5. Changed

871 100 86
                                    

“Ada saat di mana aku tak dapat lagi berpikir jernih jika terus-menerus memikirkan sesuatu, dan itu membuat kepalaku sakit.”
Kwon Nayeon.

🧩

Kejadian kelmarin malam membuat hati mereka tercuit melihat betapa senangnya adik mereka disuap. Tetapi mereka tak bisa, rasa benci mereka masih ada.

Nayeon sibuk dengan pikirannya, teringat tentang adiknya, Mina. Entah kenapa dia mendadak mengeluarkan auranya begitu.

Nayeon toleh, pintu kamarnya terbuka, lagi-lagi dua orang yang sering kesini. “Wae? ” Jeongyeon dan Jihyo terkekeh, menggaru lehernya, “Kami berencana untuk tidur dengan unnie.” Jawab Jihyo dengan tersenyum lebarnya.

Nayeon menghela nafas, tak bisa menolak permintaan mereka, menunjuk kasur warna biru muda itu. Jeongyeon langsung melompat kearah kasurnya dan berbaring di sana.

Jihyo berdecak, kemudian mengikuti langkah Jeongyeon tadi. Nayeon kembali mengerjakan kerjanya, menarik perhatian Jeongyeon.

“Kau kelmarin bedagang juga, apa hari ini bedagang lagi?” Nayeon menangguk. Jeongyeon duduk bersila di kasur, memandang punggung membelakanginya.

“Soal..Joohee─” Jeongyeon toleh saat pintu terbuka, kedatangan Mina membuatnya terdiam. Gadis pendiam itu mengalihkan pandangannya ke Jihyo, “Aku perlu bantuanmu.”

“Ah, nde.” Jihyo beranjak pergi mengikutinya. Sisanya hanya kedua gadis itu, sedangkan Nayeon sibuk membelakanginya. Jeongyeon tentu kesal, dia bisa saja memecat dosen Nayeon; kerana dia keterlaluan.

Bukan kelmarin atau malam ini Nayeon kerjakan bahkan setiap hari dan bisa-bisanya membuat Nayeon stres.

Jeongyeon menarik lengan Nayeon yang terkejut, lalu mengendong gadis kelinci itu dan lemparkan di kasur membuat Nayeon teriak kesal.

Jeongyeon memeluk pinggangnya, “Aku tak bisa tidur tanpa Jihyo, kau temani aku tidur.” Nayeon memutarkan matanya, “Manja.”

Jeongyeon terkekeh, mengeratkan pelukannya, Nayeon terasa geli hanya pasrah. Selama ini, gadis berambut pendek itu tak pernah menerima ajakannya untuk tidur bersama apalagi memeluknya; kini mendadak memerlukan dirinya.

Sisi lain, kamar Joohee. Gadis itu tak tidur. Tadinya sempat terlelap kemudian terbangun saat mimpi buruk. Gadis itu memutarkan badannya; mencari kenyamanan tetap saja tidak bisa.

Tak lama, cairan hangat di hidungnya membuatnya terbangun, jantungnya berdegup kencang ketika melihat secair merah itu di jarinya.

Gadis Kwon itu segera beranjak dengan kaki gementar ke kamar mandi, membersihkan hidungnya dengan tisu. Gadis itu menutup matanya sambil membersihkannya.

Tiada siapa disisinya. Andai saja Elkie ada, sudah pasti dia bisa tenang. Tetapi dia tak mau merepotkan temannya.

Baru saja secair itu berhenti, lalu perutnya terasa sakit. Langsung dia memuntahkan semua makanan malam tadi.

Tubuhnya mula lemas, kakinya sulit bergerak. Dan berakhirnya, dia terduduk di kamar mandi.

Air matanya mengalir begitu cepat, nafasnya terburu-buru. Segera ia berusaha mengontrol nafasnya.

Weak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang