11.

8.4K 1.2K 839
                                    

  Malam nya...


     "Sudah siap?", tanya Sanzu.

     "Lansung jalan saja", Mikey.

     "Siap laksanakan", Sanzu menancap gas lalu menuju lokasi yang tertulis di ujung surat, tulisan itu sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop.

    "(Name), kau tak apa?", tanya Rindou.

    "Rin..", (Name) merengek, Rin tersenyum lembut lalu memeluk (Name).

    "Aku bukan lacur kalian, kenapa mulutnya jahat sekali", (Name) terisak.

    "Tenang (Name), akan ku sobek mulutnya sampai dia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun", Sanzu.

     "Aku yang akan melakukan itu", tangisan (Name) terhenti, Rindou kaget melihat tatapan tajam (Name).

- - - -

     Kreett

   Pintu gudang tempat mereka bertemu dengan Mohito terbuka, disana sudah berdiri Mohito yang menggunakan jas hitam. Disana juga sudah disiapkan beberapa orang bersenjata, (Name) berjalan ke tengah sendiri.

   Mohito menjentikan jarinya, seketika Mikey dan lainya terikat. (Name) melebarkan matanya dan reflek berlari kearah mereka namun ditahan oleh Mohito, ia menahan lengan (Name) lalu mengusap pipi (Name), jijik rasanya.

     "Gadis jalang lebih baik diam, atau aku perkosa sekarang juga", ucap Mohito, (Name) diam dan duduk dikursi yang sudah disediaakan oleh bawahan Mohito.

     "Bagaimana Mikey, menyesal?", ucap Mohito sambil tertawa.

     "Tidak, aku bersyukur kau mengambil  jalan itu", jawab Mikey sambil tersenyum.

     "Sudah lama aku muak dengan nya", Ran.

     "Percuma, dia hanya gadis polos, kau tak akan puas hanya dengan menjebol nya", Takeomi.

     "K-kalian...."

     "Maaf ya, kau sebenarnya simpanan kami yang ke 3", Mochi.

     "Uso", (Name) menangis.

















     "Gadis manja", Rindou.














     "Tentunya", Mikey.


















     "Dan itu... ", Takeomi.

















     "Adalah sifat gadis ku", Ran menyeringai.




   BRAAKK





   Beberapa bawahan Mohito tumbang, darah bercucur dari leher mereka. Ikatan Mikey dan lainya terlepas, mereka semua menyeringai.

     "Anak buah ku", teriak Mohito panik.

     "Bagaimana, aku cocok bukan menjadi bintang film", (Name) tersenyum, Mohito menatap (Name) marah lalu mengeluarkan pistol miliknya.

     "Bagaimana Bonten, jika tidak ada gadis ini maka kalian tamat bukan?", Mohito.

     "Jatuhkan senjata itu sekarang!!", teriak Mochi.

     "Tidak, sebelum aku membunuh gadis ini", Mohito menarik pelatuk nya lalu,



















    DOR

















  


𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang