11. A litte Hope

871 95 33
                                    

“Orang sibuk ngejar cinta sementara aku sibuk ngejar kasih sayang.”
Chong Elkie.

🧩

Plak!

“Aku sudah bilang, jangan sesekali bersikap ceroboh! Lihat, Joohee hampir sekarat kerana ulahmu!”

Kwon Woori, adik perempuannya menatap tak percaya pada Taecyeon. Dia mengira jika Joohee dijaga oleh Taecyeon maka semuanya akan baik-baik saja tetapi ini terjadi.

Taecyeon enggan menatap adiknya, memilih menunduk dan diam. Woori menelan ludahnya dengan pahit, sebelum mengatakan sesuatu membuat kedua mereka terhenyah.

“Penyakit asmanya memburuk, tumor otaknya makin membesar! Apa yang kau lakukan selama tahun ini! Jawab aku, oppa! ” Woori terlalu membawa emosinya.

Buku-buku jari itu hampir melayang ke pipi kakaknya jika suster menahannya. Woori memandangnya sayu, “Aku kecewa..”

Taecyeon bungkam.

“Aku kecewa memiliki oppa sepertimu! Aku kecewa! Aku membencimu! Kembalikan Taecyeon oppa yang dulu!” Woori memukul dada kakak laki-lakinya.

Taecyeon terdiam sambil terisak, hatinya benar-benar hancur mendengar perkataan Woori. Dia menyesal, bersikap berlebihan.

Mianhae..Woori-ya..” Guman Taecyeon memeluk Woori erat. Tatkala hatinya benar-benar hancur mendalam, keadaan Joohee makin lemah.

Woori melepaskan pelukannya, memegang kedua tangan besar Taecyeon. Tatapannya mengarah pada bola matanya, “Jebal, tanda tangan surat ini. Joohee harus kemoterapi.”

Woori menatapnya, Taecyeon makin terisak, “Mian, aku tak bisa.”

Hati Woori hancur mendengar perkataan kakaknya. “Apa maksudmu! Setidaknya itu bisa membuatnya masih tertahan!”

“Aku tak bisa, Woori-ya! Keputusan itu berada di tangan Joohee, aku sudah berjanji padanya. Dia tak ingin melakukan kemoterapi.”

Woori geleng keras, “Bohong! Jangan bohong padaku!” Woori makin menangis kencang, “Aku menyesal tak menjaga Joohee dari awal! Aku menyesal luluh mendengar rayuan darimu!”

Sosok seorang ayah harus menjadi tegar di hadapan anaknya lain nanti, tetapi ia tak bisa, Joohee koma. Dia hancur, meskipun memiliki harta banyak dia tak bisa membeli nyawa seorang manusia.

Dokter! Keadaan putriku baik-baik saja? ” terdengar suara ibu menahan dokter yang menangani anaknya di luar kantor Woori.

Dokter wanita itu tersenyum sendu, “Dia tak boleh kelelahan, dan jangan biarkannya melakukan aktivitas berat. Jantungnya makin lemah.”

Ibu Elkie hancur mendengarnya, dia tak sempat melihat anaknya dirawat kerana sibuk mengurus pemakanan suaminya; meskipun ibunya menyuruhnya menjaga Elkie. Dia ingin melihat wajah suaminya kali terakhir sebelum melangkah kesini.

“Dia juga hampir tidak bisa bernafas. Mendonorkan jantungnya pada orang lain saat usia 5 tahun.”

Dokter wanita itu mengelus pundaknya, “Berikannya semangat untuk bertahan,” Ibu Elkie tak kuasa menahan tangisanya.

Weak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang