Stay With Me [TAMAT!!]

bab 4

Haii guys bantu vote yaa..
Gak vote gak komen mandul canda eaa...
Jangan lupa follow wp ku

Dibaca dengan urut yaa.. Jangan di lompat, biar tau ceritanya..

Ini cerita yang dibuat sm penulis amatir ya, jadi maaf kalo masih ada kata/ penulisan kurang tepat/ tidak nyambung...

⚠️Typo bersebaran

Happy reading
Enjoy to my story'

🦋🦋🦋

"Kak. Suka sama Lo itu berat. Tapi, kenapa gue sanggup ya?"

🦋🦋🦋

Tepat hari ini, Yesha tidak masuk sekolah seperti yang ia bilang di pesan bersama Oliv kemarin malam. Dia akan menemui dokter Andi seperti di telpon kemarin malam. Harusnya dia datang ke perwakilan wali murid bersama mamanya. Tapi itu tidak akan terjadi sampai kapan pun. Tiba-tiba seorang laki-laki yang menggunakan seragam sekolah dengan tidak rapi memasuki ruangan.

"Ayesha Shakira." Panggil wali kelasnya.

"Maaf pak saya telat, saya wali Ayesha Shakira." Ujarnya.

Pak Suripto melihat penampilan lelaki itu dari atas kepala sampai bawah kaki. Berantakan. Itu yang ada dipikirannya.

"Kamu siapa dia? Tidak rapi sekali." Ujarnya sinis.

"Saya abangnya. Aresha Dirgantara. Pasti anda kenal saya kan?" Tanya Ares sambil mengangkat satu alisnya.

"Yasudah silahkan duduk, rapat akan di mulai."

Area tersenyum sinis melihat pak Suripto yang langsung menyuruhnya duduk. Mengenai pak Suripto yang mengenal Ares, ya memang mengenal pada dasarnya dahulu anak perempuan pak Suripto pernah menjadi kekasih Ares saat Ares kelas sepuluh dan juga saat Ares masih sekolah disini.

🦋🦋🦋

Yesha sudah rapi dengan pakaian kasualnya untuk bertemu dokter Andi. Dia juga sudah memasuki taksi yang sudah ia pesan. Dia mengambil ponselnya untuk menghubungi dokter Andi.

"Halo om. Aku udah di jalan. Nanti langsung ketemu di ruangan om Andi, atau ruang pemeriksaan langsung?"

"Keruangan saya dulu ya?"

"Yaudah om."

Tut

"Makasih pak."

BRAK

"Permisi ruangan dokter Andi di mana ya?" Tanya Yesha.

"Sudah membuat janji?"

"Iya."

"Lantai dua, belok kanan, ruangan sebelah kiri." Ujarnya.

"Oh iya atas nama siapa?"

"Ayesha Shakira."

"Okey. Mau saya antar?"

"Gak usah makasih."

Yesha berjalan menyusuri lorong yang sunyi dia memilih berjalan di tangga, dari pada naik lift. Dia berjalan dengan perasaan sedikit gugup. Kakinya berhenti saat sudah sampai di depan ruangan dokter Andi.