Episode 5

321 61 3
                                    

Berada dikamar seharian membuat jihyo bosan, sepanjang hari jihyo sama sekali tak melakukan apapun bahkan makanan yang dibawa nayeon sama sekali tak disentuhnya. Tindakan ini ia lakukan semata-mata untuk meluluhkan hati appanya, jihyo tau appanya tak akan tega melihatnya menderita seperti ini.

Sambil berbaring jihyo menatap langit-langit kamarnya yang berwarnah abu-abu, sesekali perutnya juga terdengar berbunyi pertanda dirinya sedang lapar, tapi sebelum appanya berubah pikiran jihyo sama sekali tak akan makan ataupun keluar dari kamar.
"Mengapa hidupku jadi seperti ini tidak bisakah aku menjalani hidupku seperti dulu?" Jihyo terus saja meratapi nasib buruknya sampai-sampai ia tak sadar jika dari tadi kaca kamarnya terus saja berbunyi seperti sedang dilempar sesuatu dari luar.

Taehyung yang berada tepat dibawah kamar jihyo terus menghujami kaca kamar kekasihnya itu dengan batu. Entah cara apalagi yang harus ia lakukan untuk bertemu dengan pujaan hatinya, karena jihyo sama sekali tak merespon dengan tindakannya terpaksa taehyung melemparkan batu yang lebih besar hingga membuat kaca jendela kamar jihyo pecah.

Tindakan taehyung itu sontak membuat jihyo kaget dan langsung menengok keluar jendela. Betapa terkejutnya jihyo saat melihat taehyung kini berada dibelakang pekarangan rumahnya.
"Taehyung, apa yang kau lakukan disini?"

"Aku sangat merindukanmu jadi aku datang untuk menemuimu" jawaban taehyung barusan membuat jihyo tersentuh, ternyata ia tak salah menjadikan taehyung sebagai kekasihnya buktinya saja pria itu kini datang menemuinya tanpa menghiraukan keberadaan appanya yang terkenal dengan sikap pemarahnya.

"Aku akan turun" sesegera mungkin jihyo berlari menghampiri taehyung yang sedang menunggunya dibelakang, tapi saat jihyo menginjakkan kaki dianak tangga terakhir appanya tiba-tiba muncul dan seketika membuat langkah kakinya terhenti.

"Mau kemana kau?"

"Aku..aku ingin keluar, aku tidak sengaja menjatuhkan gantungan kunciku saat berdiri didekat jendela"

"Biar nayeon yang mengambilkannya untukmu"

"Tidak perlu appa, aku bisa mengambilnya sendiri"

"Ya sudah, tapi sesegera mungkin kau harus kembali masuk kedalam rumah" sungguh jihyo bersorak senang kala appanya mengizinkan dirinya, secepat mungkin jihyo berlari kebelakang rumahnya untuk menemui taehyung yang sudah dari tadi menunggunya disana.

Senyuman jihyo begitu mengembang kala taehyung langsung berlari menghampirinya dengan setangkai bunga ditangannya. Taehyung memeluk jihyo dengan sangat erat seakan tak akan membiarkan gadis itu untuk pergi dari dekapannya.
"Aku sangat merindukanmu"

"Aku juga sangat merindukanmu" kedua orang itu saling berpelukan, rasa rindu yang taehyung rasakan kini ia luapkan dengan menciumi bibir jihyo, sungguh bibir kekasihnya itu adalah candu yang tak bisa taehyung lupakan. Dengan lembut taehyung melumat bibir jihyo hingga lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman yang penuh dengan tuntutan, tarikan ditengkuknya membuat jihyo semakin memperdalam ciumannya. Sungguh ini adalah hal yang paling taehyung rindukan dari jihyo selain sikap jihyo yang perhatian taehyung juga sangat merindukan bibir kekasihnya yang manis.

Merasa pasokan oksigen didadanya menipis jihyo langsung mendorong taehyung agar pria itu segera menghentikan ciumannya.
Merasa mengerti dengan maksud kekasihnya taehyung langsung melepaskan ciuman panasnya.
"Bernapaslah.." dengan terengah-engah jihyo menghirup udara yang berada disekitarnya. Sungguh wajah jihyo begitu  memerah akibat kehabisan oksigen.

"Maaf aku tak bermaksud membuatmu seperti ini"

"Tak masalah lagi pula aku juga menyukainya" taehyung hanya bisa tersenyum mendengar ucapan yang dilontarkan oleh jihyo.

can we be together ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang