Satu ; Tunggu dulu.

124 16 0
                                    

Tunggu dulu,
Sebentar biarkan ku ceritakan satu cerita klasik sebelum kamu memilih untuk pergi. Ku harap kamu paham... bahwa cerita yang ingin ku ceritakan bukan hanya sekedar dongeng.

siapkan?
diam mu ku anggap sebuah anggukan, siap.

Cerita ini berawal ketika seorang anak kecil tersesat di hiruk pikuknya perkotaan tengah malam, tidak ada yang ingin membantu. padahal anak ini sudah menangis meraung meminta untuk pulang. hingga tiba-tiba saja seorang anak kecil lainnya menghampiri, tanpa mengatakan apapun anak yang di perkirakan lebih tua beberapa tahun dari yang sedang menangis menyodorkan sebungkus permen berperisa strawberry.

"kamu tersesat ya? jangan menangis, ini aku punya permen.. abang ku bilang, dulu ketika aku menangis aku akan diam jika sudah di beri permen.." katanya dengan senyum yang tak kalah manis.

"t-terimakasih..." lirih yang lebih muda, mengambil permen dari yang menghampiri dengan tangan kanan. ibunya selalu mengatakan untuk mengambil pemberian orang menggunakan tangan kanan.

"siapa nama mu? mau ku temani sampai ibu atau ayah mu datang?" tanya lagi tanpa mengalihkan perhatian.

lantas anak tadi menyebutkan namanya dengan sedikit terisak, ia memberikan kertas yang tadi ibunya selipkan pada boneka beruang yang sedang ia peluk. ibunya tadi mengatakan untuk memberikan kertas ini pada siapapun yang menolongnya, jadi si manis yang sedang mengemut permen itu memberikan kertas tersebut pada yang lebih tua.

'Yang Jungwon, 9 februari 2004.
aku tidak bermaksud untuk membuangnya, aku menyayanginya. tapi aku tidak punya pilihan. tolong jaga dia dan jangan ingatkan dia dengan ibunya, ia tidak punya ayah. tapi jika suatu saat ia menanyakan keberadaan ibunya, katakana pada anakku bahwa ibunya sudah berada di surga. bersama ayahnya. dan terakhir, jangan mencari keluarganya lagi. ia tidak punya keluarga selain diriku sebagai ibunya. ku tinggalkan semua uang yang ku punya saat ini pada kantung bajunya, kau bisa menggunakan itu untuk sementara waktu.'

sontak yang lebih tua terdiam kaku, jadi anak ini di buang?

Jay menelisik penampilan Jungwon, anak manis yang sedang mengemut permen pemberiannya ini memakai pakaian yang rapih. baju kuning cerah dengan celana jeans biru muda, tas bergambar animasi minion dan boneka beruang coklat dalam pelukan.

ibunya pasti benar-benar menyayangi anak ini, hanya saja memang ada hal mendesak yang memaksa wanita itu menelantarkan Jungwon di tengah hiruk pikuk nya ibu kota nyaris tengah malam.

"um... Jungwon ya, namaku Jay, Park Jay. aku lebih tua dari mu dua tahun, jadi kamu bisa memanggilku kak Jay.. kamu ingin ikut dengan ku? aku punya abang, namanya Bang Heeseung ku yakin kamu pasti akan menyukainya!"

Ah, beruntunglah. anak yang menghampirinya ini pandai membaca situasi. padahal umurnya belum genap sembilan tahun.

Jungwon agak ragu mereka baru bertemu, dan ia masih ingat ibunya pernah mengatakan untuk tidak sembarang ikut dengan orang baru. tapi anak yang lebih tua dua tahun di hadapannya ini terlihat meyakinkan, lama berpikir Jay tahu bahwa yang lebih muda ini ragu.

"ayo, tidak perlu takut. aku juga sama sepertimu, jadi ayo ku bawa kamu menemui abangku dan kita pulang!" ucapnya yang saat itu bahkan Jungwon tidak mengerti apa maksudnya. tapi melihat uluran tangan Jay membuat mata Jungwon berbinar, seperti menemukan cahaya dalam kegelapan

"i-iya ayo.." lirih yang lebih muda menyambut uluran tangan itu.

saat itu masih tahun 2010 dimana Yang Jungwon kecil yang seharusnya belum mengenal keras dunia harus dengan terpaksa mengenal bagaimana kejamnya dunia lebih dulu.

Jay menghantarkan Jungwon pada Heeseung dan orangtuanya, mereka menyambut kedatangan Jungwon dengan senang hati. terlebih setelah Jay memberikan kertas yang terlebih dahulu Jungwon berikan padanya. Jungwon akhirnya dibesarkan oleh keluarga Lee dengan senang hati, seperti anak bungsu asli yang selalu di manja. ia bahkan disuruh untuk memanggil kedua orangtua Heeseung dengan sebutan ayah dan bunda. Jungwon kecil mana bisa menolak? terlebih akhirnya ia bisa memanggil seseorang dengan sebutan 'Ayah' seperti yang selalu ia dambakan.

Hanya Sebuah Kisah Klasik < Jaywon + Minhee >Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang