• Cici sakit lagi •

102K 747 7
                                    

^ Happy reading ^

• Sebelum baca rate & vote dulu ya •

"Hehe, bercanda Lia. Jangan mendelik gitu dong."

"Ck! Nyebelin!"

Jian menyibaj rambut Lia. Menyelipkan anak rambut Lia ke belakang. Membuat jantung Lia berdegup kencang.

"Gue suka sama lo, Lia."

DEG!

Lia terdiam sejenak. Mencerna perkataan yang terlontar dari mulut Jian barusan. Lia senang jika Jian akhirnya mengungkapkan perasaannya padanya.

Namun, dia juga kesal karena Jian menembak dirinya saat berada di kamar mandi. Sungguh! Itu bukan tempat yang cocok untuk mengungkapkan perasaa.

Sementara Jian, dirinya harap-harap cemas menanti jawaban yang akan keluar dari mulut Lia.

"G-gue..."

"Hm?"

"Gue juga."

"Gue juga apa? Ngomong yang jelas dong Lia."

"Ish! Gue juga suka sama lo!"

Jian tersenyum puas mendengar jawaban Lia. Bodoamat dengan hubungan persahabatan mereka. Kini, mereka telah menjadi sepasang kekasih.

Jian mencium bibir Lia yang ada di bawahnya. Melumatnya, membuat Lia membuka mulutnya. Lidah Lia sudah menilisik masuk ke dalam mulut Jian.

Jian hanya tersenyum melihat respon sahabatnya yang menjelma menjadi pacarnya itu. Jian memegang tengkuk leher Lia untuk memperdalam ciumannya.

"Enghmpp..."

Jian melepas ciumannya saat merasa Lia sudah kehabisan nafas karena ciuman mereka. Lia memukul dada bidang Jian.

"Gak romantis banget sih! Masa gue di tembak di kamar mandi."

"Bodoamat. Gue udah gak tahan buat nahan perasaan gue sama lo. Persetan sama persahabatan kita."

"Gue takut Jian. Gue takut jika suatu saat kita putus dan persahabatan kita hancur."

"Gak usah mikir macem-macem. Lo cinta kan sama gue?"

Lia mengangguk mengiyakan.

"Yaudah kalo gitu. Gue yakin hubungan kita akan sampai pelaminan"

Blushing!

Pipi Lia memerah. Entah kenapa dirinya teramat senang hari ini.

"Yaudah, sana lo keluar duluan. Nanti kalo kita keluar bareng ada yang liat lagi."

Lia mengangguk dan keluar dari dalak toilet. Sementara di dalam sana, Jian tersenyum saat ia berhasil menjadikan Lia gadisnya.

...

Lia dan Jian kini sudah sampai di rumah Lia. Jian memang mengantar Lia pulang ke rumah. Dan karena orang tua Lia sedang pergi makan Jian dengan senang hati menerima ajakan Lia yang menyuruhnya mampir.

"Mommy, daddy lo kapan balik?"

"Minggu depan baru balik."

"Lo di rumah sendirian dong?"

"Udah dari kemarin emang."

"Yah, kenapa gak kasih tau gue? Gue kan bisa nemenin lo. Sambil grepe-grepe lo."

"Astaga! Mulut lo."

"Halah! Gak usah muna. Gue remes tt lo keenakan lo."

Lia hanya diam. Dirinya menggandeng lengan Jian masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tv.

"Mau minum apa Jian?"

"Minum susu."

"Gak ada susu disini. Udah pada gede dan gak doyan susu."

"Boong banget!"

"Ih beneran."

"Lah ini buktinya."

Jian meremas payudara kanan Lia. Membuat Lia terkejut dan tanpa ia sadari satu desahan lolos dari bibirnya.

"Akhh..."

"Tuh kan apa gue bilang!"

Lia menjauhkan tangan Jian dari gunung kembarnya.

"Gak usah mesum deh Jian."

"Gpp, orang sama pacar sendiri juga. Eh btw, gue mau namain gunung kembar lo jadi Cici."

Lia menganga tak percaya. Bagaimana bisa Jian menamain gunungnya dengan nama konyol seperti itu?

"Akh..."

"Belum gue apa-apain udah desah aja."

"Jian, kayaknya ini gue sakit lagi."

Lia menunjuk gunung kembarnya. Jian yang melihat arah tangan Lia hanya diam. Dia merasa senang mempunyai kesempatan itu lagi. Karena sekarang Lia sudah menjadi pacarnya. Mungkin, Jian tidak akan canggung saat melakukannya.

^ Thank you for reading ^

• Sorry for typo •

my boyfriend is a pervertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang