17.

1.2K 98 12
                                    

Disinilah lisa sekarang, di apartemen mewah seorang superstar yang sangat ia kagumi, dulu.

30 menit telah berlalu dari kedatangan lisa kesini tapi lelaki itu hanya membawanya masuk, menyuruhnya duduk dan masuk ke salah satu kamarnya dan belum kembali sampai sekarang.

"Dasar pria tua menyebalkan, kenapa dia membawaku kemari kalau hanya untuk menyuruhku diam duduk seperti patung. Apa dia hanya mau memamerkan hunian mewahnya padaku?" Lisa tentu saja kesal karena ini sudah sangat larut, bahkan ia sesekali menguap karena tak bisa menahan kantuk.

"Awas saja kalau dia keluar aku akan menendang bokongnya, meninju wajahnya yang menyebalkan, apalagi matanya yang selalu menatap sinis itu kupastikan aku akan mencongkelnya keluar dan aku akan memberikannya pada dalgom"

"Lakukanlah!!" Tiba-tiba sebuah suara dari arah belakangnya mengagetkan lisa dan membuatnya hampir jatuh ke lantai.

"Yakk sunbae, kau membuatku terkejut"

"Kenapa mulutmu hobi sekali mengumpat huh?" Tanya jiyong yang risih mendengar lisa selalu mengumpat

"Aku mau pulang" Lisa bangkit dan berjalan ke arah pintu namun tangannya di tahan oleh jiyong.

"Duduklah, maaf membuatmu menunggu" Lisa membeku sesaat, apakah jiyong mengucapkan kata maaf barusan?

"Lis, duduklah! Aku ingin memastikan satu hal" Suara jiyong kini terdengar tak menyebalkan ditelinga lisa yang membuat lisa tanpa sadar mengikuti perintah jiyong.

"Dengar, tolong jawab jujur. Apakah kau mencintaiku?" jiyong menatap mata lisa yang mencoba menghindarinya.

"K-kenapa kau bertanya? Itu tidak penting" Jawab lisa, jujur saja lisa tetap takut pada jiyong walau akhir-akhir ini ia bisa menjawab jiyong.

"Itu penting bagiku lisa!" Seru jiyong

"Kenapa? Kau mau mempermasalahkannya? Kau-"

"Kenapa kau berfikir aku akan mempermasalahkannya?" Potong jiyong.

"Kenapa aku tak boleh berfikir seperti itu?" Tanya lisa ketus.

"Apakah kau selalu berfikir buruk tentangku?" Jiyong tampak mulai kesal, terlihat dari rahangnya yang mengeras.

"Woah, bukankah kau yang selalu berfikir buruk tentangku? Kau lupa semua perlakuan dan kata-katamu? Perlu ku ingatkan?" Menguap sudah rasa takut lisa.

"Apa maumu?"

"Aku mau pulang" Lisa kini beranjak dari kursinya dan keluar dari apartemen jiyong.

Jiyong tak menghentikan lisa, ia memijat pangkal hidungnya dan menghembuskan nafas kasar.

Lisa berada di depan lift dan menekan tombol turun, saat pintu lift terbuka ia segera masuk. Tidak ada siapa-siapa di dalam lift, siapa juga yang masih berkeliaran saat jam telah menunjukan hampir jam setengah 2 malam.

Sejujurnya lisa takut, sangat! Tapi terlalu gengsi jika ia kembali ke apartemen naga tua itu, lisa tak ingin melukai harga dirinya.

Segera ia menekan tombol agar pintu lift segera tertutup dan membawanya keluar dari gedung mewah ini. Tapi sesaat sebelum pintu itu tertutup seseorang menahan pintu lift, membuat lisa melonjak kaget.

"Astaga... " Pekik lisa

Ya, jiyong mengejar lisa dan segera membawanya keluar dari lift.

"Kau fikir kau akan bisa pulang jam segini? Gunakan otakmu, jangan hanya menuruti ego" Oceh jiyong sambil menarik pergelangan tangan lisa.

just don'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang