10. Almost hopeless

866 99 37
                                    

"Kawan, jangan habiskan air mata menangisi seseorang yang jangan-jangan tidak pernah menangis untuk kita."
Lee Xiao Jun.

🧩

Pemuda Lee mengambil beberapa sweater dan memakainya meskipun badannya tak begitu besar. Tubuhnya kedinginan, suhu malam ini begitu dingin..

Pemuda itu memeluk lututnya, tubuhnya gementar. Isteri Lee menyedari bahawa suhu ini terlalu dingin untuk anaknya segera dia berlari kearah kamar tersebut.

"Sayang..apa kau kedinginan." ujarnya, dia bisa melihat tubuh putranya gementar. Air matanya mengalir deras, tak tega memerhatikan putranya begini.

Isteri Lee itu hanya bisa memeluk tubuhnya, hanya itu dia mampu lakukan. Dia gagal menjadi sosok ibu yang baik untuk anaknya.
Xiao Jun anaknya periang, kini hanya terserah pada ibunya.

Dia hanya mampu mengeluarkan air matanya, dirinya tak bisa berbicara. Cuaca malam ini memang berat untuknya.

Matanya makin berair ketika melihat bingkai foto di meja belajarnya, dua wajah temannya tersenyum lebar ini akan memudar jika dia pergi lebih dulu.
Bagaimana perasaan orang tuanya, juga.

"Sayang? Sebentar aku menghubungi dokter─" Xiao Jun menahan ibunya pergi, menggeleng lemah.

"G-Gajima.." Suaranya lemah, wanita itu langsung mengambil selimut dan memakainya pada putranya. Tangannya mengusap air mata Xiao Jun mengalir, Xiao Jun berharap dia bisa mengatakan bahawa dia ingin ditemani.

Wanita itu teriak pelayannya, menyuruh menghubungi dokter, dirinya mengambil minuman hangat untuknya. Xiao Jun bisa melihat kekhawatiran seorang itu terhadap anaknya.

Xiao Jun tersenyum lemah, "E-Eomma..Gomawo.." Xiao Jun hampir kehilangan kesedaran jika ibunya tak memeluknya. Pemuda itu merasakan sedikit hangat dari ibunya membuatnya sedikit tersadar.

Kehidupan keras begitu menyiksa, menghadapi masalah yang belum selesai kini harus berhadapan dengan masalah lainnya.

Elkie terbangun, kerana merasakan suhu terlalu dingin. Tak lama, dia mendengar suara ibunya. Dengan langkah cepat, dia melihat sosok ayahnya tergeletak di lantai.

"Appa! " Teriak Elkie ingin menghampiri ayahnya namun dihalang oleh dua pria bertubuh besar.

Dirinya terhempas ke tembok begitu keras, merasakan amat sakit. Tak hanya itu, salah satu dari mereka menendang perutnya berkali-kali.

Ibunya menangis histeris melihat anaknya disiksa, sedangkan seorang pria tersenyum senang melihatnya.

"Ini balasannya kerana menolak permintaanku," pria itu mendekatinya, memukul wajahnya berkali-kali meskipun wajahnya penuh darah. Elkie mahupun ibunya hanya mampu menangis melihat ayahnya dipukul.

"Keranamu, putrinya sudah pergi! Aku ingin kau derita lagi!"

Elkie menahan rasa sakitnya, kaki pria itu menekan dimana bekas jahitan itu berada, air matanya mengalir deras. Nafasnya terburu-buru.

"And-wae! Elkie-ya! Kau harus sadar! " Pendengarannya menangkap suara ibunya makin mengecil. Dia melihat ibunya terisak disana, juga melihat dua pria menatapnya.

Weak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang