34.

3.6K 499 71
                                    

"Oi, apa yang kau lakukan, turun kesini bajingan." teriak (Name), drone itu turun lalu memutar sebuah video yang berbentuk hologram.

"Aha!! Sudah ku duga kau anggota Kisanjing." ucap (Name), drone tadi kembali terbang. (Name) mulai mengikuti drona itu, Sanzu dan Ran mengambil beberapa senjata lalu menyerahkan nya pada mantan anggota Bonten.

"Hakazu tidak dapat?" tanya Hakazu, Hiko menjulurkan tangan nya.

"Berikan saja." ucap Sanzu, Rindou menggeleng.

"Dia masih kecil, (Name) akan marah." ucap Rindou, Mikey memberi dua pistol kecil pada kedua anak nya.

"O - oi." panik Rindou, Mikey dengan tenang mengusap rambut mereka.

"Ikuti kata kata papa ya?" ucap Mikey, Hakazu dan Hiko mengangguk. Mereka mulai berjalan, Ran menembak semua kamera yang berada disepanjang jalan.

"Mama!!" ucap Hiko, mereka semua berhenti. Mata mereka tertuju pada laki laki berpakaian rapih yang berjalan dibelakang (Name), mata Sanzu fokus pada kode yang diberikan (Name) lewat jarinya.







'lewati jalan pintas.'












"Ayo cari jalan memutar." ucap Sanzu, Hakazu dan Hiko dengan cepat mengikuti Sanzu. Mochi dan Kakucho kagum akan kewaspadaan kita dua anaknya, aura mereka begitu mengagumkan.

"Aah disana." ucap Rindou, mereka masuk kedalam sesuatu yang berbentuk seperti goa namun bukan goa. Sanzu dan Mikey memimpin jalan nya, Hiko tampak risih saat beberapa tanaman menjalar yang mengikat kakinya. Rindou memotong tanaman itu lalu menggendong Hiko, Hiko mengecup pelan pipi Rindou.

"Arigato, papa." ucap Hiko.

"Sama sama sayang." ucap Rindou, Rindou kembali melangkah kan kakinya.

"Aaah cahaya." ucap Hakazu, Ran menatap sebuah celah. Disana terdapat beberapa orang dengan tubuh gagah sambil memegang senjata, Mochi dan Kakucho menyeringai.

"Aah bagaimana caranya?" tanya Hiko, Takeomi menyeringai. Takeomi mengarahkan bidikan nya di antara celah itu, tangan nya bergerak lincah menarik pelatuk.

"Done." ucap Takeomi, Hakazu dan Hiko berbinar melihatnya. Mochi menendanv kuat dinding yang bercelah tadi, tidak cukup lama sampai dinding itu pecah.

"Aah masuklah, aku akan menunggu disini." ucap Mochi dan Takeomi.

"Papa jaga diri yaa." ucap Hiko, Mochi dan Takeomi mengacungkan jempol mereka.

"Jangan takut, papa Mochi dan Papa Takeomi sangat kuat." ucap Rindou, Hiko mengangguk pelan.

Kini mereka telah sampai pada hall utama, dimana penjagaan nya lebih ketat dari yang tadi. Sanzu dengan cepat nemebas semua orang yang ada disana, Mikey menarik pelatuk pistol nya dengan cepat. Hakazu dan Ran juga ikut membantu, Rindou mengalihkan pandangan Hiko.

"Jangan dilihat yaa, belum cukup umur." ucap Rindou, Hiko mengangguk.

"Selesai, ayo lanjut." ucap Sanzu, mereka kembali bergegas. Ran dan Kakucho mendobrak pintu utama, tubuh Koko terasa dingin saat menatap kepala (Name) yang tergantung.

"Aah, itu bukan (Name)." ucap Mikey, Sanzu mengeluarkan katana nya. Hakazu dan Hiko berada ditengah tengah mereka, tangan kecil Hiko bergetar.

"Tenang, (Name) tidak selemah itu." ucap Kakucho, Hiko menghela nafasnya pelan.

"Wah wah wah sudah datang?"

Mereka menoleh ke arah suara, pria berjas putih dengan aksesoris mahal menghiasi dirinya.

"Maaf ya aku mengundang kalian secara tiba tiba." ucap nya, Hakazu meremas kuat pistol yang ia genggam.

Mikey mendekati lelaki tadi, tampang monyet nya mirip dengan Kisaki.




"Dimana istri ku?" tanya Mikey.

"Itu kepalanya." ucap lelaki tadi.




Satu tebasan berhasil terukir indah ditubuh pria tadi, Sanzu lah yang membuat karya itu.

"Dimana dia dasar bajingan." tanya Mikey lagi, pria tadi sudah lebih dulu tumbang karena sudah kekurangan banyak darah.

"Papa! Ruang bawah tanah." ucap Hakazu, dengan sigap Koko mendekati tempat yang bedada tepat dibawah kepala yang bergantung tadi.

Koko menarik pintu nya, mereka semua kaget saat melihat tangga. Dengan cepat mereka semua menuruni tanggapan tersebut, kini Hiko sudah berpindah ke dalam gendongan Koko.





"(Name)!!!"

"Mama!!!"












"Eeeh, kalian? Sudah sampai?" kaget (Name), Hakazu kaget saat banyak melihat banyak mayad segar yang terbaring dibawah (Name).

"Aah gomen, harusnya kalua mengetok pintu." ucap (Name) sambil mengusap bercak darah yang nemempel pada pipinya, Rindou mengusap pelan bagian pipi (Name).

"Syukurlah kau tak apa." ucap Rindou, (Name) memeluk Rindou erat.

"Mama!!" teriak Hakazu dan Hiko, (Name) langsung melepas pelukan nya dan berlari ke arah kedua anaknya.

"Kalian disini?! Kenapa?! Bahaya tauu!!" cerewet (Name), namun Hakazu dan Hiko tidak mempedulikan nya.

"Mama tidak apa apa kan?" tanya Hiko, (Name) tersenyum.

"Mama oke kok." ucap (Name) sambil mengangkat jari jempol nya.

"Aah aku lupa, mereka akan meledakan pulau ini." ucap (Name), seketika mereka semua menjadi tegang.

"Dimana letak bom nya?" tanya Ran, (Name) menunjuk dirinya.

"Aku bom nya." ucap (Name), Hiko menutup mulutnya kaget.






















tbc

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang