Babak I
Ruang kelas yang baru berisi enam orang anak.
Eli meletakkan tas: "Aku kaget sekali. Jessi menelponku di tengah malam, menyampaikan Indah kecelakaan. Bagaimana kejadiannya sih?"
Deo: "Gue juga masih syok sampai sekarang."
Ariel mendekat: "Katanya kalian membuntuti si nomor 27, ya?"
Eli kaget: "Apa? Membututi gadis itu?!"
Deo takut-takut: "Iya...."
Eve: "Pa-pantas saja di-dia ti-tidak terlihat pa-pagi ini."
Eli: "Nah, kalian menemukan fakta mengerikan darinya, kan?"
Aldo mengunyah roti pemberian Deo: "Buodoh! Satu-satunya hal mengerikan yang terjadi ya kecelakaan itu!"
Eli mendengus: "Siapa yang tanya pendapatmu?"
Deo mundur perlahan, menghindar terlibat dalam pertengkaran. Menabarak Jesslyn: "Maaf, Jesslyn."
Jesslyn: "Ya."
Eve: "Deo, ro-rotimu ma-masih ada?"
Deo: "Ada. Eve mau?" Eve mengangguk.
Eli: "Aku juga mau, Deo!"
Aldo: "Dasar tukang minta."
Eli: "Tutup mulutmu!" Keduanya bertengkar hebat.
Deo menyerahkan kotak bekal rotinya ke Eve. Lalu menawarkan satu ke Jesslyn: "Jesslyn mau?"
Jesslyn: "Tidak."
*
Babak II
Pelajaran kedua, Bahasa Jepang, tugas kelompok, sedang berlangsung. Diajar oleh Pak Gracio yang tidak pernah memalingkan wajah dari papan tulis.
Kelompok 4: Kathrina, Fiony, Indah, Lulu, Oniel, dan Jesslyn.
Kathrina menatap Indah: "Kamu baik-baik saja, kan?"
Indah: "Heh? Indah? Gak papa, kok. Masih syok sih."
Lulu memajukan kepala ke tengah meja, mengagetkan Fiony dan Indah: "Kau pasti berubah pikiran kan, Fio? Sebagai salah satu penantang ramalanku, kau seharusnya bisa meyakinkan yang lain bahwa ramalanku bukan omong kosong belaka."
Fiony: "Sebaliknya, aku malah bingung."
Kathrina: "Bingung kenapa?"
Fiony: "Homogenitas. Kenapa ramalan Lulu selalu berhubungan dengan musibah? Apa dia tidak punya stok ramalan bagus barang sekalipun?"
Oniel tersenyum nakal: "Walah, bener juga tuh."
Lulu: "Meramal hal yang 'baik' itu tidak menarik. Buang-buang tenaga dan waktu. Tanya saja Jesslyn. Ya kan, Lyn?"
Jesslyn mengetuk-ngetuk dagunya. Yang lain terdiam menunggu jawaban: "Tergantung."
*
Babak III
Jam istirahat. Ada tugas akuntansi. Beberapa anak yang lupa mengerjakannya mencegat Zee untuk mencontek tugasnya.
Zee mengamuk: "Apa-apaan kalian ini?! Aku mau ke kantin!"
Eve dengan wajah takut: "So-sorry, ki-kita mau pinjam buku PR akuntansimu."
Zee: "Kerjakan sendiri! Atau pinjam punya Ariel."
Frans: "Mana sempat! Ariel udah ngunci tasnya. Pelit amat sih!"
Zee: "Kamu kan biasanya nyontek punya Mirza."
KAMU SEDANG MEMBACA
J Diary
FanfictionA remake story from "Dark Diary" fanfiction Credit goes to HeinLKreuzz, the original writer of this fiction story Hope you like and enjoy it jurimayu14 & Sarah Oktaviani