Seseorang sedang mempresentasikan laporan bulanan dalam sebuah rapat rutin yang diadakan tiap bulan untuk mengetahui segala macam permasalahan dan perkembangan perusahaan. Duduk di kursi pimpinan Kakashi mengamati tiap laporan yang diterima baik yang sedang dipaparkan maupun yang sedang ia pegang. Menjadi pewaris tunggal menjadikan Kakashi berambisi menjadikan perusahaan peninggalan ayahnya menjadi lebih baik dan terus melakukan inovasi bahkan tidak jarang melakukan ekspansi demi melebarkan sayap perusahaan.
Di saat berkonsentrasi mendengarkan pemamparan salah satu stafnya sekelebat suara tiba-tiba terngiang di dalam ingatan Kakashi hingga konsentrasinya jadi buyar. 'Sial apa itu tadi?' batin Kakashi kesal karena tidak bisa konsentrasi. "Demikian laporan dari divisi marketing. Terima kasih." tanpa Kakashi sadari presentasi telah selesai sementara dia tampak sedikit kaget. "Ah...arigatou baiklah rapat aku akhiri sekarang. Terima kasih atas kerjasama kalian semua. Aku harap ke depan kita dapat menunjukkan performa lebih baik dan segala kendala bisa teratasi. Sekian terima kasih." Kakashi pun segera kembali ke ruangannya.
Di dalam ruangan Kakashi mulai menyalakan computer bersiap melakukan pekerjaanya hingga TOK...TOK..TOK... suara ketukan pintu tidak membuatnya menghentikan kegiatannya. "Silahkan." Kakashi tidak melepas tatapannya dari layar computer. "Apa itu tadi? Kau baik-baik saja kawan?" Obito rupanya yang juga mengikuti rapat langsung menuju ruangan tempat sahabatnya berada. "Apanya?" Kakashi yang bicara namun mata masih fokus pada layar computer. "Tidak biasanya kau begitu. Biasanya saat rapat kau sangat fokus apalagi kalau menemukan abnormalitas pada laporan kau akan sangat cerewet dan memberi teguran pada kepala divisi. Tapi tadi aku melihat kau sedikit melamun dan malah ingin segera menyelesaikan rapat. Ada apa denganmu?" tanya Obito panjang lebar.
"Aku baik-baik saja. Kau saja yang berlebihan. Jika ada yang kupikirkan tidak jauh dari urusan perusahaan. Kau tahu sendiri belum lama ini aku melakukan akuisisi sebuah perusahaan di Inggris sana. Jika aku tidak segera memikirkan strategi untuk mengembangkannya hanya tinggal menunggu waktu sampai aku menjualnya lagi karena hanya akan merugikanku saja." Kakashi jelaskan cukup panjang.
"Hah....baiklah terserah kau. Aku pikir terjadi sesuatu saat kau dan Yamato pergi bersenang-senang kemarin." Kakashi tiba-tiba menghentikan aktifitasnya. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa Obito dengan mudah menebak isi pikirannya. "Kau terdiam seperti itu berarti memang terjadi sesuatu. Ada apa?" Obito mulai khawatir, dia berharap Kakashi tidak terlibat dengan kasus kriminal. Karena itu bisa menjatuhkan reputasi perusahaan. "Bukan apa-apa. Tapi entahlah aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Akan kuceritakan saat semuanya sudah jelas." dan Obito makin bingung dengan jawaban Kakashi yang terkesan menggantung.
"Haruskah aku bertanya pada Yamato. Bocah itu tampaknya baik-baik saja seperti baru mendapat jackpot." saran Obito yang langsung tidak disetujui Kakashi "Percuma kau tanya pada bocah itu. Dia asyik sendiri sampai meninggalkanku sendirian. Sudahlah jangan khawatirkan aku, kau bukannya ada urusan." Kakashi benar-benar ingin mengakhiri pembicaraan itu karena dia masih mencoba mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi, sehingga dia tidak mau terlalu cepat mengambil kesimpulan. "Baiklah kawan, kapanpun jika kau ingin bercerita katakan padaku." Obito meninggalkan ruangan.
Dua jam sudah Kakashi berkutat di depan layar computer hingga tak teras hari sudah sore. Kakashi yang ingin pulang lebih cepat segera membereskan mejanya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dari nomor asing
"Halo."
"Apa benar ini dengan Tuan Hatake Kakashi."
"Ya saya sendiri."
"Saya dari hotel Fleur Delice ingin menginformasikan bahwa kemarin ketika anda melakukan check out staff kami menemukan barang anda tertinggal di kamar."
"Maaf tapi sepertinya tidak ada barangku yang hilang. Anda yakin itu milik saya?"
"Iya tuan. Karena anda yang terakhir kali menggunakan kamar tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
The love that save me
FanfictionMenjadi yatim piatu di usia 5 tahun membuat Naruto harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk sekolah. Diusir dari panti semakin membuatnya berjuang lebih keras, namun akhirnya ia mampu bertahan bahkan masuk ke sekolah bergeng...