❏; Mau Restock Rasa Malu

260 85 195
                                    

13 | 𝙼𝚊𝚞 𝚁𝚎𝚜𝚝𝚘𝚌𝚔 𝚁𝚊𝚜𝚊 𝙼𝚊𝚕𝚞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13 | 𝙼𝚊𝚞 𝚁𝚎𝚜𝚝𝚘𝚌𝚔 𝚁𝚊𝚜𝚊 𝙼𝚊𝚕𝚞

⇠⇢

Beli rasa malu di Indomaret ada nggak ya?

⇠⇢

Weekend adalah waktu yang tepat untuk merehatkan tubuh dari segala aktivitas yang menyerang selama hari kerja berjalan. Mungkin mereka akan menghabiskan waktu untuk bersembunyi di bawah selimut sampai jenuh sendiri, atau mungkin memilih berakhir pekan bersama keluarga. Tapi agaknya kata istirahat tak berlaku untuk Dimas saat ini. Masalahnya, di pukul tujuh lewat lima menit, pintu kamarnya sudah digedor dengan ricuh, diikuti seruan sang adik dari luar.

Matanya berat, ingin terus memejam. Selepas sesi curhat semalam dengan Kejora, niatnya Dimas ingin langsung menuju ke alam bawah sadar sepenuhnya, namun urung niatnya ketika Tino menghubunginya. Dimas kembali larut dalam obrolan bersama Tino sampai pukul dua dini hari. Tak heran jika lelaki itu kini merasakan berat pada bagian matanya. Meski mencoba menulikan telinganya, tapi tetap saja ... Dimas tak benar-benar tuli. Suara itu masih saja menyerang kupingnya. Ia pikir Kejora akan lelah sendiri nanti, namun pikirannya terbang begitu saja ketika punggungnya terkena bogeman guling dengan kencang.

"Dek?!" Jelas, dua bola mata itu terbuka sempurna. "Lo, tuh, sabar dikit bisa nggak?"

Kejora melotot, merasa bahwa ia sudah cukup sabar selama kurang lebih satu jam lamanya hanya demi menunggu kakaknya ini bangun. Dengan seenak udelnya, Dimas menyuruh Kejora untuk sabar sedikit?

Sabar sedikit dodol-dodolmu!

"Udah sabar dari jam en—eh, enggak, jam lima lebih lima puluh sembilan menit! Tapi Abang aja yang nyebelin. Udah dibilang, anteriiin, tapi molor aja yang digede-gedein."

Helaan napas berat keluar, gagal sudah rencana santai di hari Sabtu. Padahal, suasana dingin pagi ini begitu mendukungnya untuk bermalas-malasan di bawah selimut. Tapi ya sudah, Dimas hanya mampu mengalah daripada memperpanjang masalah. Maka dengan berat hati dan mata yang masih setengah mengantuk, ditambah nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, laki-laki itu bangkit dari ranjangnya. Menyempatkan diri untuk menatap sebal ke arah sang adik yang kini justru tersenyum lebar ketika melihat Dimas bangkit dari ranjang.

"Awas lo, ya."

"Abang ganteng, deh." Begitu kata Kejora, mendudukkan pantatnya di atas ranjang, memperhatikan Dimas yang meraih beberapa helai pakaian dari lemarinya.

"Emang."

Laki-laki itu menyambar handuknya, sebelum akhirnya berlalu keluar kamar, membiarkan Kejora yang masih terduduk di atas kasur. Senyum yang semula terpancar, perlahan memudar. Gadis itu menyentuh dadanya yang berdetak cukup kencang tiba-tiba. "Nanti gimana ngomongnya, ya?"

↺↺↺

Olimpiade semakin dekat, anak-anak dipaksa belajar lebih lama dari biasanya. Seperti saat ini, di Sabtu pagi pukul sembilan tepat, para calon peserta olimpiade sudah berkumpul di perpustakaan utama guna mendapati bimbingan khusus. Salah satu yang menjadi alasan kenapa Kejora dengan liar mendobrak pintu kamar Dimas, ya ... karena ini.

[✓] Astrogeo┆Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang