[06] Kecewa

73 21 1
                                    

Selamat malam💜
Kalau ada kesalahan komen aja🙃

Lebih baik sedari awal tak diberi harapan jika berakhir kekecewaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lebih baik sedari awal tak diberi harapan jika berakhir kekecewaan.

⚫⚫⚫

Siswa-siswi yang mendapat peringkat umum dalam semester pertama di SMA Basita sudah diumumkan sejak dua puluh menit yang lalu.

Ayasya dan Bagas termasuk salah satu yang namanya dipanggil sebagai peraih peringkat umum. Seperti sebelumnya, Bagas mendapat peringkat kedua di kelasnya. Sedangkan Ayasya menduduki peringkat pertama.

Dalam hati, Ayasya bersyukur karena masih dapat mempertahankan prestasinya. Ia juga merasa senang, tetapi di sisi lain ada rasa sedih dan kecewa yang memupuk dalam relung kalbunya.

"Congratulation, Aya!" seru Erin yang baru saja datang seraya memeluk Ayasya.

Ayasya membalas pelukannya. "Makasih, Er." Ia tersenyum tipis setelahnya.

Erin tersenyum lebar setelah melepas pelukannya. Ia menatap Bagas yang juga berada di dekatnya.

"Selamat buat lo juga, Gas," ucap Erin dengan senyuman manis yang masih terpatri di bibirnya.

Bagas mengangguk. "Thank's, Rin."

"Oh ya! Btw, kalian ke mana aja sih? Gue capek nyari lo berdua tau!" omel Erin. "Akhirnya gue ke aula bareng yang lain deh."

"Sorry, Er. Tadi aku sama Bagas ada keperluan dikit jadinya telat gitu," ujar Ayasya.

Erin mengangguk paham. "Eh, lo sakit, Ya?" tanyanya saat melihat wajah Ayasya.

"Enggak kok," kata Ayasya berbohong.

Bagas pun hanya diam, membiarkan dua perempuan itu berbicara.

Erin mangut-mangut saja. "Oh gitu. Nah! Kalian berdua dapat peringkat atas nih, jadi lo pada harus traktir gue pokoknya! Gue gak mau tau, harus traktir!" Erin berkata mutlak.

Ayasya terkekeh pelan. "Boleh kok, Er. Lagian kita juga udah jarang pergi atau makan bareng di luar 'kan?"

Erin mengangguk cepat. "Iya nih! Sejak kelas sebelas, lo berdua sibuk abis, sampai-sampai ninggalin gue sendiri," curhatnya. "Jadi kapan nih kalian traktir gue?"

"Yang pasti bukan sekarang," sahut Bagas cepat.

"Kalau untuk sekarang gak bisa, Er. Besok atau lusa, boleh?" tawar Ayasya.

"Boleh deh, gue ngikut ae. Asal ditraktir lo berdua," balad Erin seraya menyengir. "Ya udah, entar kabari gue kapan jadinya. Sekarang gue mau balik duluan, dah!" Lantas ia pun pergi meninggalkan dua insan yang berbeda jenis itu.

"Gak apa 'kan kalau kita traktir Erin, Gas?" Ayasya menatap Bagas yang sudah sibuk dengan ponselnya sekarang.

Bagas mendongak, mengalihkan atensinya pada Ayasya. "No problem," balasnya acuh tak acuh.

AYASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang