J-Seven

466 59 2
                                    

Bad girl in your area!

Sebelum gue cerita kejadian hari ini ada yang pengen gue kasih tau. Walau gue kembaran Ariel, tapi masih jauh lebih asik gue. Kulit gue putih dari lahir bukan gue nge-boat. Gue juga bisa jadi gagap kalau lagi laper. Jadi yang dibilang Muthe bener. Kalian ajah yang gak asik!

Dari TK, Gue sama Ariel selalu dateng paling pagi. Tapi buat pertama kalinya sepanjang sejarah gue sekolah, ada yang berangkatnya lebih pagi dari kita berdua. Si nomor 27 selalu udah duduk di bangkunya.

Pas hari pertama sekolah gue ngejerit kaget liat si nomor 27 nunduk udah gitu rambutnya nutupin sebagian mukanya. Demi alek, itu ngagetin banget. Jantung gue berasa mau copot.

Pak Fano dateng lagi ke kelas. Terus langsung memerintahkan 4 anak yang menang permainan 'bodoh' kemarin untuk maju ke depan. Ariel jelas langsung maju duluan paling semangat.

Anak-anak yang tersisa disuruh memilih 1 di antara 4 orang di depan untuk masuk ke dalam kelompoknya. Maksimal 1 kelompok terisi 10 orang. Pembagian dimulai dari Aldo.

"Si bodoh tak berotak yang cuma mengandalkan otot, siapa pilihanmu?" tanya Pak Fano.

Eh gila ya. Apa seorang guru diperbolehkan berkata sekasar itu? Lebih dari itu, apa Pak Fano punya hak untuk melakukan pelecehan yang dilakukannya selama ini kepada kita?

Sudah kita duga sama-sama, gak ada yang milih si nomor 27. Jadi beginilah pembagiannya:

I. Mirza, gue, Marsha, Atin, Deo, Jesslyn, Olla, Flo, Sholeh (kelompok yang paling normal)

II. Ariel, Muthe, Lulu, Oniel, Aldo, Frans, Jaya, Indah, Anin (Selain Muthe, gue gak ngerti ternyata kalian masih mau gabung sama Ariel. Tapi pasti alasan geng cowo-cowo rempong mau ikut karena Aldo masih berusaha ngejar Muthe. Sedangkan Indah dan Anin ya emang dua cewe penggemar berat cowo)

III. Chika, Zahran, Eli, Gito, Fiony, Zee, Jessi, Christy (Geng bucin)

IV. Si nomor 27 (Kasian ...)

Pak Fano membagikan kamera. "Temukan seseorang bernama Imbesil di sekolah ini. Foto dia sebagai bukti kalian berhasil menemukannya. Kutunggu hasilnya. Terakhir, ada hukuman apabia tak satupun dari kalian yang berhasil."

Jaya mengangkat tangannya. "Maaf, apa Imbesil itu nama asli atau julukan?"

"Nomor 16, itu adalah tugas kalian untuk mencari tau, bukan tugasku! Dan hentikan senyuman menjijikanmu itu." Khas Pak Fano sekali jawabannya. Lagipula cuma orang sinting yang nganggep senyuman manis Jaya menjijikan.

Jadilah seluruh kelas berpencar ke setiap pelosok sekolah untuk mencari 'Imbesil'. Hari yang menjengkelkan karena sama sekali tak ada yang mau menjawab jika kami bertanya, lari jika kami mendekat, dan membanting pintu sewaktu kami lewat.

Lalu kejadian itu ...

5 menit sebelum bel berbunyi, seorang anak cewe kelas III berteriak saat menemukan tubuh seorang anak cewe di dekat tangga yang pingsan dengan leher patah.

Ya ... anak malang itu Jessi, sesuai ramalan Lulu.

Udah gue bilang, gue percaya ramalan dia kan.

(Eve Antoinette Ichwan)

J DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang