"Yosh, Ganbatte Adit." Sambil menatap pamflet pembukaan pendaftaran anggota baru Osis SMAN 10 Jeneponto periode 2019 / 2020.
Adit begitu bergairah pasca melihat pamflet itu. Harapannya bersama Revan dan Ana adalah bisa diterima dan terpilih menjadi anggota Osis. Untuk apa? Untuk impian Adit menjadi ketua Osis tahun depan.
Kaki melangkah dengan riangnya memasuki kelas berisikan manusia-manusia gabut. Bising, seperti biasanya. Dengan menoropongi dua sahabatnya.
"Pagi, Dit." Sapa Revan.
"Pagi."
Belum juga duduk, Revan sudah menengadahkan tangannya pada Adit. Menandakan ada sesutu yang Revan minta dari Adit.
"Aku nggak punya hutang, Loh," ucap Adit terkekeh.
"Bukan." Revan tertawa.
"Terus?"
Revan lalu mengode dengan mata dan alisnya ke arah apa yang sedang di genggam di tangan Adit.
"Apa?" kemudian Adit paham maksud Revan. "Oh. Aku sudah tamatin semalam," sambil menodongkan buku novel karya Fiersa Besari berjudul Konspirasi Alam Semesta.
"Endingnya? Sang...," ucap Adit dibantah perkataan oleh Revan.
"Ssstt. Nggak usah Kamu cerita endingnya. Sebelum aku selesai membacanya."
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
"Seru sekali kalian." Ana sambil berjalan memnghampri Adit dan Revan. "Tentang pamflet itu, kalian sudah lihat?" Sambungnya.
"Yap. Menandakan bahwa ini awal perjuangan Adit," lirih Revan sambil menengok ke wajah Adit.
"Hehe." Adit tersipu.
"Eh, ngomong-ngomong. Yang naik jadi Ketua Osis periode 2019-2020 Kak Jumrah, Kan?" tanya Adit dengan penuh harap tebakannya tepat.
"Menurutmu, Dit? Hihihi," jawab Ana semakin membuat Adit penasaran.
"Masa nggak?" Jawab Revan singkat.
"Wah, baguslah." Adit tersenyum.
"Memangnya kenapa kalau Kak Jumrah yang naik? Ada sesuatu? Atau kamu suka sama dia?" tanya Revan.
"Bukannya begitu." Adit sambil memberikan gerakan tidak setuju. "Kebetulan kita tim suksesnya beliau. Kita juga dekat dengannya. Kemungkinan kita lulus adalah 89%."
"Kalau memang sepert itu. Yah, kita nggak perlu khawatir lagi dong." ucap Ana.
Sejenak percakapan mereka terhenti. Kelas juga segera dimulai. Jam dinding sudah menunjukkan jam 07:26. 4 menit lagi kelas dimulai.
Mereka bertiga sangat antusias dalam ajang pemilihan anggota baru Osis ini. Hingga mereka lupa bahwa tantangan dan musuh besar mereka adalah claudy. Diam-diam, Claudy, Mili dan Mala menguping di luar kelas. Tanpa ketahuan sedikitpun. Mereka nampaknya memiliki ode bejat atas mereka bertiga.
"Mili, Mala. Pokoknya kita harus menggagalkan rencana mereka," ucap Claudy kesal.
"Siap, Bu Bos." Kata Mili dan Mala bersamaan.
"Bagaimanapun itu caranya."
***
"Jam 2?" tanya Revan.
"Iya, jam 2." jawab Ana.
Adit menampakkan ekspresi yang tidak seperti biasanya. Raut mukanya nampak khawatir. Ia sedang memendam sebuah tanda tanya besar, kekhawatiran besar. Mungkinkah mereka akan semudah itu lulus?
"Eh, sebentar." Adit sambil menahan Revan dan Ana untuk pulang.
"Hmm, ada apa?" Revan menjawab.
Dengan menarik nafas dalam-dalam sebelum Adit siap melontarkan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGKAH
Teen FictionBukan tanpa sebab, masa remaja adalah masa peralihan. Mungkin, dahulu kita masih mencari air mengalir untuk membasuh tubuh ataukah saling kejar mengejar dengan angin. Masa kecil adalah masa tentang menerbangkan layangan. Tapi, masa remaja adalah mas...