namanya.

dan mungkin karena Minhee lebih memilih untuk dekat dengan Jungwon dan mengabaikannya membuat Jay merasa terasingi, ia semakin menaruh dendam pada Jungwon.

"aku selesai, duluan."

sarapan Jay yang belum habis ia tinggalkan begitu saja, Ayah menatapnya penuh tanda tanya sedang Bunda berniat untuk menghadangnya. namun urung karena Heeseung lebih dulu menahan kedua orangtuanya untuk menahan Jay, sebagai yang tertua dan yang selalu ada di sisi mereka Heeseung jelas tahu ada yang salah

dengan mereka bertiga. suara pintu yang ditutup kencang membuat perkiraan-perkiraan yang ia buat semakin menemukan titik terang.

Minhee dan Jungwon sontak terdiam mendengar pintu rumah dibanting oleh Jay, sesaat setelahnya Minhee mendumel. "gada adab tu orang, salam kek apa kek main pergi gitu aja. kalo marah mah marah aja, gausah kaya bocah gitu juga lah!"

ocehannya semakin membuat Heeseung paham, memang ada yang tidak beres disini.

"Minhee.. ada apa? kalian lagi ada masalah?" pertanyaan dari Bunda membuat Minhee bungkam, ia bisa saja menjawab jika Jungwon tidak menahannya. dan membuat semua tatap mata mengarah padanya.

"ini salah Jungwon..." ucapnya ditengah keheningan.

Heeseung meninggalkan laptopnya dan beralih menatap Jungwon penuh tanda tanya, mengharapkan sebuah penjelasan dari yang lebih muda.

"harusnya sedari awal Jungwon gak ketemu sama kak Jay..." ungkapnya dengan nada penuh penyesalan.

"kenapa begitu? Jay selalu bilang sama bunda kalo Jay senang punya adik seperti Jungwon.. kok Jungwon bilang begitu?"

"itu dulu bunda.. kak Jay berubah sejak masuk SMA, dan semua karna Jungwon.. kak Jay nyesal udah bawa Jungwon ke kalian.. dan harusnya memang Jungwon gak dibawa sama kak Jay kerumah ini... harusnya memang sedari awal Jungwon ditinggal saja di jalanan malam itu, harusnya--"

"apa sih Jungwon? kok ngomongnya gitu, nggak.. ini cuma karna Jay butuh waktu, nanti juga balik lagi," Heeseung menarik Jungwon kedalam pelukannya. ia tahu pasti bahwa Jay sangat menyayangi adiknya yang satu ini.

Pagi itu ada satu yang sebenarnya ingin Jungwon ceritakan, tapi entah mengapa ia tidak memiliki kuasa untuk sekedar melanjutkan ceritanya. pelukan Heeseung terlampau hangat hingga rasanya ia tidak tega harus menceritakan lebih lanjut apa yang sedang terjadi diantara dirinya dan Jay. ia tidak mau Jay dimarahi oleh kedua orangtuanya dan Heeseung nanti, jika dirinya benar-benar menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Pagi itu juga Minhee benar-benar memperkenalkan dirinya pada pacarnya yang ternyata sudah kuliah, satu tahun diatas Heeseung. Hwang Yunseong namanya. meskipun ia lebih tua satu tahun namun ternyata mereka satu angkatan, Yunseong mengatakan bahwa ia memilih gap year karena sibuk mengurus usaha bisnis yang ia kembangkan sendiri. Jungwon kagum pada pencapaian Yunseong, begitu pula dengan Minhee yang sesekali memuji pacarnya. melihat tatapan penuh sayang yang diberikan Yunseong pada Minhee membuat Jungwon agak iri.

bukan apa, hanya saja. sebelum semua ini terjadi Jay juga memperlakukan dirinya sebaik Yunseong memperlakukan Minhee.

Dan pada akhirnya Jungwon hanya bisa menghela napas, berharap helaan napas itu membuat rindunya berkurang. hari itu harapan di pagi hari Jungwon terkabul ia sama sekali tidak melihat Jay, selain kelas mereka yang beda lantai dan Jungwon yang tidak keluar kelas sama sekali. ia memilih untuk pulang lebih dulu dari Jay, ia mendapat kabar dari Minhee kalau Jay dan teman-temannya akan bermain basket lagi seperti hari jum'at kemarin, dan dipastikan akan pulang sore.

kesempatan itu Jungwon pakai untuk pulang lebih cepat dari Jay, ia juga berhasil menghindari gerombolan gadis yang mungkin akan merundungnya lagi. ia sudah lebih pintar membaca situasi.

Hanya Sebuah Kisah Klasik < Jaywon + Minhee >Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang