part 3/David

420 282 373
                                    

Kok bisa pangeran syurga turun ke dunia? Sosok sempurna yang aku impikan.

Anindita Noviona Anggini.

*****

"Ehh, Dit-" ucapan Yaya terpotong saat pintu kamarnya di tutup sangat keras oleh Dita. Samar samar dia mendengar senandungan kecil yang anak itu ciptakan bersamaan dengan ritme kaki yang ia ayunkan.

Ada rasa tidak yakin atas ucapan Dita tadi, siapa lagi cowo yang akan terjerat dalam kandangnya, siapa lagi cowo yang akan masuk dalam list gebetan lalu menyandang status mantan. Mengingat dengan gampangnya Dita menerima dan memutuskan mereka, seperti layaknya sebuah mainan yang setelah ia bosan lalu ia tinggalkan. Namun, ada hal yang mengganjal di pikirannya, sorot mata Dita kali berbeda dari biasanya, ada buihan air di sana, bahagia. Itulah yang dia temukan dalam netranya, tanpa sadar ia tersenyum lantas berkata "Semoga cowo yang sekarang, gak lo sia-siain dan bisa ngerubah pola pikir lo. Gue sayang banget sama lo, semoga bahagia."

******

"Ma-af." ucap salah satu pria dengan jeans hitam panjang serta kemeja maroon yang ia kenakan tak lupa juga dengan rambut yang di tata rapih membuat empat gadis ini langsung menoleh dengan tatapan kagumnya.

Dahinya berkerut alisnya bertaut, di saat ia tidak mendapatkan respon sama sekali dari mereka, merasa bingung dengan tatapan, apa ada yang salah dengan dirinya? Atau ada sebutir nasi dalam sudut bibirnya?

"Ekhem." Pria itu berdehem memecahkan keheningan yang terjadi, mencoba mencairkan suasana aneh seperti ini.

"E-eh iya, kenapa kak? Eh mas? Eh abang?" Latah Laurent yang bingung harus menyebut pria ini dengan sebutan apa, seperti yang ia liat perawakannya masih muda, tapi kelihatannya lebih dewasa dari apa yang ia pikirkan, membuat sang empu terkekeh saat mendengar peruntuyannya.

"Saya gak setua itu, boleh gabung?" ucapnya menunjuk kursi kosong dekat Dita.

"Boleh kak silahkan" balas Cindy kelewat ramah.

Mata Dita tak lepas dari sosoknya, ia menelan susah payah salivanya melihat betapa indahnya ciptaan tuhan yang sekarang di depannya, apa dia sekarang lagi di kayangan?, atau di surga dan bertemu pangeran surga di sana? Atau dalam kisah pangeran yang menjemput putri impianya. "MasyaaAllah" hatinya tak henti memuji pria itu.

Lambaian tangan belum menyadarkannya, cubitan Laurent tak mengusik ketenanganya, teriakan Reina tak mengubah posisinya, sikutan Cindy tak membuat ia bangun dalam khayalanya. Apa perlu seember air untuk menyiram pikiran kotornya?

"Dit-dit" panik Cindy saat temanya tak berkedip sedari tadi.

"Mbak," pria itu melambaikan tangannya tepat di hadapanya, berharap ia akan segera sadar, pikirannya mulai di penuhi dengan beberapa hal jelek yang menimpa gadis malang ini, apa ia mempunyai kelainan? atau ia kerasukan? Ia hanya bergidik ngeri dan sangat menyayangkan kecantikanya kalau yang ia duga itu benar.

"DITA!"

Lemparan sendok mendarat sempurna pada dahinya, menyisakan beberapa sisa nasi di sana. Nampak murka dengan keadaan yang seperti orang linglung itu, tak ada cara lain Reina harus melakukan ini.

"Aww" ringis Dita yang langsung menatap tajam siapa yang berani melemparnya dengan sendok menjijikan itu, apalagi itu bekas, siapa yang tak marah di perlakukan seperti ini? Ia langsung menatap sengit Reina di sana, menimpuk beberapa pertempuran yang akan terjadi selanjutnya. Reina hanya membentuk dua jarinya tanda minta maaf serta memperlihatan deretan gigi yang tertata rapih itu.

Tatapan itu meredup tat kala ia merasakan sesuatu yang bergerak di dahinya, ia menoleh siapa yang melakukanya, matanya beradu dengan mata itu, mengikis jarak di sana, bahkan hidung mereka nyaris bersentuhan. Merasakan debaran kencang di hati dan rasa panas yang menjalar di tubuh. Siapapun tolong Dita ia sesak napas.

Phytagoras HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang