Chapter 17

63 10 0
                                    


"Ya-yang mulia...?"

"Maafkan hamba melukai anda!" Phoenix itu membungkus hormat.

"Tidak masalah" Atha berjalan mendekat. Dengan luka yang sedikit menganga menyusahkan nya untuk berjalan. Tangannya diangkat dan turunnya tetesan darah pada kepala hewan itu. Perjanjian terjadi.

Atha kembali menaiki pegasus. Sambil tiduran mengobati lukanya. Pega berjalan pelan dan selalu mengembangkan sayap nya. Atha lebih leluasa untuk beristirahat sejenak sebelum kembali.

Bunyi suara malam semakin jelas. "Kita akan kemana pega?" Tanya Atha. Dia kembali duduk seperti semula. Luka nya telah hilang tanpa bekas apapun.

"Ke Griffin Putri." jawab nya. Atha mengangguk pelan mengerti.

Kakinya pegal. Seluruh tubuh terasa kaku. Phoenix memilih untuk terbang dari atas melihat keadaan. Menunggu sampai di tempat tujuan, dia memilih untuk menutup mata sementara.

"Kita Sampai tuan putri." Sahut pega. Dia langsung berdiri dan turun dari tubuh pega. Berjalan perlahan mendekat. Tarikan kekuatan itu tidak seperti tadi bersama temannya. Sepertinya hewan itu tidak menggunakan energi ketika malam hari.

Pega dan Phoenix menunggu dedepan goa. Atha berjalan melihat sekeliling. Tangannya meraba dinding goa yang berlumut.

"Apa disini tidak ada penghuninya?" Selama bermonolog sendiri tanpa sadar dia menginjak sesuatu.

"Arghhhh siapa yang mengganggu tidur panjangku!!!" Raungan itu membuat Atha terkejut bukan main. Seekor Griffin besar berdiir di depannya. Kakinya yang tegar. Paruhnya yang besar dan tatapan yang tajam.

Atha diam tak bersuara. Pandangan Griffin itu tepat ke arahnya. Bulu kepala putih. Sayap biru menyilaukan mata dengan badan kaki belakang coklat menyala. Dan bulu kuning terang terlingkar di semua pergelangan kakinya.

"Aku belum pernah melihat hewan ini sebelumnya". Dia membatin.

Griffin itu menggeram marah. Menyemburkan air yang deras. Atha menghindar dengan Gresik. Memasang kuda-kuda pertahanan. Tangannya siap memberikan dentuman keras para hewan itu.

Dia meloncat kesana kemari menghindari serangan. Tanah yang tajam menyerang dari atas. Tangannya membentuk pusaran air yg besar. Menyerap air yg disemburkan oleh Griffin itu.

Tak mau kalah, Griffin menyerang lebih cepat. Kilauan cahaya menyerang Atha seperti pisau. Bukannya cahaya itu ketangkis namun tangannya seketika luka. Cayaha itu menyerang seluruh tubuhnya tanpa ampun. Dia terjatuh menahan luka yang diterima.

Nafasnya tersenggat. Griffin ini lebih kuat dari Phoenix. Tidak ada satupun luka yang terdapat ditubuh hewan itu. Kakinya tetap kekar. Paruhnya nya kian membesar dan matanya menyalang lebih tajam.

Serangan kembali dilancarkan Griffin. Atha berusaha berdiri dan kembali membuat pusaran air menahan paruhnya. Tangan raksasa dari tanah menahan badan Griffin. Serta tanah tajam menusuk kelemahannya. Terakhir dia membentuk benang cahaya di pergelangan kakinya.

Seperti cermin, cahaya itu saling memantul di kaki hewan itu. Kakinya terikat dan dia tumbang. Tatapannya mereda. Dan tubuhnya sedikit mengecil.

"Siapa anda?! Kenapa bisa mengalahkan saya?" Tanya Griffin itu.

"Aku tuanmu". Jawab Atha.

Griffin itu membungkuk hormat. "Maafkan hamba yang mulia Athalia", ujarnya.

Atha mengangguk lalu melakukan perjanjian. Sekarang terdapat tiga tanda di tubuhnya. Griffin, Phoenix, dan Pegasus.

Tak lama ia keluar dari goa itu. Peda dan Phoenix setia menunggu nya didepan.

White Academy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang