Tak terasa UN telah ku lewati,dan detik-detik kelulusan SMP ku semakin,dekat dengan hari dimana persiapan untuk perpisahan,aku sempat berbincang dengan Dirga.
"Ntar lulus SMP mau lanjut kemana?"tanyaku pada Dirga yang sedang berjalan di sampingku."Pesantren"jawabnya singkat.aku yang mendengar hal itu sedikit terkejut.
"Eh seriusan?kenapa enggak ambil SMA aja?
"Enggak papa,pengen aja"saat Dirga mengungkapkan hal itu,aku tau ada yang tidak beres yang sedang ia sembunyikan dariku,tapi aku tak bisa apa-apa,aku hanya seorang sahabat yang ibaratnya tak bisa ikut campur urusan nya, peranku hanya penyemangat kan.
Acara perpisahan pun tiba,aku diberi amanah untuk membaca puisi serta memberikan kesan dan pesanku selama di sekolah ini.di penghujung acara yang sedang menyajikan hiburan aku pergi untuk menemui Dirga yang sedang sendiri.
"Dirga,ngapain sendirian disini?"
"Tadi lagi ngantar ortu bntr ke parkiran"jawabnya sambil menyenderkan badannya di dinding.
"Oh gitu...,oiya enggak mau gitu bikin kenang - kenangan bareng aku?apalagi ntar kamu bakal ke pesantren,mau foto bareng enggak"
"Kapan-kapan aja deh"ucapnya singkat,jujur aku sedikit sedih saat itu,tapi ya sudahlah aku tak ingin memaksa dirinya.
"Aku mau main kerumah kamu boleh enggak?" Tanya nya sambil menatap wajahku, lalu tak lama ia mengalihkan kembali pandangannya,aku yang mendengar itu langsung tak menyangka.
"Boleh kok,mau kapan?"jawabku dengan cepat.
"Nanti sore"kata dia sambil tersenyum padaku.aku masih seperti tidak menyangka dengan apa yang ia katakan.ya ampun aku benar-benar gugup.
Setelah berbincang dengannya aku pergi untuk menemui orang tua ku,dan disaat perjalanan aku mulai menceritakan kepada mamaku bahwa salah satu temanku akan berkunjung kerumah,dan beliau bilang itu tak masalah, silahkan saja.aku yang mendengar itu jadi sangat senang bahkan aku tidak sabar untuk menunggu waktu sore.
Namun waktu semakin berjalan,yang seharusnya diwaktu itu dia datang malah dia memberi ku kabar bahwa dia terlambat,hal itu disebabkan karena dia lupa.
Baiklah untuk saat ini aku maklumi, dihari libur itu aku masih berbincang bincang dengan nya kita masih sering bertukar kabar melalui pesan,dan dihari itu ia berjanji lagi padaku bahwa ia ingin berkunjung kerumah,aku bahkan menyuruhnya untuk tidak lupa lagi.
Entah takdir atau dia yang sedang mempermainkan aku, lagi-lagi dia mengingkari janjinya bahkan alasan kali ini tidak masuk akal,jujur aku tak suka jika seseorang berbohong dan suka mengingkari janjinya,tanpa pikir panjang aku memblokir semua media sosial yang dia miliki,bahkan dengan santainya aku menghapus semua pesan ku dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGANTARA
Teen FictionKetika langit dan senja tak bisa bersatu disitulah mendung datang.