10 | Liburan

64 17 1
                                    

Hai all, semoga kalian sehat selalu ya.
Update lagi nih setelah sekian lama:)
Yuk lanjut bacanya✨

 Update lagi nih setelah sekian lama:) Yuk lanjut bacanya✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau dekat ataupun jauh, sebenarnya sama saja. Tapi, jika yang dekat saja sudah memberi kenyamanan dan kebahagiaan, mengapa harus yang jauh?

⚫⚫⚫

Seperti yang dikatakan Bagas sebelumnya, mereka akan berangkat ke Bogor pada jam satu siang.

Setelah menyiapkan berbagai barang-barang tadi, Bagas juga menyempatkan waktu untuk menghubungi Oma dan memberitahukan perihak kedatangan mereka nanti. Hal ini Bagas lakukan agar tak mendengar omelan sang Oma lagi seperti dulu.

Terakhir kali mereka pergi ke Bogor itu saat liburan kenaikan kelas lalu dan tanpa mengabari apapun kepada Oma. Akhirnya, Bagas harus mendengar omelan Oma yang panjang hingga disuruh membersihkan kebun yang berisikan aneka sayuran.

Jadi, demi mengantisipasi hal tersebut terjadi kembali... Bagas pun mengabari Oma dan disambut senang oleh wanita lansia itu.

"Bagas!"

"Ada apa, Ay?" Bagas yang tengah memperhatikan jalan dari jendela pun mengalihkan pandangannya menatap Ayasya.

"Oma udah tau kalau kita akan ke sana?"

Bagas mengangguk sekali. "Udah, tadi gue sempat nelpon Oma sebelum jemput lo."

"Bagus deh, kalau kamu gak ngabarin Oma, bisa-bisa kejadian kayak liburan lalu kembali terulang," ucap Ayasya dengan cekikikan kecil.

Lelaki itu mendengus pelan. "Ledekin aja terus, Ay!"

"Aih Bagas! Jangan marah dong! Aku gak ngeledek kamu tau!"

"Bodo!"

Ayasya mencebikkan bibirnya kesal. "Lagian kamu kok bisa gak suka sayur sih?" tanya Ayasya setelah terdiam sejenak tadi. Ia masih merasa penasaran dengan alasan Bagas yang tidak menyukai sayuran.

"Dasar kepo lo!"

Mendengarnya membuat Ayasya berdecak dan dengan cepat mencubit tangan Bagas.

"Aelah, Ay! Lo segitu keponya sampai-sampai cubit gue gini?" Walau Bagas tak merintih sakit, tetapi bekas cubitan tadi kini sudah menimbulkan kemerahan. Lantas ia pun mengusap pelan bekas cubitan tadi.

Ayasya tak peduli dengan rintihan Bagas, ia lebih ingin mengetahui alasan Bagas ketimbang lainnya. "Iya banget! Ayo dong, Gas! Cerita sama aku, jangan rahasia-rahasia segala," rayunya.

Bagas memutar matanya dengan malas. Ia pun mendesah pelan. "Karena apa, ya? Gue lupa deh, Ay."

"Masa lupa sih?! Aku gak percaya! Ayo diinget-inget lagi," kata Ayasya dengan semangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AYASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang