19.

6.9K 1K 361
                                    


"Aahh tidak tidak, tanpa Koko aku tidak bisa hidup", ucap (Name).

(Name) berdiri lalu berjalan ke arah kaca besar yang ada dikamar mandinya, ia menatap tubuhnya yang telanjang dari atas ke bawah. (Name) meremas pelan dadanya, ia berputar melihat pahanya lalu mengusap area pantat nya.

"Yah, disaat aku sangat terobsesi pada Izana aku bahkan sempat mengatakan kalau tubuh ku ini aku serahkan seutuhnya pada Izana, bodohnya hamba mu Tuhan", ucap (Name).

"Tapi jika dilihat lihat, aku langsing dan juga dada ku tidak terlalu kecil, pas pas an si, bagaimana kalau.....", (Name) melepas ikat rambutnya, ia kaget karena melihat bayangan yang ada dikaca itu seolah bukan dirinya.

"Cantik", (Name) mengusap kaca itu, ia tersenyum lalu menarik nafas dalam.

"Tak akan berakhir disini, semuanya akan lebih baik", ucap (Name), ia membilas badannya lalu melilitkan handuk pada tubuhnya.

(Name) berjalan keluar kamar mandi lalu bernyanyi,

"Walau kita tidak lagi"

"Berlari bersama lagi"

"Tetapi......"

"Doa ku ini slalu untuk mu"






BRUUKK


(Name) tersandung lantai, dengan cepat mereka semua menemui (Name). Rona menjalar ke seluruh wajah (Name). (Name) memasuki kamar lalu memakai bajunya, (Name) memakai anting yang mirip dengan anting milik Chipuy. (Name) merebahkan tubuhnya di kasur, ia menatap langit langit atap yang dihiasi dengan stiker bintang.

"Twingkel twingkel, little girl, are you fine now, i hope yes", ucap (Name), ia menutup matanya menggunakan bantal lalu berguling guling.

"(Name)", panggil Koko dari luar pintu, (Name) berdiri lalu membuka pintu kamarnya.

"Koko, ada apa?", tanya (Name), Koko mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, itu adalah kalung berbentuk bunga sakura.

"A - aku membelinya dari toko perhiasan di Dubai, aku harap kau suka", ucap Koko sambil merona, (Name) mengesampingkan rambutnya.

"Tolong pasangkan, Koko", pinta (Name), Koko langsung berdiri belakang (Name) dan memasangkan kalung nya, kalung itu terlihat lebih cantik kalau terkena sinar matahari.

Koko mengecup leher belakang (Name) lalu memeluk (Name) dari belakang. (Name) bisa merasakan deru nafas Koko yang hangat menerpa lehernya, (Name) mengusap pelan kalung itu.

"Apa aku adalah pengganti Akane yang baik?", tanya (Name), Koko mendusel dusel pelan dileher belakang (Name),

"Kau lebih dari Akane", ucap Koko dengan nada berat, (Name) terkekeh lalu mengusap pelan tangan Koko yang melingkar diperutnya.

"Ekhem, apa aku menganggu?", tanya Sanzu dengan wajah kesal nya, Koko dan (Name) menatap wajah Koko tanpa melepas pelukan nya.

"Tidak kok, lanjutkan", ucap Koko dan (Name) bersamaan, Sanzu menghela nafas lalu berjalan mendekati (Name).

Sanzu mencium pipi (Name), (Name) kaget saat ditangan nya sudah memegang sesuatu.

"Boneka", bisik Sanzu lalu mengusap lembut pipi (Name).

"Lucu, arigato Sanzu", (Name) mengecup pipi Sanzu, rona merah dipipi Sanzu menjalar sampai telinga nya.

"Bu-bukan apa apa", ucap Sanzu sambil menggaruk tengkuk belakangnya.

(Name) Sanzu dan Koko turun kebawah menuju ruang tamu, (Name) kaget saat merasakan ada tangan yang masuk ke sela bajunya.

"O - oi!!!", panik (Name), saat melihat kebelakang itu ternyata Mikey.

Mikey mendusel di punggung (Name) sambil mengusap pelan perut (Name), (Name) menahan tangan Mikey lalu menjauhkan tangan itu dari perutnya.

"Ja - jangan", ucap (Name) dengan nada memelas, Mikey mengigit leher (Name) lalu mengecupnya pelan.

"Sejak kapan kau jadi imut seperti ini?", tanya Mikey, (Name) memukul dada Mikey lalu mempoutkan bibirnya.

"Jangan sentuh itu, kalian tau aku sensitif kan?!", kesal (Name), semua yang ada diruangan itu tertawa.

"Karena saat kau sensitif kau akan lebih terlihat imut", ucap Ran.

"Hah?! Imut apanya", (Name) mencubit kuat pipi Ran, tawa mereka lebih keras saat (Name) sempat terjatuh sebelum mencubit pipi Ran.

"Hentikan, kasian bayi kecil ku", ucap Rindou lalu menggendong (Name), Rindou mengecup singkat hidung (Name).

"Lupakan Izana dan mulai yang baru, kan?", ucap Rindou sambil tersenyum, (Name) mengangguk.

"Akan aku coba untuk mencintai kalian semua", ucap (Name).

"Aku merasa senang", ucap Mikey.

"Sebelum itu, kita harus menjalankan misi terakhir", ucap Takeomi.

"Misi, terakhir?", kaget (Name) sambil menatap Takeomi tidak percaya.

"Membunuh walikota beberapa dewan karena korupsi lalu mengambil beberapa uang mereka", jelas Takeomi.

"Apa maksudnya, kenapa misi terakhir?", (Name).

"Sebentar lagi, Bonten akan dibubarkan", ucap Ran, (Name) membulatkan matanya tidak percaya.

"Kenapa?!"










tbc






cie gamon ya, sama gua juga.
gua zoom plis, dari tadi zoom mulu, belum tugas aah capek bang

𝐁𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐆𝐢𝐫𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang