Pengumuman

36 4 0
                                    

"Adit, Revan," teriak Ana, "Tunggu!" Dengan berlari sedang mengikuti langkah mereka.

Dua (2) menit waktu berjalan dengan begitu saja tanpa ada percakapan di antara mereka bertiga. Tapi, dari raut wajahnya tampak sedang merasa degdegan. Pengumuman kelulusan anggota osis periode -19/20 akan disiarkan hari ini.

"Kalian tahu, Nggak?" sela Ana membuka percakapan antara mereka.

"Apa?" jawab Adit dan Revan bersamaan.

"Nggak jadi." Ana cengar-cengir.

"Hah?" seru Revan.

Rupanya luka di tangan Ana pasca perkelahiannya kemarin dengan Claudy ia tutupi baik-baik dengan perban. Sebenarnya hal itu yang ingin Ana ceritakan. Bukan itu saja, tapi pertemanannya dengan Sarah juga.

Adit merasakan ada yang aneh di tangan Ana. Ia melihat perban itu saat Ana mengayunkan tangaannya.

"Na," pinta Adit.

"Ya?"

"Tangan kamu luka?"

"Ha?" Ana kebingungan, "Ng... Ng... Nggak apa-apa," jawab Ana.

Revan bertanya. "Nggak usah bohong, Na. Ceritakan pada kami!"

"Hmm, nanti sampai di kelas." Dengan berlari dan mendahului mereka berdua masuk kelas.

***

"Ayo, coba dijelaskan!" cetus Revan.

Dengan menarik nafas panjang Ana mulai membicarakan peristiwa kemarin saat ia dihadang Claudy, Mili dan Mala.

"Jadi, kemarin itu setelah kalian pergi. Kalian tahu sendiri, Kan. Kalau mau pulang harus lewatin X IPA 3 dulu?" Bertanya pada Adit dan Revan dengan nada rendah, "Nah, pas mau lewatin kelasnya. Mereka bertiga datang, tuh, menyergah dari depan."

"Bisa-bisanya," sela Adit.

"Yah, bisalah. Masa nggak. Mereka memang demikian burukny." Revan berbicara dengan nada agak tinggi.

Ana melanjutkan percakapannya. "Di situ Claudy bertanya seperti ini 'Kamu yakin bakalan lulus?' aku emosi dong di nanya gitu,"

"Kelewatan betul Claudy ini," ucap Revan kesal.

"Setelah lama bercekcok, kami berkelahi." Ada merunduk," sialnya aku kalah dengannya. Seharusnya tidak seperti itu. Apalagi dia meninggalkan bekas cakaran di tanganku ini."

"Apa sih tujuan mereka selalu mengganggu kita? Sirik atau gimana, Sih?" murka Revan.

"Tapi, meskipun begitu. Kita harus tetap sabar. Manakali kita bisa menjaga attitude di sekolah ini," pinta Adit, " Beda lagi kalau sampai melukai berkali-kali. Kita juga harus hati-hati sama mereka." Percakapan lekas selesai dengan percakapan Adit.

Mereka mulai pembelajaran seperti biasa. Ana masih ingin menyampaikan sesuatu namun terbemgkalai oleh waktu. Ana pun mengurungkan niat dan ingin melanjutkannya setelah pengumuman. Ia juga berjanji akan memperkenalkan Sarah pada Adit dan Revan.

***

Gring-gring-gring

Beberapa menit setelah bel pulang itu berbunyi. Disambung kembali dengan penyampaian infomasi dari salah satu pengurus inti osis terpilih periode 2019/2020.

LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang