Chapter 13: 𝘛𝘩𝘦 𝘉𝘢𝘳𝘳𝘪𝘦𝘳 𝘉𝘦𝘵𝘸𝘦𝘦𝘯 𝘜𝘴

962 133 24
                                    

Tak mengejutkan bila Baekhyun terbangun dalam kondisi mata yang cukup bengkak, kantung hitam masing-masing bertengger di bawah sepasang bulan sabit mungil tersebut. Baekhyun mengernyit saat ia dihadapkan oleh refleksi dirinya yang terlihat pucat: bibir sangat kering hingga mengelupas dan wajah yang murung. Ia pun kembali menyalakan keran untuk menampung air pada telapak tangan dan berulang-ulang membasuh bagian mata—memijat sekaligus menggosoki bagian itu agar kebengkakan di sana berkurang. Baekhyun menghela nafas, dinginnya air yang mengalir dari dahi menuju ke dagu lambat-laun menyegarkan pikiran, mengakibatkan otot-otot pada wajahnya sedikit lebih rileks.

Arah jarum jam dinding tengah menunjuk pada angka delapan ketika Baekhyun meninggalkan kamar untuk makan pagi; wajah terlihat jauh lebih segar dan aroma wangi menguar kemana-mana. Menghabiskan waktu berjam-jam guna berendam air panas di bathtub adalah apa yang tadi ia lakukan untuk menenangkan diri. Bagaimanapun juga, Baekhyun telah terjaga semalaman guna meladeni setumpuk beban pikiran yang seolah menyebabkan punggungnya terasa lebih berat— merampas rasa kantuk yang awalnya sempat singgah. Kebanyakan beban pikiran itu masih tersembunyi di balik kepalanya, memutar ulang memori yang Baekhyun tidak harapkan ingat dan memperjelas sebuah pernyataan tidak masuk akal yang merupakan alasan utama dari insomnianya semalam.

Langkah Baekhyun lalu terhenti di depan meja makan; ia cepat-cepat menoleh ke direksi berlawanan, mengabaikan jantung yang tiba-tiba bekerja tidak stabil oleh pandangan sejenak akan punggung Chanyeol di ruang makan. Baekhyun menggigit bibir, menghembuskan nafas pelan berkali-kali guna memaksa jantungnya untuk berdegup seperti semula. Ia benci perasaan ini— sebuah perasaan menjijikkan yang membuat Baekhyun tidak sudi untuk bahkan memandang bayangannya sendiri. Jika ia tidak berhati-hati, butiran kristal bening itu bisa tumpah kapan saja dan ia tidak mau dianggap cengeng oleh Chanyeol.

"Baekhyun?" panggil Chanyeol, suara berat yang serak menyeret Baekhyun dari lamunan sehingga ia perlahan menengadah untuk menatap lelaki itu sekilas—menggerakkan bola mata ke arah lain begitu mata mereka bertemu. Chanyeol tetap memandang Baekhyun datar, tangan menyentuh meja makan kaku. "Ayo makan. Aku membuatkan kita roti bakar."

Baekhyun menarik kursi di hadapan Chanyeol, mendudukkan tubuh di atas permukaan tempat duduk—kepala kini setengah tertunduk untuk menghindari tatapan menusuk lelaki itu. Lengan tertopang pada meja makan, ia kemudian mengangkat salah satu tangan untuk menyentuhi kulit mati di bibir, sesekali mengelupasnya paksa sampai berdarah—lidah tak sengaja mengecap rasa asin dari cairan tipis kemerahan tersebut. Baekhyun baru menghentikan kebiasaan buruk itu ketika ia melihat tangan Chanyeol terulur untuk meletakkan sebuah ponsel Samsung familiar di tengah meja. Ia spontan menggumam, alis tertekuk oleh bingung. "Ini..."

Chanyeol memotongi roti bakar tenang. "Kau menjatuhkan ponselmu di parkiran kemarin," terselip jeda selama tiga detik sebab ia meletakkan pisau dan garpu di meja terlebih dahulu. Ia kemudian menatap Baekhyun lagi, kali ini sedikit lebih tajam. "Kau tidak ingat?"

Baekhyun menelan ludah, bulu kuduk berdiri oleh ingatan buruk akan ciuman basah yang Seolguk sebarkan di leher dan rambutnya. Ia diam-diam mengernyit, tanpa menyadari bahwa Chanyeol tengah mengawasi gerak-geriknya dari dekat. "Terima kasih," jawab Baekhyun pelan, bertolak-belakang dengan apa yang Chanyeol tanyakan.

Keduanya lantas sama-sama terdiam, menjadikan santapan roti bakar sederhana di depan mereka sebagai alasan untuk saling mengacuhkan satu sama lain. Baekhyun hendak menancapkan garpu pada sepotong kecil roti bakar ketika Chanyeol mendadak memulai percakapan baru, "Kau baik- baik saja?"

Memasukkan potongan kecil tersebut ke mulut, Baekhyun mengangguk canggung. "Hm."

Tangan Chanyeol terbaring kaku di atas meja makan, jemari setengah mengepal dan merentang seperti menahan emosi. "Bagaimana pestanya kemarin?"

Return of the Dandelion 《ChanBaek》 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang