Secara perlahan kedua mata jihyo terlihat mulai terbuka, dipandanginya sekeliling ruangan yang tampak asing itu hingga matanya menangkap sesosok pria yang sedang tertidur disamping ranjang tempatnya terbaring. Wajah damai pria itu berhasil membuat lengkungan kecil dibibir jihyo terukir samar, dengan lembut jihyo mengelus surai ungu milik jungkook yang terlihat mulai memanjang.
"Syukurlah kau sudah sadar" suara dari arah pintu itu berhasil membuat jihyo menarik kembali tangannya dan menatap seorang wanita paru baya yang kini sedang berjalan kearahnya dengan membawa semangkuk bubur ditangannya."Kau tak perlu khawatir demammu sudah hilang sebentar lagi kau akan kembali pulih" ucap wanita itu setelah meletakkan telapak tangannya dikening jihyo.
"Bibi ini siapa dan kenapa saya bisa ada ditempat ini"
"Bibi adalah eommanya jungkook, tadi malam dia membawamu kemari, jungkook tidak tau dimana kau tinggal jadi dia membawamu kemari" Setelah mendengar penjelasan dari eomma jungkook akhirnya jihyo mengerti mengapa dirinya bisa berada ditempat kurang layak seperti ini, meskipun rumah jungkook jauh dari kata bagus tapi setidaknya pemilik rumah ini masih mau berbaik hati untuk menampung dan merawat dirinya yang sedang sakit.
"Ayo buka mulutmu" perintah wanita bernama jung somin itu sambil menyodorkan sesendok bubur dihadapan jihyo. Tanpa ragu jihyo langsung membuka mulutnya dan memakan bubur yang disodorkan kepadanya itu.
"Masakan bibi enak, aku sangat suka"
"Jangan memuji bibi seperti itu, masakan eommamu mungkin lebih enak dari masakan bibi"
"Aku sudah tidak punya eomma, eommaku sudah meninggal semenjak aku masih kecil"
"Sungguh bibi minta maaf, bibi tidak tau jika eommamu sudah meninggal. Sungguh bibi turut berduka cinta atas kematian eommamu" jihyo hanya tersenyum lirih menatap wanita berumur 40 tahun yang kini mengelus punggungnya dengan lembut. Dari dulu jihyo memang sangat merindukan kasih sayang seorang ibu jika saja ia bisa kembali dimasa eommanya masih hidup ia akan memeluk dengan erat wanita yang sudah melahirkannya itu dan mengatakan bahwa ia sangat menyayanginya.
"Kau bisa menganggap bibi seperti eommamu, bibi akan memberikan semua perhatian bibi padamu layaknya seperti putri bibi sendiri""Terima kasih bibi" jihyo tanpa sadar langsung memeluk wanita dihadapannya itu dengan sangat erat, sungguh ia sangat senang bisa dianggap sebagai seorang anak dari wanita yang sangat baik seperti eommanya jungkook.
"Lebih baik kau makan sekarang jangan sampai kau jatuh sakit lagi" Dengan lahap jihyo memakan setiap bubur yang disodorkan kepadanya bahkan kedua wanita itu terlihat saling mengobrol dan terlihat tertawa bersama layaknya seorang ibu dan anak kandung.
Jungkook yang dari tadi tertidur disamping kasur itu seketika terbangun kala suara tawa itu sangat mengganggu indra pendengarannya. Dengan mengucek-ngucek matanya jungkook menatap jihyo yang juga kini sedang menatapnya.
"Apa dia sudah baikan eomma?" Tanya jungkook tanpa mengalihkan pandangannya."Jihyo sudah lebih baik sekarang, sebentar lagi dia juga akan kembali pulih setelah minum obat"
"Baguslah kalau begitu, kita tidak perlu merawatnya lagi menyusahkan saja.."
"Jangan berkata seperti itu, jihyo anak yang baik sebaiknya kau ikut merawatnya juga"
"Aku tidak mau, lebih baik kita pulangkan saja dia kerumahnya. Katakan dimana kau tinggal aku akan mengantarmu pulang" jihyo yang diajak bicara pun hanya tinggal diam menatap jungkook yang sepertinya tidak suka dengan kehadiran dirinya disini.
"Jungkook!, jangan bersikap seperti itu jihyo ini adalah tamu kita sebaiknya kau bersikap baik kepadanya".
"Tapi eomma sebaiknya kita pulangkan saja dia, bagaimana kalau orang tuanya mencarinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
can we be together ?
DiversosDipertemukan oleh takdir dan disatukan oleh cinta. Jihyo sama sekali tak menyangka pertemuannya dengan jungkook akan mengisahkan cerita cinta yang begitu rumit. Ada begitu banyak rintangan yang harus mereka lewati yang mungkin saja akan memisahkan...