Lisa masih menangis di studio jiyong, entahlah dia hanya bisa menangis saat ini. Ditambah jiyong yang dari tadi hanya cengegesan membuat mood lisa benar-benar drop.
"Itu story close friend sayang, hanya kau yang bisa melihatnya" Jiyong akhirnya tak tahan melihat lisa yang kesal dan mengamuk seperti itu, dia tak ingin membuat lisa lama-lama kesal. Seram juga pikirnya.
Lisa yang mendengar itu sontak menjatuhkan badannya ke lantai, benar-benar lega. Tapi masih terlihat kesal juga, bagaimanapun jiyong sudah membuatnya kesulitan bernafas tadi.
"Ini benar-benar tidak lucu kwon jiyong-ssi" Lisa kembali terisak membuat jiyong bingung, bukankah tidak ada masalah lagi?
"S sayang, kenapa kau menangis lagi? Mianhe, aku hanya-"
"Kau senang mempermainkanku kan? Puas melihatku panik seperti orang kesetanan? Puas hah?" Jiyong tersentak melihat lisa yang kembali penuh dengan air mata, bahkan terlihat lebih kecewa dari awal tadi dia datang ke studio jiyong.
"Baby.."
"Don't baby me!!!"
Jiyong mendekati lisa namun lisa menepis dan menjauh dari jiyong, membuat jiyong tercekat.
"S sayang.. Dengarkan aku, aku-"
"Aku mau putus" Jiyong tentu terkejut mendengarnya, selama ini mereka bertengkar tak sekalipun pernah keluar kata sialan itu. Apa lisa benar-benar marah kali ini?
"No, andwe!!! Apa maksudmu? Kita tidak bisa putus" Ujar jiyong dengan muka serius kali ini.
"Terserah, aku tak butuh persetujuanmu" Rahang jiyong mengeras mendengarnya, lisa benar-benar memancing amarah jiyong kali ini.
"Apa hanya karena ini kau memutuskanku?"
"Hanya? Kau mempermainkanku oppa, kau membuatku hampir mati tadi. Kau tak memikirkan perasaanku, kau egois" Lisa meluapkan amarahnya.
"Dengar, jangan sembarangan mengucapkan kata putus" Jiyong menekan emosinya, dia tak mau terpengaruh dengan amarah lisa.
Walau hatinya mendidih mendengar lisa dengan mudahnya mengucapkan kata putus tapi ia harus menurunkan egonya agar keadaan tak semakin panas.
"Mianhe, jinjja mianhe. Aku kesal karena kau mengabaikanku makanya aku melakukannya" Aku jiyong.
"Tolong jangan abaikan aku baby, aku tau itu sangat kekanakkan dan kau boleh marah padaku tapi tolong jangan abaikan aku" Jiyong meraih tangan lisa dan mengusapnya.
"I love you so bad, please don't leave me" Lisa melihat sorot mata jiyong yang sarat akan ketulusan. Tak sedikitpun lisa dapat melihat kebohongan di dalamnya.
"Aku takut" Lisa memeluk jiyong erat, ingin merasakan ketenangan dari dekapan kekasihnya.
"Aku takut..." Banyak ketakutan yang lisa takutkan saat ini.
Lisa takut hubungannya dengan jiyong akan berimbas pada karirnya, karir jiyong, membernya, agensinya bahkan keluarganya.
"Ssttt tak perlu takut, semua yang kau takutkan tak akan terjadi. Aku akan memastikannya, semua akan baik-baik saja. Asal kau percaya padaku" Jiyong mengelus punggung lisa.
"Boleh aku minta satu hal?" Jiyong mengurai pelukannya dan mengangkat dagu lisa.
"Hm?"
"Jangan selalu mengatakan putus, aku tak suka. Sungguh lis, tadi saat kau mengatakan itu rasanya aku ingin membakar gedung ini"
"Ck, oppa berlebihan" Lisa mencebik, mengapa kekasihnya sudah seperti seungri yang suka melebih-lebihkan sih pikir lisa.
"Kekeke mianhe. Tapi aku serius baby, sekali lagi kau mengatakan putus ku gantung kau di namsan tower" Ancam jiyong.
"Oppa mencintaiku sedalam itu?"
Bukan, lisa bukan bertanya karena ragu. Dia hanya sedikit tidak menyangka seseorang ini adalah kekasihnya. Lisa hanya memastikan karena rasanya seperti mimpi mengingat mereka memiliki hubungan yang buruk sebelumnya.
"Aku siap mengumumkan hubungan kita ke media jika itu dapat membuktikan keseriusanku sayang" Jawab jiyong mantap.
"Andwe, tadi saja sudah cukup membuatku nyaris pingsan. Apalagi kalau kau sungguh-sungguh mengatakan ke media. Kau akan melihatku hanya tinggal raga-"
"Yakk mulutmu, jinjja...jangan mengatakan hal semacam itu. Aku tak suka" Jiyong menyentil mulut lisa.
"Aku bersungguh-sungguh sayang, kapanpun kau siap aku akan mengumumkan hubungan kita. Aku ingin berkencan dengan bebas tak melulu di agensi atau di apartemen"
Lisa kembali memeluk jiyong, ia bersyukur mendengar jawaban jiyong. Ia merasa benar-benar dicintai oleh jiyong.
"I love you oppa"
"Love you too sayang" Jiyong mengecup ujung kepala lisa.
"Oppa, ayo ke dorm blackpink. Aku ingin mengenalkanmu pada mom dan daddy"
"Ayo- eh kau bilang apa? Mom? Dad?" Jiyong terkejut karena lisa memberitahunya tiba-tiba.
"Hahaha kenapa kau panik oppa, bukankah kau pernah mengobrol dengan mereka? Tenang saja" Lisa menenangkan jiyong.
"Yakk dasar anak nakal, kenapa tak memberitahu sebelumnya. Ayo beli beberapa buah tangan untuk mom dan daddy"
"Tak perlu oppa, hanya bertemu biasa kok. Tak perlu repot-repot" Lisa mengajak jiyong untuk langsung saja menuju dorm blackpink tapi jiyong bersikeras akan membeli buah tangan terlebih dahulu.
"No, ini pertemuan pertamaku jadi tolong jangan merusaknya" Ujar jiyong tersenyum simpul sambil mengacak poni lisa.
Lisa membalas senyuman jiyong, hatinya menghangat melihat jiyong semangat bertemu orang tuanya. Bukankah itu artinya jiyong tak main-main dengan hubungan mereka.
"Sudahlah menyerah saja, pawangnya bukan main. Bukan tandingan kita" Ujar pria berkulit tan mengingatkan temannya yang masih sibuk membaca beberapa artikel.
"Aku tak akan melewati batasku, aku juga tak akan merusak hubungan mereka. Aku hanya memantau dan menunggu kesempatan. Jadi bukan salahku nanti jika mereka putus lalu aku mengambil kesempatan itu"
"Ck dasar bucin"
Ada yang sampe lupa sama alurnya? Sorry guys 💔 emang dasarnya bukan penulis ya jadi sempet kehilangan inspirasi 🤧
Nikmatin yang ada dulu ya 😁 vote komen kalo suka siapa tau bisa membangkitkan semangat aku 🤣🤣
See you on next chapter guys ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
just don't
FanfictionSemua hanya dari imajinasi, sifat sikap dan watak dari masing-masing karakter hanya fiktif. #lisa #jennie #jiyong