Aini Adara
Bukanlah seorang gadis dengan kacamata bulat tebal bertengger di pangkal hidung yang hobinya mendekam di lautan buku. Bukan pula seorang gadis nakal yang selalu tertarik pada tantangan. Apalagi seorang gadis dengan karir cemerlang yang se...
Maaf ya udah satu bulan lebih ga update. Kemarin-kemarin itu ngalamin culture shock selama masuk kuliah. Tugasnya seabrek dan dll. Beda banget sama sekolah hiks :)
Oh iya, selamat membaca sayang-sayangku
______________________________
Misteri saat ini :
Mengapa perempuan selalu menghindar dari laki-laki yang menyukainya bahkan cenderung merasa illfeel. Sedangkan mereka malah mengejar laki-laki yang tidak meliriknya sedikit pun?
• •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benang kusut.
Itulah gambaran tentang perasaan yang tengah Adara rasakan kini. Pandangannya terus menunduk bahkan ketika mobil milik Galen mulai menjauh setelah menurunkan dirinya.
Benar. Adara benar-benar yakin. Galen baru saja cemburu. Mungkin pria itu tidak sadar, tapi Adara menyadarinya. Tatapan menuntut penjelasan, suara yang terdengar datar, rahang yang terlihat mengeras dan garis lurus yang terbentuk pada bibirnya. Itu semua cukup membuat Adara tahu jika Galen benar-benar menyukainya.
Ada pepatah mengatakan bahwa cemburu itu tanda cinta.
Awal mereka bertemu, Adara kira itu hanya modus yang Galen berikan. Ya, seperti para pria yang sempat mendekati Adara. Mereka mendekatinya karena tertarik secara fisik dan mulai melancarkan berbagai modus untuk lebih dekat dengannya.
Namun ketika sudah lebih lebih dekat, mereka menyadari jika Adara adalah gadis yang membosankan. Tidak pernah memulai percakapan, hanya menjawab seadanya dan terlalu tidak percaya diri. Intinya ia terlalu pasif. Karena itu, perlahan mereka menjauh dan mulai mencari gadis lain yang menyambut dan bersikap agresif.
Berkali-kali seperti itu, membuat Adara sadar diri. Ia membosankan. Maka dari itu, ia yakin Galen akan menjauh dengan sendirinya. Mencari gadis yang dapat mengimbangi pria itu dan meninggalkan Adara yang masih bergelung dengan rasa insecure-nya. Namun, ternyata ia salah. Perasaan Galen sepertinya bukan hanya rasa penasaran belaka, perasaan itu sudah berkembang. Entah itu masih di tahap rasa suka atau sudah berkembang lagi menjadi cinta, yang jelas Adara tidak ingin tahu.
Bukan. Adara bukan gadis jahat pemberi harapan palsu. Ia hanya tidak percaya diri. Ia tidak senang dengan kenyataan ini. Ia khawatir. Apakah dirinya pantas? Apakah dirinya pantas disukai oleh Galen yang notabene seorang pemimpin di Grafylen Studio?
Pria itu juga terlahir dari keluarga yang bahagia. Hidupnya hampir sempurna. Karir yang cemerlang, orang tua yang mendukung, teman yang solid dan kepribadiannya yang bagus. Sangat berbeda dengan Adara.
Terlalu jauh dan terlalu berbeda. Seperti hitam dan putih, langit dan bumi, gelap dan terang.
Adara mengembuskan napasnya pelan lalu mendongkak menatap ke arah mobil Galen yang beberapa menit lalu pergi. Ia berbalik lalu melangkah dengan pelan menuju Cafe Janji Manis.
