Ke esok kan nya adalah hari dimana ia kembali ke pesantren, sebelum itu ia mengirimkan pesan kepadaku yang berisi untuk menjaga diri baik-baik.aku yang membaca pesannya mulai tersenyum.
Karena kehadiran nya di hidupku mulai memudar,aku berusaha untuk menyibukkan diri dengan cara belajar terus-menerus,bahkan aku mencoba hal-hal baru seperti membuat karya di platform-platform media,dan lain sebagainya.
Selama 3 bulan itu juga aku selalu berharap bahwa guruku akan selalu memberiku tugas agar aku ada kesibukan dan tidak mengingat dirinya.
*Hiks maafkan aku teman-teman atas harapan yang aku minta. :')
Namun disisi lain aku merasa bersyukur karena bisa lebih fokus dalam pendidikan dan membuat banyak karya yang bisa membuat kedua orang tua ku bangga.
Bahkan dilubuk hati ku terdalam aku harap,aku masih bisa selalu membahagiakan kedua orang tua ku dengan menunjukkan betapa aku pandai memanfaatkan masa muda ku dengan banyak hal yang bermanfaat.
Dan tak kusangka di bulan itu semua anak-anak disekolah mulai mendapatkan banyak tugas, sepertinya Do'a ku dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa,yang dimana guru-guru disekolah mulai membanjiri murid-murid nya dengan banyaknya tugas dan projek,jadi aku yang sudah berharap begitu langsung kegirangan dan memberitahukan pada orang tua ku bahwa guruku masih ingat untuk memberikan muridnya sebuah tugas negara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGANTARA
Teen FictionKetika langit dan senja tak bisa bersatu disitulah mendung datang.