J-Twenty Two

290 37 0
                                    

Babak I

Ruang kelas yang baru berisi enam orang anak.

Eli meletakkan tas: "Aku kaget sekali. Jessi menelponku di tengah malam, menyampaikan Indah kecelakaan. Bagaimana kejadiannya sih?"

Deo: "Gue juga masih syok sampai sekarang."

Ariel mendekat: "Katanya kalian membuntuti si nomor 27, ya?"

Eli kaget: "Apa? Membututi gadis itu?!"

Deo takut-takut: "Iya...."

Eve: "Pa-pantas saja di-dia ti-tidak terlihat pa-pagi ini."

Eli: "Nah, kalian menemukan fakta mengerikan darinya, kan?"

Aldo mengunyah roti pemberian Deo: "Buodoh! Satu-satunya hal mengerikan yang terjadi ya kecelakaan itu!"

Eli mendengus: "Siapa yang tanya pendapatmu?"

Deo mundur perlahan, menghindar terlibat dalam pertengkaran. Menabarak Jesslyn: "Maaf, Jesslyn."

Jesslyn: "Ya."

Eve: "Deo, ro-rotimu ma-masih ada?"

Deo: "Ada. Eve mau?" Eve mengangguk.

Eli: "Aku juga mau, Deo!"

Aldo: "Dasar tukang minta."

Eli: "Tutup mulutmu!" Keduanya bertengkar hebat.

Deo menyerahkan kotak bekal rotinya ke Eve. Lalu menawarkan satu ke Jesslyn: "Jesslyn mau?"

Jesslyn: "Tidak."

*

Babak II

Pelajaran kedua, Bahasa Jepang, tugas kelompok, sedang berlangsung. Diajar oleh Pak Gracio yang tidak pernah memalingkan wajah dari papan tulis.

Kelompok 4: Kathrina, Fiony, Indah, Lulu, Oniel, dan Jesslyn.

Kathrina menatap Indah: "Kamu baik-baik saja, kan?"

Indah: "Heh? Indah? Gak papa, kok. Masih syok sih."

Lulu memajukan kepala ke tengah meja, mengagetkan Fiony dan Indah: "Kau pasti berubah pikiran kan, Fio? Sebagai salah satu penantang ramalanku, kau seharusnya bisa meyakinkan yang lain bahwa ramalanku bukan omong kosong belaka."

Fiony: "Sebaliknya, aku malah bingung."

Kathrina: "Bingung kenapa?"

Fiony: "Homogenitas. Kenapa ramalan Lulu selalu berhubungan dengan musibah? Apa dia tidak punya stok ramalan bagus barang sekalipun?"

Oniel tersenyum nakal: "Walah, bener juga tuh."

Lulu: "Meramal hal yang 'baik' itu tidak menarik. Buang-buang tenaga dan waktu. Tanya saja Jesslyn. Ya kan, Lyn?"

Jesslyn mengetuk-ngetuk dagunya. Yang lain terdiam menunggu jawaban: "Tergantung."

*

Babak III

Jam istirahat. Ada tugas akuntansi. Beberapa anak yang lupa mengerjakannya mencegat Zee untuk mencontek tugasnya.

Zee mengamuk: "Apa-apaan kalian ini?! Aku mau ke kantin!"

Eve dengan wajah takut: "So-sorry, ki-kita mau pinjam buku PR akuntansimu."

Zee: "Kerjakan sendiri! Atau pinjam punya Ariel."

Frans: "Mana sempat! Ariel udah ngunci tasnya. Pelit amat sih!"

Zee: "Kamu kan biasanya nyontek punya Mirza."

J DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang