Baekhyun tidak menyangka ia akan mendapat kejutan mencengangkan di pagi hari.
Setengah melompat, ia hampir melemparkan ponsel Samsung tersayang dari genggaman—agak berteriak lumayan dramatis selagi ia cepat-cepat menampa ponsel tersebut menggunakan dua lengan sebelum benar-benar jatuh tragis ke lantai. Baekhyun menghembuskan nafas lega lewat mulut, asap putih mengepul sekilas kemudian menghilang di antara udara yang dingin. Ia menggelengkan kepala, mencengkram dada seraya memandang galak sebuah objek bertinggi abnormal di hadapannya dari bawah ke atas. "What the hell," adalah apa yang Baekhyun mampu katakan setelah ia dan objek tersebut menghabiskan waktu sekurang-kurangnya empat detik untuk menatap satu sama lain tanpa ekspresi.
Chanyeol menyeringai. Ia mendekatkan wajah sambil menggerak-gerakkan alis jahil. Baekhyun mengerutkan hidung jijik. "Kau kaget, Baekhyunee?"
Sang kakak memutar mata. Oh, bagaimana bisa ia tidak kaget? Hari ini ia bangun satu jam lebih awal dari yang lain untuk menghindari antrean panjang pengambilan jatah makan pagi—tak peduli jika itu berarti ia harus makan sendirian bak seorang bocah anti-sosial di ruang makan. Berpakaian seadanya (t-shirt kuning terang kumel belum disetrika, celana jeans, serta mantel hitam tebal), Baekhyun membuka pintu kamar dan demi Tuhan, ia bersumpah jantungnya sungguhan copot saat mendapati seorang Park Chanyeol berdiri di depan pintu—rambut kecokelatan yang biasa ia biarkan berantakan terbungkus rapi oleh beanie hitam polos, menyisakan poni depan sealis menyamping yang membuatnya terlihat tiga kali lebih muda.
Menutup pintu kamar agak pelan—karena Minseok masih tertidur damai di atas tempat tidur, Baekhyun menyilangkan kedua lengan di dada. "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Menemanimu makan pagi," jawab Chanyeol, tersenyum lebar main-main dan percaya diri, seakan-akan itu adalah fakta yang tak terbantahkan. Baekhyun harus menahan diri untuk tidak merontokkan gigi-gigi sempurna sang adik dengan palu. Chanyeol lalu meraih pergelangan tangan Baekhyun, menarik yang lebih tua mendekat agar ia dapat berbisik dalam suara agak serak: "Ayo ke ruang makan."
Mereka berjalan bersama—dengan Chanyeol menggenggam erat kelingking Baekhyun, sedikit perlahan dan bermalas-malasan, karena keduanya sibuk mengamati berbagai lukisan indah yang terpajang memenuhi dinding-dinding villa. Baekhyun diam-diam menoleh ke samping untuk memandang seluruh jemari tangan kanan Chanyeol yang sesekali mengusap-usap jari kelingking kirinya pelan—tak sekalipun melepasnya dari genggaman. Ia menyipitkan mata bingung. Kenapa Chanyeol hanya memegang kelingkingnya jika ia bisa memegang seluruh jemarinya? Menggelengkan kepala atas pertanyaan kekanak-kanakkan itu, Baekhyun mendongak untuk menatap Chanyeol waswas. "Apa agendamu hari ini?" tanyanya basa-basi.
Chanyeol menoleh, menundukkan kepala sedikit agar ia dapat membalas tatapan Baekhyun— argh, perbedaan tinggi mereka terkadang memang menyusahkan. "Hari ini?" ia mengulangi, mengembalikan pandangan ke depan lalu menatap Baekhyun lagi sambil tersenyum kecil. "Joohyuk mengajakku jalan-jalan ke pantai. Kami akan bersepeda—" Ia terhenti sejenak, ekspresi serius seperti menimang-nimang sebelum membelalakkan mata seolah menyadari sesuatu. Baekhyun merasa iri akan kedua mata lebar milik ibu yang diwariskan pada sang adik. "—ah, Baek! Kau harus ikut!" Chanyeol sedikit berseru, "Akan ada banyak seafood di sana! Bukankah kau suka seafood?"
Mendengar kata kunci seafood, Baekhyun pun tidak kalah semangat untuk mendadak fanboy. "Seafood?!" ia hampir berteriak, suara lengkingnya menggema di ruangan, membuat Chanyeol harus menempelkan telapak tangan di sekitar mulut sang kakak. Baekhyun menggelengkan kepala sekali sambil menyingkirkan tangan Chanyeol kasar. "Aku ikut!" ia lantas berseru lagi, tersenyum gembira, sebelum flashback akan pesan group chat KakaoTalk buatan Jongin tiba-tiba muncul di kepala dan menghancurkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return of the Dandelion 《ChanBaek》 [✔]
FanfictionMengerjakan ratusan soal Matematika rumit, setumpuk pekerjaan rumah, serta berbagai PPT untuk dipresentasikan - Baekhyun sudah terbiasa dengan itu semua. Tetapi seorang adik yang sangat membangkang, sulit diatur, tidak sopan, dan... apa? Pemimpin...