Hai kamu💜
Bukannya ingin mengatur kehidupanmu, hanya saja kamu terlalu sering melupakan dirimu sendiri.
⚫⚫⚫
"AYA!"
Panggilan itu membuat gadis berambut hitam sedada menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan mendapati gadis berambut cokelat panjang melangkah mendekatinya.
"Erin? Ada apa?"
"Lo mau pulang? Bareng gue yuk?" Erin tampak tersenyum menatap Ayasya.
Ayasya menatap tak enak padanya. "Sorry, Er. Aku pulang bareng Bagas, ini aja aku mau jalan ke depan nunggu dia."
Senyuman Erin sejenak menjadi pudar, tetapi ia kembali berusaha tetap menyunggingkan senyumannya walau terkesan terpaksa. "O-oh gitu, ya udah gak apa kok. Mungkin lain kali aja."
"Sekali lagi maaf, ya, Er." Ayasya merasa tak enak hati pada sahabat perempuannya ini. Ingin menerima, tetapi ia sudah duluan janji pulang bersama Bagas. "Lain kali kita pulang bareng, ya?"
Erin mengangguk sebentar. "Iya, lo ke depan terus sana!"
Ayasya melirik sekilas arloji berwarna biru yang melekat di pergelangan tangannya. "Aku duluan, ya, Er. Kamu hati-hati pulangnya," ujarnya lalu diakhiri lambaian tangan sejenak.
Erin menatap kepergian Ayasya dengan raut wajah tak terbacanya. Bibir yang melengkung ke atas pun sudah sirna dengan hilangnya Ayasya dari pandangan.
⚫⚫⚫
Ayasya berjalan keluar dari perkarangan sekolahnya, tadi Bagas mengirim pesan agar ia menunggu di luar gerbang sekolah. Ia pun berhenti di sebelah kiri jalan setelah gerbang SMA Basita sembari menunggu kedatangan Bagas.
Dari tempat Ayasya berada sekarang, ia dapat melihat para siswa-siswi di sekitarnya berjalan beriringan bersama teman-teman mereka. Bukan itu yang ia fokuskan, tetapi siswa-siswi yang dijemput oleh orang tua mereka membuat rasa iri timbul dalam hatinya. Ayasya ingin seperti mereka. Andai saja—
"AYASYA!"
Suara berat diikuti bunyi klakson itu menyentak Ayasya yang tengah larut dalam lamunannya. Ayasya mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum mendongak dan mendapati lelaki yang tengah berada di atas motor ninja berwarna hijau itu.
"Bagas?" Ayasya mengedarkan pandangan ke sekitarnya, dari posisi ini ia bisa melihat banyak mata yang menatap ke arahnya. Lantas, ia pun tersenyum kikuk dan kembali menatap sahabatnya. "Eh, maaf."
Bagas menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kebiasaan melamunnya, Ay. Mana di pinggir jalan lagi, gimana kalau tadi ada yang nyerempet lo heh?!" dumelnya. Tangannya tak lupa menyodorkan sebuah helm untuk Ayasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYASYA
Teen Fiction[Plagiat🚫] Ayasya Nadira, perempuan cantik nan manis ini memimpikan bisa memiliki hidup layaknya seorang putri yang disayangi, dimanja, dan kehadirannya dianggap berharga. Sayang, semua hanya bisa menjadi mimpi baginya. Ia memang terlahir dengan se...