6. Nightmare

924 101 39
                                    

“Kau adalah bunga matahari. Meskipun lebah menyerangmu, kau tetap berdiam diri.”
Kwon Jeongyeon.

🧩

Joohee gugup. Ini pertama kalinya ketika saudara tidur di kamarnya terlebih lagi, kakak keenamnya begitu menyeramkan. Joohee melirik sebentar, lalu masuk ke dalam kamarnya diikuti Mina.

Mina menyedari kamar adiknya begitu rapi, membuatnya tersenyum. Dia begitu mandiri, apalagi foto-foto mereka berada di meja belajarnya.

Joohee masuk ke kamar mandi, Mina terus memerhatikan setiap sudut kamarnya. Di dalam kamar mandi, Joohee takut jika kakak enamnya terbangun gara-garanya nanti.

Gadis Bungsu itu memilih menenangkan dirinya dulu dan beranjak pergi. Mina sudah berdiri di depannya, begitupun gadis itu langsung masuk ke kamar mandi.

Selesai tukar pakaian, Mina langsung duduk di sampingnya. Tiada satu pun membuka suara. Joohee memainkan jarinya sangat gugup tidur bersama apalagi itu Mina.

Mina dengan santainya merangkak ke kasur adiknya, dan menepuk kasur itu. Meminta Joohee kesana. Joohee mengikutinya, berbaring dan membalikkan badannya.

Mina melihat tingkah Joohee langsung mendekatinya pelan, dan memeluk pinggangnya. Joohee bisa merasakan pelukan hangat dari Mina.

“Hey, tatap aku,” Joohee membalik, mereka berdua bertatapan. Tetapi Mina langsung memeluknya erat, kepalanya mencari kenyamanan di leher adiknya.

Dengan tangan gementar, Joohee mengelus rambut Mina pelan, agar Mina cepat tertidur. Sesuai harapannya, Mina sudah terlelap.

Joohee menatap kosong. Keluarganya mendadak berubah. Sejak dia bersama Elkie, satu per satu saudara ingin mendekatinya.

Rasa mengantuk menyerangnya, berharap dirinya tak bermimpi buruk, itu sangat buruk di depan Mina. Perlahan-lahan dia menutup matanya.

Sisi lain, Elkie merasakan keanehan pada ayahnya. Dia selalu pulang dan memukulnya. Kini Elkie bisa sedikit lega melihat perubahan ayahnya.

Buru-buru Elkie membuka pintu ketika mendengar suara pecah dari lantai bawah. Dia segera ke sana. Matanya membola melihat sang ibu tak sengaja menjatuhkan piring.

“Ma,” panggil Elkie lembut, dia menekuk kedua kakinya, membantu ibunya mengemaskan pecahan piring itu. Matanya menangkap benda yang membuat hati Elkie tertusuk.

Tangan ibunya gementar, dimana tempat itu masih belum pulih dan lebam. Tangannya bergerak meraih tangan ibunya.

“Ma, obati lukamu dulu, eoh. Aku takut ini semakin parah.” Gadis Chong mencari kotak obat di dalam lemari dapur itu. Segera dia membuka, dan mengeluarkan sesuatu dari kotak tersebut.

Ibunya menatapnya, “Tak usah, nak. Nanti ini bisa sembuh sendiri.”

Elkie menatapnya, lalu tersenyum pahit, “Ma, kau satu-satunya aku memiliki, aku tak bermasalah jika ayahku memukulku, asalkan itu bukan kamu.”

Elkie menunduk mengobati tangannya berhati-hati, tangan ibunya mengelus lembut rambutnya, “Kau adalah putri eomma yang baik hati.”

Weak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang