Jika ada satu hal yang Chanyeol anggap paling berharga di dunia, maka itu adalah keluarga.
Di usia yang baru saja menginjak enam tahun, ia mengungkapkan perasaannya terhadap mereka lewat puluhan kertas A4 kosong—mencoretkan berbagai krayon warna-warni pada media tersebut guna membentuk gambar sederhana akan empat orang yang saling bergandengan tangan. Ayah akan ia deskripsikan dalam sebuah figur yang tinggi, berdiri di sebelah kiri paling pojok sambil mengenakan seragam kerja berwarna biru yang sering ia pakai setiap hari. Chanyeol kemudian akan menggambar ibu di pojok sebelah kanan, tubuh agak lebih pendek dari ayah—rambut panjang kecokelatan berada di sekitar bahu. Di tengah-tengah pasangan tersebut, barulah akan ia gambar dua anak laki-laki bertinggi badan hampir sejajar. Yang satu berdiri di sebelah ayah, rambut kecokelatan jiprak—yakni Chanyeol sendiri, dan yang lain berwarna rambut persis dengan poni depan sealis. Chanyeol tersenyum saat ia menggoreskan sejumlah krayon guna mewarnai gambar anak laki-laki itu.
Baekhyun-hyung.
Ia adalah kakak semata wayang Chanyeol. Lahir setahun lebih awal dan mempunyai ciri-ciri yang berbanding terbalik dengan sang adik. Jika Chanyeol memiliki fisik yang agak gemuk—bermata besar, bertelinga lebar, dan jarang bergaul, maka Baekhyun adalah sebaliknya. Ia dilahirkan dengan tubuh yang kurus, mata mungil yang akan membentuk bulan sabit tiap ia tersenyum, serta sepuluh jari kecil yang lentik dan indah. Baekhyun adalah seorang anak populer; ia mempunyai banyak teman dan disenangi semua guru karena perilakunya yang ceria. Kecantikan ibu yang diwariskan pada wajah Baekhyun semakin membuat kakaknya itu terlihat sempurna. Chanyeol sampai lupa seberapa sering Baekhyun menerima pujian dari teman-teman, sanak-saudara, maupun para tetangga karena parasnya yang elok.
Meski begitu, Chanyeol tidak pernah merasa iri terhadap seluruh perhatian yang orang-orang berikan pada Baekhyun. Asalkan orang-orang itu tidak menyihir Baekhyun untuk mengurangi perhatiannya pada Chanyeol, tentu saja.
Chanyeol bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ibu mengurusnya karena selama ini Baekhyun- lah yang melakukan semua tugas itu. Ia menyediakan air panas untuk Chanyeol, menggosokkan sabun pada punggung Chanyeol saat ia bermain busa di bathtub sekaligus mengeramasi rambut sang adik. Baekhyun menyiapkan bekal makan siang; ia memaksa Chanyeol untuk makan sayur, membangunkan sang adik pagi-pagi agar mereka bisa olahraga bersama, juga membantu Chanyeol mengerjakan pekerjaan rumah. Kesibukan total orang tua mereka yang tidak terbendung memaksa Baekhyun untuk menjadi pengganti sementara dalam mengurus Chanyeol.
Keseringan mereka menghabiskan waktu bersama membuat Chanyeol tidak bisa terlepas dari Baekhyun. Ke mana pun Baekhyun pergi, Chanyeol harus mengikutinya—jika itu tidak terlaksana, maka Chanyeol akan sengaja menangis sekeras mungkin supaya Baekhyun meladeninya. Hal itu sering-kali merepotkan, sebab teman-teman Baekhyun terang-terangan mengomel bila sang adik membuntuti Baekhyun di sela-sela permainan petak umpet mereka—kehadiran tidak diinginkan anak gemuk tersebut jelas mengacaukan semuanya. Mereka diam-diam akan mendelik ke arah Chanyeol, berbisik kepadanya untuk berhenti mengganggu mereka—tetapi itu justru mengeratkan pegangan Chanyeol pada lengan Baekhyun. Chanyeol cuma tidak ingin anak-anak itu merebut Baekhyun darinya.
"Chanyeol juga ingin bermain," adalah alasan klasik yang Baekhyun katakan kepada teman- temannya; ia tidak menghiraukan komplain mereka dan membiarkan sang adik merekat di sebelahnya seperti lem. Tak tahu kenapa ada suatu perasaan puas di benak Chanyeol setiap Baekhyun memilihnya ketimbang mereka. Sebuah pikiran akan Baekhyun yang merasa lebih nyaman di dekatnya membuat Chanyeol bahagia; mungkin itulah sebabnya Chanyeol sengaja merecoki Baekhyun kali-kali ia melihat kakaknya bermain dengan anak selain dirinya.
Terkadang Chanyeol bertanya-tanya kenapa ia begitu tergantung pada Baekhyun—mengagumi sang kakak setengah mati hingga ia enggan berjauhan dengan Baekhyun. Kenapa ia merasa sangat nyaman bila Baekhyun berada di dekatnya—mendekapnya dalam kehangatan yang menenangkan saat ia tidak bisa tidur karena mimpi buruk. Kenapa suasana hatinya memburuk jika ia memikirkan Baekhyun yang menghabiskan terlalu banyak waktu dengan anak-anak lain. Kenapa ia suka melihat Baekhyun tersenyum dan tertawa—merasakan darahnya berdesir saat mata kakaknya berubah menjadi bulan sabit mungil yang indah.
![](https://img.wattpad.com/cover/277255162-288-k223074.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Return of the Dandelion 《ChanBaek》 [✔]
FanficMengerjakan ratusan soal Matematika rumit, setumpuk pekerjaan rumah, serta berbagai PPT untuk dipresentasikan - Baekhyun sudah terbiasa dengan itu semua. Tetapi seorang adik yang sangat membangkang, sulit diatur, tidak sopan, dan... apa? Pemimpin...