Episode 3

359 69 8
                                    

Di akhir pekan jihyo disibukkan dengan jadwal pemotretan yang bisa dibilang sangat melelahkan, beberapa pemotretan untuk pakaian terbaru harus dijalaninya bahkan beberapa barang dengan merk terkenal pun tak lupa dipromosikannya. Momo yang merupakan sahabat lamanya pun ikut menjadikannya sebagai model untuk mempromosikan beberapa gaun pernikahan yang baru saja dirancangnya.
"Bagaimana apa kau puas dengan hasil pemotretan hari ini?" Tanya sang fotografer sambil memperlihatkan hasil jepretan kameranya.

"Iya, hasilnya bahkan lebih bagus dari harapanku, aku ingin kau mencetak semuanya jangan sampai ada yang terhapus ataupun terlupa". Sang fotografer hanya mengangguk mengerti lalu meninggalkan momo yang terlihat menghampiri jihyo. Dengan wajah kusutnya jihyo duduk sambil memasang kembali sepatu ketsnya yang sengaja dilepasnya tadi untuk alasan pemotretan, dengan senyum manisnya momo duduk disebelah jihyo sambil menyodorkan sebotol minuman dingin dihadapan gadis bernotaben sebagai model terkenal itu.
"Apa kau lelah?" Jihyo yang mendengar pertanyaan gadis disebelahnya itu hanya memutar bola matanya malas.

"Bagaimana kalau aku traktir makan, apa kau mau?"tanya momo yang membuat jihyo langsung menatapnya dengan mata yang berbinar.

"Bagaimana kalau direstoran biasa?"

"Setuju" kedua gadis itu pun pergi meninggalkan ruangan bernuansa putih abu-abu itu setelah sepakat untuk makan siang bersama disuatu restoran yang biasanya mereka datangi semasa sekolah dulu.

Dengan kecepatan sedang momo melajukan mobilnya menyusuri jalan yang tampak ramai dengan bunyi klakson mobil dibelakangnya, beberapa kendaraan beroda empat dan dua terlihat saling berebut jalan untuk segera sampai ditempat tujuan masing-masing. Momo yang memang tidak suka dengan macet seketika mendengus kesal kala mobilnya sama sekali tak bisa bergerak akibat dihimpit oleh kendaraan lain yang berada didepan dan dibelakang kendaraan mewahnya. Jihyo yang memang pergi bersama momo menjadi ikut kesal sendiri saat dirinya tak sengaja mendapati sesosok pria yang sering ditemuinya belakangan ini ikut terjebak macet bersama kendaraan lainnya.
"Dasar pria menyebalkan.." teriak jihyo tiba-tiba yang membuat momo langsung menatapnya bingung.

"Siapa yang kau maksud dengan pria menyebalkan?"

"Lupakan saja aku tidak mau membahasnya"

"Apa taehyung?, apa kau sedang bertengkar dengannya?"

"Bukan, bukan taehyung aku baik-baik saja dengannya, ini tentang pria berhelm tengkorak itu.." tunjuk jihyo pada salah satu pengendara motor yang ikut terkena macet, momo yang merasa penasaran langsung mengikuti arah telunjuk jihyo yang tepat tertuju pada pria berjaket hitam dengan celana jens.
"Dasar pria menyebalkan, apa harus aku bertemu dengannya disini, dimana-dimana rasanya aku selalu saja bertemu dengannya, apa dunia ini sesempit itu?"

"Sepertinya kau berjodoh dengannya"

"Siapa juga yang mau berjodoh dengan pria kurang ajar seperti dia, meskipun dia satu-satunya pria didunia ini aku juga tidak akan mau berjodoh dengannya lebih baik aku mati saja dari pada harus berjodoh dengan pria mesum seperti dia" teriak jihyo kesal.

Momo yang mendengar jihyo berteriak frustasi hanya bisa tertawa, sungguh wajah jihyo terlihat sangat lucu saat kesal seperti ini bahkan mulut sahabatnya itu terus saja bergumam tidak jelas seakan mengutuk nama pria yang ikut terkena macet dihadapannya itu.

Setelah terbebas dari macet momo langsung melajukan mobilnya menuju sebuah restoran yang berada didekat danau, restoran yang bernuansa alam itu sangatlah terkenal dikalangan anak muda maupun orang tua. Dari dulu restoran itu adalah tempat makan favorit jihyo dan momo saat pulang dari sekolah, lokasi restoran itu sangatlah srategis hingga membuat pengunjung restorann itu terus saja berdatangan hingga malam hari.

can we be together ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang