TAP..TAP...TAP..
Suara ketukan di meja memenuhi ruang kerja yang cukup tenang. Kakashi yang sedari tadi memandangi sebuah benda yang ternyata kartu identitas seseorang. Mencoba mencerna, menerka keterkaitan identitas tersebut dengan apa yang terjadi di hotel tempat ia bermalam saat itu. Lelah menerka-nerka Kakashi memencet sebuah tombol di mejanya dan beberapa menit kemudian suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya "Masuk." perintah Kakashi.
"Anda memanggil Tuan?" rupanya tombol itu untuk memanggil sang kepala pelayan Pakkun.
"Aku ingin kau mencari tahu soal rekaman cctv hotel Fleur Delice saat pertama kali aku melakukan check in hingga check out pada saat hari dimana aku mabuk berat."
"Baik Tuan. Apa hanya saat diri anda terekam saja yang diperlukan atau seluruhnya?" tanya Pakkun untuk memperjelas apa yang akan dikerjakan nanti.
"Fokuskan pada saat aku pertama kali datang, lorong yang aku lewati, lift yang aku gunakan, hingga saat aku keluar hotel. Itu saja dulu."
"Baik Tuan." jawab Pakkun
"Kau tidak ingin bertanya itu untuk apa?" Kakashi
"Bukankah jawabannya sudah ada di tangan anda Tuan? Apa perlu aku mencari tahu tentangnya juga?" tawar Pakkun
"Tidak perlu, tidak usah terburu-buru. Lagipula aku tidak ingin kau berpikir jika majikanmu ini sedang mencoba berpetualangan atau yang lebih buruk mengalami gangguan pasca pertunangannya yang gagal. Aku masih waras Pakkun." jawab panjang Kakashi yang lebih mirip seperti rap.
"Aku hanya bertanya Tuan. Tapi seperti yang anda katakan tidak ada yang perlu aku khawatirkan. Saya permisi dulu." Pakkun undur diri dari ruangan kerja Kakashi.
Kakashi kembali menatap kartu identitas tersebut "Dia tampak tidak asing." Akhirnya ia memutuskan menyimpan kartu identitas tersebut ke dalam laci khusus dirancang menggunakan sidik jari dan nomor pin dan hanya bisa diakses dirinya untuk berjaga-jaga jika ada hal yang tidak diinginkan.
Suara ketukan kembali terdengar "Masuk." Kali ini salah seorang pelayannya yaitu Anko "Tuan, ada tuan Yamato ingin menemui anda."
"Katakan padanya aku akan menemuinya setahun lagi." ucap Kakashi masa bodoh.
"Senpai, aku ke sini untuk meminta maaf karena sudah meninggalkanmu sendirian, padahal aku yang mengajakmu." Yamato langsung merangsek masuk meski belum diijinkan Kakashi masuk.
"Aku sangat ceroboh meninggalkanmu di sana dan malah bersenang-senang sendiri. Maafkan aku senpai."ucap Yamato sambal berlutut. Mungkin terlihat berlebihan tapi mengingat senpai yang ia tinggalkan juga merupakan atasannya yang bisa memecatnya kapan saja wajar Yamato panik.
"Ne..ne ngomong-ngomong apa saja yang kau lakukan saat bersenang-senang? Ceritakan padaku aku ingin mendengarnya." Kakashi menyeringai dan Yamato tahu itu bukan pertanda baik. "Hiks..hiks...senpai aku mohon jangan pecat aku. Aku akan melakukan apapun yang kau perintahkan tapi kumohon jangan pecat aku."
Sambil mendengus "Kau ini sudah hampir seminggu dan baru datang meminta maaf."
"Aku sudah mencoba menghubungimu beberapa kali tapi kau tidak menjawab. Dan saat rapat kemarin ketika aku datang ternyata rapat telah selesai dan kau sudah pulang."
"Ah..ya aku baru ingat. Aku memblokir nomer ponselmu. Dan aku sengaja mempercepat rapat supaya aku bisa pulang lebih cepat. GOMEN....." seringai Kakashi semakin lebar dan tampak lebih mengerikan.
'Matilah aku' pikir Yamato
"Baiklah aku akan mencari penggantimu segera mungkin. Kau bilang tidak mau hobi bersenang-senangmu terganggu lagi setelah aku datang kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The love that save me
FanfictionMenjadi yatim piatu di usia 5 tahun membuat Naruto harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk sekolah. Diusir dari panti semakin membuatnya berjuang lebih keras, namun akhirnya ia mampu bertahan bahkan masuk ke sekolah bergeng...