Barang pertama yang Baekhyun tidak harap lihat saat ia membuka tas adalah sebuah kantung plastik hitam berisikan satu setel seragam olahraga ukuran XL—nametag Park Chanyeol tertempel pada bagian dada kanan.
Baekhyun seketika menganga, memegang atasan olahraga sang adik sambil menatap pakaian itu linglung. Bau deterjen mahal keluarga Park masih tercium segar melalui pori-pori seragam, dan hal tersebut membuat Baekhyun semakin linglung dan well, jijik. Bagaimanapun juga—tidak bisa dipungkiri—ini adalah seragam yang telanjur menyimpan rangkaian sejarah atas penyerapan keringat maupun bau badan keparat itu sendiri. Ugh, menggelikan! Malas melipatnya rapi, Baekhyun langsung mendesak paksa seragam sang keparat ke dalam kantung plastik guna ditali mati. Aksi barusan pasti menjamin seragam Chanyeol untuk menjadi kusut tidak karuan.
Baekhyun membaringkan kepala ke atas meja, helai rambut tersebar berantakan pada buku latihan matematika. Sial, sial, sial! Kalau sampai hari ini terdapat kelas olahraga dalam jadwal pelajaran si keparat, itu berarti ia akan membutuhkan seragam ini. Dan kalau ia membutuhkan seragam ini, itu berarti Baekhyun—tentu saja—harus mengembalikan seragam ini padanya. Dan kalau Baekhyun harus mengembalikan seragam ini padanya, itu berarti Baekhyun akan dipaksa untuk menemuinya.
Sedangkan...
Baekhyun menoleh ke depan untuk membenamkan wajah pada buku sambil mengerang frustrasi.
...Sang kakak masih belum seratus persen siap untuk menemui Chanyeol—semua disebabkan oleh Peristiwa Berdarah beberapa hari lalu. Ya, Peristiwa Berdarah yang dimaksud adalah peristiwa di mana Baekhyun memecahkan sebuah gelas lalu menginjakkan kakinya di atas pecahan kecil gelas itu sembari menangis lemah. Oh, dan jangan lupakan deretan kalimat dramatis yang keluar begitu saja dari mulutnya. Peristiwa bersejarah itu—tak dapat disangkal—otomatis menurunkan derajat Baekhyun di angka 97% sampai sang kakak tidak mempunyai pilihan selain menghindari Chanyeol selama seminggu—termasuk tidak keluar kamar pada jam-jam tertentu, dan membuang muka tiap kali berpapasan dengan sang keparat di kantin.
Baekhyun mulai membentur-benturkan kepala ke atas meja, mulut komat-kamit membisikkan "Memalukan! Kau memalukan, Byun Baekhyun!"—kilas balik tentang Peristiwa Berdarah berputar untuk yang seratus ribu kalinya dalam otak. Raut waja datar sang keparat ketika Baekhyun menunjukkan darahnya di lantai. Ia yang tidak berhenti menangis, sementara Chanyeol berdiri di sana, ekspresi kosong yang menunjukkan bahwa lelaki itu tidak terbawa suasana dramatis sama sekali. Memikirkan Peristiwa Berdarah selalu membawa migrain ke kepala Baekhyun.
"Hey, kau kenapa?"
Suara lembut Minseok mengganggu kabut pikiran Baekhyun. Ia menoleh untuk menyaksikan sang teman menduduki kursi sebelah, membungkuk ke samping guna mengeluarkan buku latihan matematika dari tas. "Kau sudah menyelesaikan tugas?"
"Sudah," jawab Baekhyun loyo, masih terpengaruh ingatan mengenai Peristiwa Berdarah.
"Bagus," Minseok mengulurkan tangan sambil menggerakkan jemari. "Berikan bukumu." Terlalu lemas untuk menegakkan tubuh, Baekhyun berhenti menggunakan buku latihan matematika sebagai alas tidur, dan melemparnya ke meja Minseok. Siswa berparas imut itu serontak berseri- seri. "Love you, Baekhyun-nim."
Baekhyun mengambil buku paket matematika Minseok sebagai pengganti bantal. Mengalihkan pandangan ke luar jendela, ia tengah memikirkan cara untuk mengembalikan seragam pada Chanyeol tanpa harus menemui sang adik secara langsung. Pikiran tambah berkecamuk, Baekhyun menoleh ke samping, mengamati sekilas Minseok yang terlihat sibuk menyalin jawaban dari bukunya, menghela nafas lesu sebelum akhirnya menoleh lagi ke luar jendela. Ia bisa saja seenaknya masuk ke kelas Chanyeol (Baekhyun adalah seorang senior, after all; bukan hal yang mengejutkan apabila ia mendapat kebebasan khusus untuk masuk ke ruang kelas junior) guna menaruh kantung plastik tersebut di atas meja. Namun, seperti ada pepatah berbunyi "melakukan tidak semudah berbicara", jika Baekhyun memberanikan diri untuk tetap melakukan hal di atas, ia takut akan konsekuensi terjadinya kegemparan luar biasa. Keempat pertanyaan di bawah ini mungkin akan terlontar dari seisi penghuni sekolah:
KAMU SEDANG MEMBACA
Return of the Dandelion 《ChanBaek》 [✔]
FanfictionMengerjakan ratusan soal Matematika rumit, setumpuk pekerjaan rumah, serta berbagai PPT untuk dipresentasikan - Baekhyun sudah terbiasa dengan itu semua. Tetapi seorang adik yang sangat membangkang, sulit diatur, tidak sopan, dan... apa? Pemimpin...