Episode 12

195 42 2
                                    

Silauan matahari berhasil membuat kedua mata bulat itu terbuka, silauannya yang terang mampu menusuk kedalam indra penglihatan. Jihyo terbangun dan melihat taehyung masih tertidur disebelahnya, wajah damai yang ditunjukkan pria kim itu membuat jihyo tersenyum samar. Dielusnya wajah bak pangeran dongeng itu hingga membuat sang empun terbangun. Kedua mata mereka saling bertemu dan itu membuat jihyo buru-buru mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Apa tidurmu nyenyak?" Taehyung mendudukan dirinya menghadap jihyo yang sudah duduk lebih dulu darinya.

"Mmm"

"Kenapa kau tak mau menatapku?"

Bukan tanpa alasan taehyung bertanya seperti itu pasalnya jihyo sama sekali tak mau menatap matanya seperti biasa, gadis itu seakan menghindari tatapan tulusnya.

"Aku akan kekamar mandi" belum sempat jihyo turun dari kasur empuk itu taehyung langsung memeluknya dari belakang. Jihyo bisa merasakan tangan kekar itu melingkar diperutnya sangat erat serta hembusan napas itu berhasil menyapu kulit lehernya.

"Jangan berani menghindari pertanyaanku, katakan apa alasan kau tak mau menatapku seperti dulu lagi?" Tanya taehyung penuh arti.

"Aku tidak bisa bernapas taehyung jadi tolong lepaskan pelukanmu"

"Jawab dulu pertanyaanku"

Jihyo menarik napasnya dalam, ia bingung apa yang akan ia katakan pada taehyung, mana mungkin ia jujur bahwa ia sudah tak punya rasa cinta lagi sedangkan taehyung masih sangat mencintainya. Ia tak mau melukai perasaan pria yang sudah tulus mencintainya itu.

"Aku akan membuat sarapan jadi tolong lepaskan pelukanmu jika kau tak ingin kelaparan."

Taehyung langsung melepaskan pelukannya dan hal itu seketika membuat jihyo langsung beranjak keluar meninggalkannya. Taehyung tersenyum lirih dengan perlakuan jihyo yang sudah tak seperti dulu lagi, gadis yang sangat dicintainya itu benar-benar telah membuat hatinya sakit. Kehadiran jungkook diantara hubungannya dan jihyo berhasil membuat gadis yang sangat dicintainya itu berpaling memilih pria yang baru dikenalnya.

Dimeja makan jihyo terlihat mengoleskan selai coklat diroti yang tampak tipis itu, jihyo memang sengaja membuat alasan ini untuk membuat taehyung mau melepaskan pelukannya. Berada terlalu dekat dengan pria kim itu membuat dadanya sesak dan sulit bernapas, taehyung serasa seperti orang asing yang berada satu ruangan dengannya, rasanya sangat canggung dan tak nyaman. Jihyo benci suasana seperti itu seakan membuat dirinya akan mati saja.

Dapat ia lihat kini taehyung menuruni anak tangga sambil tersenyum padanya, ia tahu pria itu pasti akan menghampirinya jadi buru-buru ia berjalan menjauhi taehyung sebelum pria itu memaksanya lagi untuk mengungkapkan perasaannya.

"Kau mau pergi kemana?"

"Aku akan mencari udara segar diluar" ucap jihyo tanpa menatap taehyung.

Sampai didepan pintu jihyo melihat ada sebuah kotak besar terlilit dengan pita merah berada diteras rumahnya. Karena merasa penasaran jihyo berjalan mengambil kotak besar itu, tapi setelah ia cari ternyata tak ada satupun surat ataupun nama pengirim orang yang meletakkan kotak yang berukuran cukup besar itu. Disekeliling rumahnya pun tak ada tanda-tanda orang yang mengirimnya melainkan hanya ada securiti rumahnya yang masih tertidur.

"Siapa yang mengirim hadiah sepagi ini "

Jihyo membawa kotak itu masuk kedalam rumahnya dan meletakkanya dimeja berbahan kayu yang ada diruang tamunya. Taehyung terlihat datang dan berdiri disebelahnya, dilihat dari raut wajahnya saja bisa ia pastikan taehyung sedang marah melihat kotak berlilit pita itu ada disana.

"Siapa yang mengirim hadiah untukmu?" Tanya taehyung sinis.

"Aku tidak tau, tidak ada nama pengirimnya"

can we be together ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang