Step us

32 16 6
                                    

Malamnya ia menanyakan padaku apakah aku sudah selesai membaca novel tersebut,dan tentu saja aku sudah menyelesaikan nya,bahkan aku masih bisa mengingat setiap adegan juang dan annatidae dalam novel tersebut.

Hari-hari telah berlalu hingga tak terasa esok sudah pergantian tahun,dan tak terasa juga hubungan ku dengan Dirga semakin dekat,bahkan aku juga sering mendapatkan telpon darinya.

1 hari sebelum Dirga kembali ke pesantren,ia mengajakku untuk bertemu yang terakhir kalinya,katanya dia ingin membuat kenangan bersamaku sebelum dia kembali lagi ketempat yang mengurung dirinya untuk beberapa waktu.aku pun dengan senang hati mengiyakan ajakan dia,dan orang tua ku pun juga mengijinkan.

Malam itu aku dijemput olehnya,dan kebetulan udara malam itu cukup dingin,tapi kita berdua malah berniat mengunjungi kafe es krim yang menjadi rekomendasi mamaku untuk dikunjungi,karena kata beliau disana tidak terlalu bising dan suasana nya cukup nyaman.

Diperjalanan aku iseng bertanya padanya soal adegan juang yang dipeluk oleh annatidae saat berkendara,tapi saat aku bertanya padanya dia bilang tidak terlalu ingat adegannya,dan otomatis aku langsung mempraktekkan nya.

Diperjalanan aku iseng bertanya padanya soal adegan juang yang dipeluk oleh annatidae saat berkendara,tapi saat aku bertanya padanya dia bilang tidak terlalu ingat adegannya,dan otomatis aku langsung mempraktekkan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu pelukkan singkat yang aku berikan padanya,karena jujur jantung ku mulai berdegup sangat kencang,bahkan saat aku memeluknya sekilas aku bisa merasakan bahwa dia juga sedikit terkejut dengan apa yang aku lakukan.

Aku langsung merutuki kebodohan ku, bisa-bisa nya aku punya otak yang jail,kan jadi malu sendiri :').

Sesampainya di kafe aku pikir dia akan membahas apa yang aku lakukan tadi,huh untungnya dia tidak membahas itu,malahan dia tersenyum sangat manis saat menatap wajahku,oke seseorang bantu aku untuk lari,aku tidak kuat dia terlalu manis bagiku :').

Saat sedang menikmati makanan tak jarang kita berdua saling bertukar cerita, sampai kita juga sempat membicarakan sosok orang yang pernah singgah dihati kita masing-masing.

"Sama si itu masih deket enggak"tanyanya sambil melahap eskrim vanila yang ada di depan nya.

"Enggak,malah aku dari dulu sama dia sering kelahi terus,jadi ya kita hubungannya malah kayak musuh bebuyutan"ucapku menjelaskan orang yang dimaksud olehnya.

"Hmm iya-iya"jawabnya singkat.

"Kamu sendiri?,sama si dia masih ada rasa enggak?"tanyaku balik.

"Enggak, lagipula aku juga enggak ada kontak-kontak lagi sama dia,itu pun waktu kelas 1 SMP aja sukanya"jelasnya

"Sekarang sukanya sama siapa?"

"Ada pokoknya"kata dia sambil tersenyum menatap es krim.hmm rasa nya ingin sekali menjewer telinganya,dia tidak tau kah,jika aku sudah berada di puncak rasa penasaran.

Setelah berbincang-bincang cukup lama tak terasa,kita sudah harus kembali pulang,jadi sebelum kita pulang aku sempat memberikan dia surat dan sebuah gantungan tas.dan dia menerimanya nya dengan senyuman tulus.

Sesampainya dirumah aku langsung merebahkan diri,dan tiba-tiba handphone ku berdering dan menampilkan pesan darinya.

"ILYA"

Tulisan yang tertera di layar handphone ku,tanpa Sadar aku tersenyum dan mulai mengetikkan balasan untuk pesannya.

"ILYA too"

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang