Bandara Tokyo tampak sibuk dengan orang-orang yang lalu lalang mengejar jadwal keberangkatan maupun orang yang tampak lega karena telah sampai di tempat tujuan. Terlihat sosok berjalan keluar dari pintu kedatangan mendorong troli berisi beberapa koper besar yang menunjukkan dia dari luar negeri dan telah pulang ke kampung halamannya. Mengenakan outfit gelap ditambah kacamata hitam seperti sosok selebriti papan atas ditambah, rambut berwarna perak semakin menambah daya tarik terutama kaum hawa bahkan tidak sedikit pria yang terpesona akan sosok yang seolah muncul dari novel klasik yang menceritakan tentang manusia serigala bedanya ini dunia nyata dan tidak ada yang namanya manusia serigala.
"Senpai.!" terlihat sosok yang melambai pada rambut perak yang dari tadi menjadi pusat perhatian orang. "Selamat datang kembali atau harus kukatakan selamat datang ke rumah Kakashi senpai." Kakashi memeluk teman sekaligus juniornya "Terima kasih sudah mau menjemputku dan maaf karena sudah merepotkanmu Tenzo." "Senpai sudah berapa kali kubilang untuk tidak memanggilku seperti itu namaku sekarang Yamato." protes Yamato "Hai..hai baiklah terserah kau saja. Bisa kita pergi sekarang aku tidak nyaman dengan tatapan orang ini." Kakashi menyeret Yamato untuk segera pergi karena demi apapun tatapan orang orang saat ini seperti ingin menerkamnya saat itu juga. Yamato hanya tersenyum "Mungkin itu karena senpai selalu menghindari fakta kalau kau itu memang menarik dan popular di kalangan gadis." "Tapi tidak sampai lelaki ikut-ikutan memandang seperti itu." keluh Kakashi "Ah apa karena kau masih trauma di sekolah dulu punya banyak penggemar laki-laki bahkan sampai menyamar jadi fans wanita sampai nekat menyatakan perasaanya padamu. Tunggu aku lupa siapa namanya. Ah iya namanya..."
"Oi Tenzo kalau kau masih saja mengoceh aku akan kembali saja." ancam Kakashi sebelum Yamato menyelesaikan kalimatnya. Sungguh dia tidak ingin mengingat kejadian buruk yang lebih tepatnya memalukan saat masih SMA dan sialnya juniornya yang bernama Yamato ini selalu mengejeknya dengan mengatakan Kakashi harusnya mendengarkan isi hati sang penggemar bukannya malah ditinggal kabur, tidak ada yang salah sebenarnya yang jadi masalah penggemar yang nekat menyamar jadi wanita itu menyatakan perasaannya dengan suara amat keras seperti TOA alarm kebakaran sehingga seluruh murid sekolah mendengarnya. Dampak dari kejadian itu Kakashi tidak masuk selama satu minggu karena malu, takut dan frustasi dengan kejadian yang mungkin jadi salah satu kenangan terburuk setelah kematian orang tuanya. "Hai hai Kakashi sama mari kita pulang."
Segera mereka menuju mobil yang terparkir menuju kediaman Kakashi. "Kenapa kau memintaku menjemputmu? setauku ada sopir di rumah senpai yang siap datang menjemput" tanya Yamato sembari menyetir. "Aku sedang ingin bersantai saat pulang, lagipula jika yang menjemput sopir tidak banyak yang bisa dibicarakan. Bagaimana kabar pekerjaanmu?"
"Untuk saat ini semuanya lancar. Dan jika senpai menanyakan kabar perusahaan tenang saja semua aman terkendali berkat dirimu yang selalu memberi pengawasan walaupun kau tidak berada di tempat dalam jangka waktu lama. Asal senpai tahu investor saat ini berlomba-lomba mengajak kita melakukan kerja sama bahkan ada yang mengajukan untuk merger tapi tanpa persetujuan darimu mereka harus bersabar lebih lama " jawab Yamato panjang namun tetap fokus memperhatikan jalan.
"Sepertinya keputusanku untuk menyerahkan kepemimpinan sementara aku berada di luar negeri memang tepat. Aku sempat ragu saat akan pergi tapi melihat bagaimana kau mampu menangani beberapa kesulitan yang dihadapi perusahaan itu sudah cukup meyakinkanku."
Mobil terus melaju membelah jalanan Tokyo, menembus padatnya jalanan yang selalu padat kecuali saat tengah malam. Tiba di sebuah persimpangan mobil berhenti tepat di depan lampu merah "Ngomong-ngomong kenapa kau datang sendirian? Aku pikir kau akan datang bersama tunanganmu Hanare."
Kakashi hanya diam sambil menatap jendela dengan tatapan sedikit melamun "Senpai apa semua baik-baik saja? Apa yang .." "Aku dan Hanare sudah berakhir. Kami memutuskan untuk membatalkan pertunangan dan memilih jalan kami masing-masing." jawab Kakashi datar. "Tapi bukankah kau pergi ke luar negeri untuk meyakinkan tunanganmu kalau kau benar-benar serius dengan komitmen kalian berdua. Kau bahkan tinggal selama satu tahun di sana."sahut yamato tidak percaya dengan berita yang didengarnya. "Ada banyak hal yang akhirnya membuatku dan Hanare menyerah, tidak peduli seberapa keras aku mencoba beradaptasi bahkan berkompromi hasilnya tetap saja buntu. Dia menangis keras bahkan sempat pingsan saat dia memutuskan pertunangan kami. Tapi kami berdua sadar semakin dipaksakan kami tidak akan bisa bahagia. Hah...padahal aku sudah bersamanya sejak kami kuliah. Aku pikir dia jodohku melihat perjalanan panjang hubungan kami hingga saat ini siapa yang menyangka lamanya hubungan tidak akan menjamin kau bisa bersama dengan orang yang kau inginkan bersamamu hingga akhir hayat."Kakashi becerita dengan sirat kesedihan yang terlihat jelas di matanya.
"Lalu sekarang apa rencana senpai? Apa kau akan mencari pasangan baru? Jika memang iya kebetulan aku punya beberapa kenalan yang mungkin bisa jadi kriteriamu."yamato mencoba memberi saran.
"Iie... aku masih ingin sendiri dulu. Lagipula masih ada pekerjaan yang aku tinggalkan dan malah melemparkannya padamu. Bekerja mungkin akan menjadi obat yang ampuh untuk situasiku saat ini."
"Jangan khawatir soal itu. Aku tahu apa saja yang akan bisa menghibur senpai selain bekerja." balas Yamato sambil tersenyum.
"Cih....aku tahu ke arah mana pembicaraanmu. Dasar kau ini tidak berubah. Pantas saja kau tidak pernah terlihat menjalin hubungan serius. Setiap menjalin hubungan paling lama hanya bertahan 1 bulan. Kau harus mengurangi kebiasaan dunia malammu terutama bermain wanita yang bahkan kau hanya mengenalnya dalam semalam." Kakashi paham betul kebiasaan jelek Yamato sejak SMA. Dia dikenal sebagai playboy yang sering gonta ganti pacar, bedanya saat masih sekolah hubungan paling lama bisa bertahan sampai 6 bulan. Sedangkan setelah berkarir jadi lebih buruk, bertahan sampai 1 bulan itu sudah rekor pernah dia menjalin hubungan hanya 3 hari lalu dia memutuskannya karena alasan yang kadang menurut Kakashi hanya akal-akalan Yamato. Karena pada dasarnya Yamato cepat bosan, namun meski begitu untuk urusan pekerjaan Yamato tidak pernah setengah-setengah alias profesional itu terbukti dengan dia mampu menjadi pengganti sementara posisi Kakashi yang sedang berada diluar negeri sebagai pemimpin perusahaan.
"Senpai, selama kau berada di luar negeri aku sudah tidak ada waktu untuk bersenang-senang. Begitu pulang dari kantor aku sudah kelelahan." keluh Yamato "Huh.....apa sebaiknya aku kembali ke luar negeri lagi supaya kau tidak keluyuran." canda Kakashi. "Dame..dame aku sudah cukup stres dengan segala urusan menyangkut perusahaan sampai aku lupa mengurus ketenangan jiwaku sendiri."
"Hahahahaha....... mungkin lain kali aku akan memberimu tanggung jawab yang lebih besar atau mungkin sebaiknya aku membuat perusahaan baru lalu menunjukmu sebagai pemimpinnya."
"Aargh.....dame...dame senpai." teriak Yamato frustasi dengan ide seniornya.Kendaraan terus melaju hingga tak terasa 1 jam perjalanan ditempuh mereka akhirnya tiba di kediaman Kakashi. Dengan arsitek modern namun masih memiliki sentuhan tradisional Jepang, kediaman Hatake menjadi hunian idaman bagi kebanyakan masyarakat apalagi terletak di kawasan elit yang jauh dari kebisingan jalan.
Di depan pintu masuk berdiri seorang pria paruh baya yang usianya sudah memasuki 60 tahunan. Dari penampilannya menunjukkan dia merupakan kepala pelayan di keluarga Hatake. "Selamat datang Kakashi sama." sambut sang kepala pelayan sembari membungkuk memberi hormat pada sang tuan rumah. "Pakkun san aku senang kau sehat dan baik baik saja. Sepertinya rumah dalam keadaan baik selama aku pergi." balas Kakashi sambal memeluk sang kepala pelayan yang sudah mengabdikan diri untuk keluarganya sejak ayahnya masih muda.
"Senpai semua barangmu sudah aku turunkan. Aku pamit dulu. Pakkun san aku pergi dulu." Yamato sambil berlalu. "Aku sudah menyiapkan minuman hangat untuk anda juga Yamato sama. Anda pasti lelah setelah berkendara menjemput Kakashi sama." tawar sang kepala pelayan. "Ei....kenapa terburu-buru aku belum berterima kasih padamu." kata kakashi. "Lain kali saja ada banyak yang harus kuurus di perusahaan setelah kau kembali. Jadi saat kau masuk semua sudah beres. Kalau senpai mau berterima kasih nanti saja kalau kau sudah kembali masuk ke perusahaan. Aku sudah menyiapakan daftar tagihannya" Yamato menjelaskan alasannya. "Hahahaha.....baiklah sepertinya aku berhutang besar padamu. Hati-hati di jalan Tenzo."
"Hai...hai...terserah senpai memanggilku. Aku pergi dulu." Yamato masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin lalu melaju meninggalkan kediaman Kakashi. Sang kepala pelayan membungkuk sambil mengucapkan terima kasih dan selamat jalan."Selamat datang kembali Kakashi sama, anda pasti lelah setelah menempuh perjalan jauh. Kamar anda sudah dirapikan, seluruh rumah sudah bersih dan dirapikan setelah anda memberi kabar kepulangan anda." Pakkun menjelaskan sambil mengantar Kakashi menuju kamarnya beserta barang bawaanya yang dibawakan oleh dua pelayan. "Tidak banyak yang berubah setelah aku pergi sepertinya kau menjaga rumah ini dengan baik." puji Kakashi. "Saya hanya melakukan tugas yang sudah diamanahkan selebihnya saya tidak akan bisa melakukannya tanpa bantuan dari para pelayan yang sudah kupercaya untuk menjaga dan merawat rumah ini." pakkun menjawab dengan merendah. "Oh iya aku membawa oleh-oleh nanti tolong kau bagikan pada seluruh pekerja di rumah."
"Hai akan saya lakukan. Tapi tampaknya oleh-oleh yang anda harapkan justru tidak didapat. Apa itu sebabnya anda tidak semangat walaupun anda sudah berjuang mendapatkannya?" Kakashi hanya tersenyum kecut, kepala pelayannya ini sudah seperti ayah baginya jadi dia bisa segera tahu suasana hati Kakashi sedang buruk. "Air hangat sudah siap jika anda ingin mandi. Akan saya siapkan makan malam untuk nanti. Selamat beristirahat tuan." Pakkun pergi meninggalkan Kakashi.
Setelah masuk kamar Kakashi segera menuju kamar mandi lalu melepas pakaian dan menuju bath up yang sudah disiapkan berisi air hangat dan tampak di sisi bathup terdapat lilin aromaterapi yang dinyalakan. Hangatnya air dan aroma lilin segera mengusir lelah selama perjalan dan juga sedikit menenangkan pikirannya yang benar-benar kacau pasca pembatalan pertunangannya. Sembari berendam ia pun mulai memikirkan apa saja yang akan dilakukan sepulangnya dari London, mencoba menata kembali hidup yang sempat ia tinggalkan demi cinta yang akhirnya kandas.
Cr pict from pinterest, retireinasia
KAMU SEDANG MEMBACA
The love that save me
FanfictionMenjadi yatim piatu di usia 5 tahun membuat Naruto harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk sekolah. Diusir dari panti semakin membuatnya berjuang lebih keras, namun akhirnya ia mampu bertahan bahkan masuk ke sekolah bergeng...