Episode 22

178 31 2
                                    

Karena ide briliannya kemarin kini ia dan yugyeom telah berada ditoko perhiasan, sambil melihat-lihat ia juga mengambil beberapa benda berkilau yang ada dikotak kaca guna ia pertimbangkan sebagai hadiah untuk calon pacar sahabatnya. Jungkook terlihat bingung memilih diantara kedua kalung berlapis emas putih yang ada dikedua tangannya, mata hitamnya mengamati dan menilai setiap inci keindahan yang dimiliki benda berkilau yang mampu membuat setiap gadis yang memilikinya akan merasa senang.

"Kau lebih suka yang mana, ini atau yang ini" tanya yugyeom dengan memperlihatkan dua kalung emas yang menurutnya sangat indah.

Jungkook memperhatikan kedua benda yang tergantung dihadapannya hingga akhirnya ia menggeleng karena tak menyukai kedua benda yang dibawa oleh pria seumurannya itu.

"Tidak ada yang bagus, seleramu itu jelek sekali" yugyeom seketika kesal mendengar hinaan yang dilontarkan oleh sahabatnya sendiri. Memang ia tak pandai memilih hadiah untuk wanita tapi setidaknya jungkook tak perlu mengatai seleranya jelek karena perkataannya itu sungguh melukai hati kecilnya.

"Kalau begitu kau saja yang pilih bukankah hanya seleramu saja yang bagus?" Ucap yugyeom seakan menyindir.

Jungkook langsung meletakkan sebuah benda yang telah dipilihnya tadi ditelapak tangan yugyeom "Berikan itu saja padanya dia pasti akan menyukainya" yugyeom baru saja ingin melihat kalung itu tapi jungkook langsung merampasnya kembali dan membawanya pada petugas toko untuk segera dibungkus.

Yugyeom hanya bisa mendengus kesal, ia akan benar-benar marah besar jika kalung yang dipilih sahabatnya itu tak seindah dengan kalung pilihannya.

Setelah mendapat nota pembayaran kedua pria itu berjalan keluar toko, rencananya yugyeom langsung ingin pergi kerumah sakit sedangkan jungkook ingin pulang kembali kerumahnya untuk mengambil beberapa pakaian yang akan ia pakai selama tinggal dirumah sahabatnya.

Yugyeom melambai sebelum benar-benar pergi, syukur saja jungkook membawa kendaraannya sendiri karena jika sampai tidak mungkin saja ia akan mengantar pria itu lebih dulu sebelum menemui jihyo, dan pastinya akan memakan waktu lebih lama hingga membuatnya terlambat tiba dirumah sakit.

Kepergian yugyeom membuat jungkook juga ingin segera pergi meninggalkan tempat itu, tapi teriakan seseorang dibelakang sana berhasil membuat niatnya terhenti, ia berbalik dan mendapati nayeon berjalan kearahnya dengan raut wajah panik.
"Kemana saja kau?, aku mendatangi rumahmu semalam tapi kau tak ada dan ternyata kau malah ada disini" ucap nayeon terdengar emosi.

"Memangnya ada perlu apa sampai kau mencariku" nayeon dibuat semakin emosi saja dengan nada suara jungkook yang terdengar begitu santai, sedangkan dirinya sudah panik setengah mati karena belum tau dimana keberadaan jihyo.

"Apa kau tau dimana jihyo?" Jungkook hanya memutar matanya malas mendengar pertanyaan yang sama sekali tak ia ingin tau jawabannya.

"Ayo katakan dimana jihyo berada?"

Jungkook menjilat bibirnya sesaat lalu menjawab pertanyaan gadis yang ada dihadapannya. "Aku tidak tau" jawabnya singkat.

"Apa maksudmu tidak tau? Bukankah kau kekasihnya seharusnya kau tau dimana dia" teriak nayeon marah.

"Aku bukan kekasihnya lagi atau lebih tepatnya aku sama sekali tak pernah menjadi kekasihnya. Aku sudah tak mau tau lagi mengenai kehidupan majikanmu itu jadi berhentilah bertanya mengenainya padaku"

Kepala nayeon terasa sudah pening sekarang, kemana lagi ia harus pergi mencari jihyo. Jungkook adalah harapan terakhirnya tapi ternyata pria jeon itu juga tak tau dimana keberadaan jihyo bahkan parahnya lagi sudah tak mau peduli lagi mengenai kehidupan jihyo.

can we be together ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang