J-Twenty Six

323 42 1
                                    

Aku, Anindhita Rahma Cahyadi, tapi biasa dipanggil Anin.

Mungkin kalian berpikir, "Ih, dia tidak tau malu ya. Padahal punya skandal, tapi tetap menggosipkan orang lain."

Huh. Aku orang yang tangguh. Toh setiap orang punya rahasia yang suatu saat akan terbongkar juga, sedalam apapun kalian menguburnya. Maka dengan bangga kuproklamirkan, akulah yang akan membongkar rahasia kalian satu persatu. Berhati-hatilah!

Reaksi kalian berlebihan dalam menerima fakta si nomor 27 tersingkir dari kelas untuk beberapa hari.

Deo membawa dua kardus kue, Oniel terseok-seok mengangkat peti-peti jus kaleng sendirian. Indah dan Jessi menempelkan hiasan, pita, dan sebagainya di sana-sini. Olla merangkai bunga di vas-vas yang baru saja dibeli Zee.

Yup, kita merencanakan pesta.

"Kita merayakan apa?" Itu pertanyaan paling bodoh yang keluar dari mulut Marsha.

Apa dia tidak menyadari keceriaan seluruh penghuni kelas?

Hallo ... walau kelompokmu menentang ide balas dendam kami, bukan berarti kalian harus mati-matian mengingkari kalian juga turut menikmati suasana kelas yang sekarang, kan?

Bu Shani menunjukkan tampang kaget yang imut melihat chemistry kelas yang cerah meriah. "Ada yang ulang tahun, ya?" tanyanya.

Semua tertawa.

"Ada hal menyenangkan yang baru kalian alami rupanya. Sejak kemarin senyum terus menghiasi wajah kalian. Apa ibu boleh tau penyebabnya?" Dia bertanya lagi.

Semua tertawa dengan nada beragam.

"Apapun itu, Ibu ikut senang dengan perubahan baik ini," kata Bu Shani pada akhirnya.

Lihat! Bu Shani saja mendukung. Beliau tau ada sesuatu yang berubah di kelas kita. Ada seseorang yang menghilang dan memang tidak seharusnya berada di kelas ini. Si nomor 27. Sejak awal gadis itulah yang mengundang alias membuat kesialan-kesialan yang kita alami.

Atau ada alasan lain kah ...?

Kalian pernah menduga-duga sesuatu?

Hal yang akan kuceritakan berikut ini anggaplah intermezzo biasa. Informasi yang bahkan bagiku si expert dalam bidang gosip ini pun terdengar bagai kebohongan yang mengada-ada.

Kalian penasaran?

Hu ... hu ... hu ...

Penyelidikan yang kulakukan sampai hari ini menghasilkan beberapa berita atau gosip atau bagaimanapun cara kalian menyebutnya.

Munculnya niatku jadi penyelidik (bukan detektif gadungan seperti Eli) berpangkal dari kelakuan sinting anak-anak kelas lain yang memperlakukan kita layaknya penderita kusta. Dipandang aneh, dihindari, kadang ditakuti. Semua mendapat perlakuan yang serupa, kan?

Petunjuk pertama yang kudapat adalah sebuah kunci. Perlu sedikit perjuangan untuk mendapatkannya.

Kalian masih ingat aku dan Indah pernah bersembunyi di ruang ganti cowo? Itu loh, hari di mana Jessi kecelakaan.

Kami bukannya kecentilan sehingga ngumpet di sana. Alasannya karena cowo-cowo di kolam renang memergoki kami. Kejar-kejaranpun terjadi. Aku dan Indah berhasil menyelinap ke ruang ganti mereka. Bersembunyi di sana. Para cowo masih sibuk mencari kami di luar ruangan. Akhirnya, setelah sekian lama menunggu, tiba-tiba di luar sana menjadi lebih tenang.

"Sepertinya mereka sudah pergi," kata Indah.

"Iya."

Saat itulah kudengar salah seorang di antara para pengejar kami berkata sambil berjalan menjauh, "Kita hentikan saja mencari mereka. Aku sempat melihat wajah cewe-cewe itu. Keduanya anak dari 'kelas terkutuk'!"

J DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang