Chapter 8: 𝘚𝘶𝘳𝘱𝘳𝘪𝘴𝘦!

1.3K 164 17
                                    

Baekhyun pikir jabatan pemain basket cadangan yang ia sandang beberapa tahun lalu sungguh sia- sia sekarang.

Pasalnya sepanjang pertandingan berlangsung, ia sama sekali tidak mengerti apa yang tengah terjadi di lapangan. Kala semua murid berseru senang maupun kecewa, Baekhyun hanya menatap mereka aneh: mulut menganga serta dua alis tertaut bingung, berulang-kali mengganggu konsentrasi orang terdekat—ahem, Minseok—untuk memberi penjelasan ulang secara detail ("Yah! Ada apa? Kenapa mereka berteriak histeris begitu?" Baekhyun terus-terusan bertanya, dan Sehun memutar mata). Minseok sering tidak menghiraukan, memilih untuk ikut meneriakkan lantang yel-yel tim basket The Caspians bersama ratusan murid lain daripada meladeni Baekhyun. Akhir cerita, Baekhyun mungkin menjadi satu-satunya manusia di sana yang ketinggalan jauh.

Meringis, ia lantas mengembalikan tatapan ke depan—memandang tanpa ekspresi selagi Chanyeol berlari cepat menyusuri beberapa lawan pemain, satu tangan sibuk melakukan dribble bola cukup mengesankan. Jeritan murid-murid sekolah yang memenuhi arena olahraga tidak mengacaukan konsentrasi sang keparat sebab nyaris beberapa detik kemudian, ia berhasil menghindar dari serangan lawan dan melompat tinggi, begitu mudahnya memasukkan bola ke dalam ring. Lengkingan para murid seketika terdengar, dan di saat yang sama, Baekhyun mengeraskan pijatan pada pelipis—stres menghadapi sekelompok siswa di sekitarnya yang bersikap terlalu berlebihan. Demi dewa, ini pertandingan basket, bukan konser Big Bang.

Salah seorang adik kelas perempuan, yang Baekhyun ketahui namanya sebagai Yoo Jiae, menghampiri mereka dari belakang—membagikan beberapa banner mungil untuk mereka pegang. "Harap berdiri dan lambaikan ya, sunbae-nim," ujarnya pelan dan lembut—beruntung Minseok, Joohyun, dan Baekhyun bisa menangkap apa yang ia katakan. "Terima kasih." Jiae lalu membungkuk sopan, secara tidak langsung menuai apresiasi tersendiri dari Baekhyun (ia sangat menghargai adik kelas yang hormat pada kakak kelas), dan kembali ke tempat duduknya.

Sungguh, Baekhyun tidak keberatan melambaikan banner seperti seorang maniak gila—after all, reputasinya dahulu di sekolah adalah seorang mood-booster. Namun dengan apa yang tertulis di banner tersebut, alangkah baiknya apabila ia harus berpikir dua kali.

#ChanyeolPastiMenang.

Baekhyun memandang banner tersebut jijik. Apa kau bercanda?  Yang ada Chanyeol pasti akan menghinanya habis-habisan sepulang pertandingan—jika ia benar-benar melakukan apa yang hoobae itu minta. Diam-diam menggelengkan kepala, ia melempar banner tersebut ke pangkuan Sehun, yang tidak seberapa menghiraukan karena asyik bermain Clash Royale di ponsel iPhone tersayang. "Untukmu," kata Baekhyun datar, dan Sehun, masih terpaku dalam permainan, hanya melirik wajah Baekhyun dan banner itu sejenak, sebelum mengangguk pelan—tatapan mata tidak fokus.

Tiga menit lagi pertandingan akan berakhir, dan The Caspians telah unggul dua belas poin di atas Winner. Meski begitu, Chanyeol tidak lelah-lelahnya menyumbangkan banyak goal demi keharuman nama sekolah mereka. Barusan, ia sukses mencetak satu goal tambahan dengan memasukkan bola dari kejauhan. Bola tersebut terlempar sempurna, terbang lurus melewati banyak pemain di bawahnya—yang tampak terpukau—lalu masuk ke dalam ring. Baekhyun harus akui atraksi barusan sangat hebat hingga ia terus menepukkan tangan terpesona.

"Tak diragukan lagi!" Joohyun berseru kencang, melambaikan banner ke sana-sini—melompat- lompat seperti seorang cheerleader. "Park Chanyeol, Master of Three-Point Shoots!"

Seorang MC (atau wasit? Baekhyun tidak peduli) dari pertandingan kemudian membunyikan peluit sebagai tanda bahwa permainan telah berakhir. The Caspians memeluk satu sama lain erat, seruan kemenangan tenggelam di antara jeritan para supporters mereka. Jongin dan beberapa pemain lain tiba-tiba menggotong Chanyeol menggunakan tangan mereka, otomatis mengagetkan sang kapten yang terlihat sangat berbahagia. Baekhyun tersenyum melihat mereka, perasaan bangga memenuhi dada. Ternyata keparat itu bisa berprestasi juga—well, sejak dahulu kala, namun Baekhyun terlalu gengsi untuk mengakuinya.

Return of the Dandelion 《ChanBaek》 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang