Begitulah Bonda, akhir-akhir ini aku merasakan perubahan dalam diriku, semenjak aku bersama Jane aku mungkin telah menjadi sosok yang egois, arogan, keras kepala, bahkan ingin menang sendiri. Tapi selama aku tak bersamanya lagi aku merasakan ada hal yang mengganjal dalam diriku, entah itu rasa penyesalanku atau mungkin rasa bersalahku yang tak sempat meminta maap kepadanya
kenapa kau minta maap?
Aku merasa bahwa segala hal yang terjadi antara diriku dan Jane selama ini akibat ulahku sendiri
kau patah hati?
Aku tak tahu Bonda!
Ya kau patah hati Sukma,,, jelas selama ini aku tak pernah melihat dan mendengar gerutumu yang serius perihal perempuan
Mungkin
Jangan merasa bahwa kau adalah orang yang paling menderita, sungguh perihal cinta semuanya sering berakhir dengan tanda tanya
Ah sudahlah perasaan apa yang melandaku saat ini aku tak tahu pasti, yang terpenting perasaan ini datang bukan karna Jane, perasaan gundah gulana ini datang atas kendali diriku sendiri, aku bisa mengendalikannya. Pasti!
Selama ini aku berteori bahwa manusia diberi kehendak bebas dalam kehidupannya, bahwa manusia diberi kendali penuh atas pemikiran dan perasaannya. Tapi kenapa ketika dibenturkan dengan realita aku tak sanggup menampung dan mengendalikan teori yang ada. Aku terjerumus dalam pikiran kecewa, aku menyalahkan keadaan bahwa Jane lah yang membuat diriku gundah gulana, padahal perasaan gundah sesungguhnya bukan terjadi karena Jane, tapi karena diriku sendiri yang memikirkannya, aku bisa untuk tidak memikirkannya, tapi nyatanya, aku tetap memikirkannya.
Peristiwa Jane meninggalkanku membuat diriku kacau, kecewa, bahkan menderita. Ah gila, drama macam apa ini? Sebelumnya aku tak menduga akan merasakan hal seperti yang orang lain ceritakan kepadaku, ya perasaan ini. Ketika orang-orang cerita tentang akhir dari hubungan, seolah dirinya yang paling menderita, lalu aku hanya bisa tertawa dan mengejeknya. Tapi sekarang aku malah menertawakan diriku sendiri. Sial.
Sukma, kau sudah bertanya penyebab Jane mengakhiri hubunganya denganmu? Sampai-sampai kau bisa berpikir bahwa penyebab berakhirnya karena kau egois, keras kepala dan arogan
Begini
Ceritakan
Jane itu seorang yang selama satu tahun menerimaku dengan segala kekuranganku, aku baru menyadarinya setelah dia pergi dariku, aku egois padanya, aku mengekang gerak langkahnya, tapi dengan sabar dia memaapkan dan mengikuti segala hal yang aku ucapkan. Mungkin hal ini yang membuat dia cape kepadaku sehingga dia mengakhiri hubungan ini tanpa penjelasan dan alasan sedikitpun, tak sepatahkatapun dia memberi penjelasan, tak sepatahkatapun!!!
Teruskan Sukma
Dengan segala rasa sabarnya yang dia miliki, aku berusaha untuk mengerti dari hari ke hari. Pola pikirku mulai kuubah, perilakuku mulai mengikuti kehendaknya, sedikit demi sedikit aku mulai menggantungkan harapan dan perasaanku padanya makin menjadi-jadi. Aku berhenti dan bahkan tak main hati dengan perempuan lain, hanya demi dirinya yang sabar menghadapiku. Aku jatuh hati sepenuhnya!!! Aku sadar bahwa Jane orang baik yang tak harus aku kecewakan dan kusia-siakan
Aku mulai paham Sukma
Seperti yang aku ungkapkan diawal, bahwa rasa penyesalanku datang ketika dirinya mengakhiri segalanya, aku dituntut berpikir tentang alasan kenapa dirinya mengakhiri ini semua, aku dituntut untuk merenung tentang peristiwa ini. Dan hasil dari perenunganku bahwa ini semua terjadi karena ulahku sendiri. Egois, ya aku egois!
Sekecewa itukah Jane menilai perilakumu sehingga ia mengakhiri segalanya?
Loh ko Jane? Harusnya aku yang kecewa!
Harusnya Jane yang kecewa, yang sabar menghadapimu dari hari ke hari itu kan Jane!
Edan! pola pikirmu rusak ya!? Kau pikir baik-baik! Aku yang seharusnya merasakan kecewa! Karena semua harapan telah kugantungkan kepadanya, aku berubah demi dirinya, bahkan aku berkomitmen dalam diriku sendiri untuk masa depan, bahwa Jane adalah hal terbaik yang aku miliki
Tolol! Berubah dari mana? Kau bukan berubah! Jane mengakhiri ini semua karena melihat tingkah lakumu yang membuatnya cape. Kalau kau berubah mana mungkin Jane mengakhirinya!
Persekian detik aku merenungkan kalimat yang diucapkan oleh Bonda
Aku tak mengerti kenapa dalam kehidupan ada rasa bahagia dan kecewa, kenapa sebagian orang kadang bahagia kadang kecewa? Kenapa tak semua orang bahagia terus menerus dalam kehidupannya!?
Sukma itulah yang dinamakan Sunatullah, kau berhak bertanya, tapi kau tak berhak merubah hukum alam yang semestinya terjadi. Keseimbangan alam sudah teratur antara siang dan malam, tinggi pendek, hitam putih, kaya cukup, besar kecil, dan lain sebagainya, begitupun bahagia dan kecewa. Dua hal yang saling bertentangan dalam kehidupan ini adalah keadilan Sang Maha. Coba kau renungi, karena dalam kecewa kau akan menemukan titik balik sejarah kehidupanmu sendiri. Kau akan menemukan pelajaran paling berharga yang tak dirasakan dalam bangku sekolahan bahkan perkuliahan. Dengan kecewa manusia bisa merenung tentang kejadian yang akan dilalui. Kau harus sadari Sukma, bahwa jalan kebahagiaan bisa dimulai dari rasa kekecewaan
Edan!!!
Aku mengernyitkan dahi mendengar kalimat yang baru saja terucap dari Bonda, aku diam seribu bahasa, tak bisa kupungkiri bahwa kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah sebuah hal yang bisa aku terima dan aku amini kebenarannya.
Tak terasa bahwa arus kehidupan yang selama ini aku jalani belum seberapa, ada hal yang dikemudian hari bisa membuatku bangkit kembali, terutama kalimat Bonda yang terus terngiang dalam hati sanubariku tentang kekecewaan yang bisa mewujud menjadi kebahagiaan, bahkan ada hal yang membuatku semangat untuk membuktikan bahwa kekecewaan yang terjadi selama ini akan kubalas dengan sejuta penghakiman yang menghujam dirinya dan bisa menimbulkan penyeselan untuknya. Hmmm dosakah aku menginginkan perubahan dalam kehidupan menuju kearah yang lebih baik, tapi dalam rangka balas dendam agar Jane merasa bersalah dan menyesal mengakhiri ini semua kepadaku???.
_Continued_
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Hantu Hati
RomanceBayangan masa silam selalu menggema di ruang pikiranku, pertama melambangkan kekecewaan, kedua mewujud menjadi keterpurukan. Terkadang aku takut melihat dunia, melihat sejarah, dan melihat yang pernah ada. Tapi aku sering melihat derita. Dan sunggu...