24.

7.2K 907 660
                                    

   Setelah kejadian malam itu, Sanzu tidak berani macam macam dengan (Name). Paginya, (Name) sudah bisa berjalan namun masih belum terlalu lancar. Rindou selalu setia menemani (Name) sepanjang hari, Rindou terus membantu (Name) membersihkan rumah.

     "(Name), sudah baikan?", tanya Koko sambil mengusap pelan pipi (Name), (Name) mengangguk lalu tersenyum.

  Koko mengeluarkan sesuatu dari sakunya, itu adalah sarung tangan dan kaki bayi. (Name) berbinar lalu mengambil hadiah itu dari Koko, rona merah menghiasi pipi mulus Koko.

 (Name) berbinar lalu mengambil hadiah itu dari Koko, rona merah menghiasi pipi mulus Koko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "Koko arigato", (Name) mengecup pipi Koko, Koko tersenyum lalu meraih dagu (Name).

     "Apapun untuk istri ku, aku ingin segera melihat Koko kecil", ucap Koko snail terkekeh, (Name) tertawa kecil saat mendengar kata kata Koko.

     "Berarti aku memanggil mu, papa?", tanya (Name) sambil memiringkan kepalanya.

     "Iyaa, mama?", balas Koko, mereka tertawa, Mochi yang kebetulan lewat disana mendekati mereka berdua.

     "Ada apa?", tatapan Mochi langsung tertuju pada kaus kaki bayi, ia mengambil kaus kaki itu lalu menatapnya sambil berbinar.

     "Apa aku, akan jadi ayah?", ucap Mochi, pandangannya hanya tertuju pada kaus kaki bayi itu.

     "Semoga, Bonten kecil akan segera datang", ucap Ran tiba tiba, untung saja disaat itu jantung (Name) tidak copot.

     "Ran kau kebiasaan", kesal (Name), Ran terkekeh lalu menatap benda yang dipegang Mochi.

     "Uwo, apa Haitani kecil sudah tumbuh, cepat sekali", kaget Ran, tak lama mereka semua sudah berkumpul disana membahas tentang bayi.

     "Dia akan mirip siapa ya", tanya Sanzu, mereka semua terdiam dan berfikir.

     "Tentu nya aku", bangga Mikey.

     "Bukan, aku yang keluar paling banyak saat itu, benarkan (Name)?", tanya Takeomi, (Name) menggelengkan kepalanya.

     "Kecebong milik kita semua masuk kedalam (Name), kemungkinan besar anak nya akan memiliki sifat campur aduk", jelas Rindou, mereka semua kembali terdiam.

     "Kecebong?", kaget (Name), mereka semua tertawa saat (Name) menyadari perkataan Rindou barusan.

     "Kenapa? Tumben sekali kau lemot", kekeh Koko.

     "Aah tidak, entahlah terlalu cepat rasanya memiliki anak, aku masih ingin bebas", ucap (Name) lalu mempoutkan bibirnya.

     "Tapi memiliki seorang anak itu menyenangkan, aku pernah membaca artikelnya", ucap Sanzu.

     "Tidak apa apa, aku dan Koko akan menyiapkan semuanya", ucap Kakucho lalu mengusap pelan surai (Name).

     "Umm, apa se menyenangkan itu? ", tanya (Name) lagi, mereka semua mengangguk sambil tersenyum.

     "Kami akan sangat menantinya", ucap Mikey, (Name) tersenyum.

     "Baiklah, akan kucoba"







- - - - - -




   Tiga minggu sudah berlalu, disaat itu (Name) merasa tidak enak badan. Kepala nya pusing dan mual mual, semua suaminya sangat khawatir disaat itu. Rindou dan Koko membawa obat anti mabuk yang biasa digunakan untuk jalan jauh, Mikey dan Sanzu mengompres kepala (Name) dengan kain hangat.

     "Aku rasa bukan ini yang aku butuhkan", lirih (Name), mereka semua langsung bingung.

     "Aku mau dorayaki", ucap (Name), dengan sigap Ran mengambil srok dorayaki milik Mikey dan memberinya pada (Name).

     "Ini, makanlah", ucap Ran sambil menyodorkan dorayaki nya, (Name) menatap lama dorayaki itu lalu mengalihkan pandangan nya.

     "Tidak nafsu", (Name) memeluk Sanzu yang berada disampingnya, Sanzu mengusap pelan surai (Name).

     "(Name), mau ke dokter?", tanya Mikey.

     "Tidak mauu", (Name) merengek menangis, mereka semua kaget dan panik. Sanzu membekap mulut (Name) dengan bibirnya, (Name) terlihat menyukai ciuman itu.

     "Cium lagi", pinta (Name) saat Sanzu melepas ciuman nya, Mikey yang tidak mau kalah langsung menarik Sanzu dan bergantian memeluk (Name). (Name) langsung mencium bibir Mikey, Mikey membalas ciuman (Name) dengan lembut.

     "Apa yang terjadi?", tanya Kakucho bingung.

     "Dia berubah drastis", Mochi.

     "Apa mungkin karena udon kemaren?", tanya Takeomi, mereka semua berfikir sejenak, sedangkan Mikey dan (Name) masih menikmati ciuman mereka.

     "Uso", Koko menutup mulutnya.

     "Ada apa?"

     "Kemungkinan besar, (Name) bisa saja hamil, tapi disisi lain bisa saja dia mengalami puber", jelas Koko, mereka semua tercengang saat mendengar nya.

     "Kita tes?", tanya Rindou.

     "Belum coba belum tau bukan?", ucap Takeomi.

   Ran menarik (Name) lalu mengendong nya ke kamar mandi, Ran memberi tespack pada (Name) dan menjelaskan cara memakainya.

     "Kenapa?", tanya (Name), Ran tersenyum lembut.

     "Coba saja, yaa?", ucap Ran lalu mengusap pelan surai (Name).

     "Baiklah", Ran meninggalkan (Name) sendirian, dia menutup pintu kamar mandi dan langsung terduduk.

   Mereka semua tampak cemas menunggu hasil (Name), yang paling khawatir disini adalah Rindou. Ia khawatir jika (Name) akan mengalami sakit parah, Koko mengusap pelan punggung Rindou.

   Sekitar 25 menit, (Name) keluar dari kamar mandi. Mereka semua langsung berdiri dan menatap (Name) tajam.

     "Garis ini, apa artinya", (Name) menunjukan tespack itu pada mereka.

     "Dua? Garis?!", teriak Sanzu.

     "Apa artinya?", tanya (Name) polos, mata mereka tampak berair.

     "Kenapa, kalian kenapa", tanya (Name).

     "KAU HAMIL BODOH!!!!!", teriak mereka semua.

     "Aku? Hamil? Kenapa bisa?", kaget (Name).

     "Saat kita bersetubuh, aaahh aku masih tidak percaya", Koko, (Name) mengusap perutnya pelan, mereka semua gemas saat melihat (Name) melakukan itu.

     "Aku hamil", gumam (Name), Mikey memeluk (Name) erat.

     "Arigato, (Name)", ucap Mikey.

     "Umm, aku menyayangi mu", ucap (Name) membalas pelukan Mikey.

     "Arigato, my wife", teriak mereka sambil terharu.


   'bonten kecil akan segera hadir!!'







tbc

gua depresi nugas ajg, ga kelar kelar tugas masuk teroos,, dah lah capek idup

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang