30 ⛵

333 105 86
                                    

"Diem terus, lo nggak seneng ketemu gue??"

Chaewon mendongak natap Ryujin yang jalan ke sofa bersebrangan sambil menggenggam secangkir teh hijau.

Mereka ada di kamar nomor 56, lantai empat, kamarnya Ryujin.

Cheewon senyum sampai matanya menyipit terdorong pipi. "Seneng, kok."

Beberapa menit lalu...

Pintu kamar Chaewon terbuka, saatnya Chaewon berdoa kilat dan berharap itu bukan ulah orang jahat.

"Chaey??!!" tegur Chaewon agak kaget, tapi lega liat yang berdiri depan pintu itu ternyata Chaeyeon. Bukan orang asing.

Chaeyeon juga bingung, terus natap kunci di tangannya. "Oalah, kunci kamar ini ternyata."

"Gue nemu ini di depan sana." Chaeyeon nunjuk lantai gak jauh dari kamar Chaewon. "Iseng deh cobain ke kamar ini."

"Nih, simpen aja. Untung gak ditemuin orang," kata Chaeyeon ngeraih tangan Chaewon, nyuruh Chaewon ngegenggam kuncinya.

Chaewon menghela lega. Terus entah angin dari mana, Chaewon meluk Chaeyeon.

Pengen aja.

Bikin Chaeyeon aga kaget. Tapi toh akhirnya ngebales pelukannya.

"Kenapa? Lagi ada masalah?" tanya Chaeyeon hati-hati.

Chaewon menggeleng samar. "Cuma kangen temen bawel gue aja. Kita jauhan, Chaey.." kata Chaewon pelan nepuk-nepuk pundak Chaeyeon.

"Jeilah, beda selantai doang nyet," cibit Chaeyeon.

Chaewon mengurai pelukannya. "Gue masih nunggu ya Chaey."

"Apa tuh?"

"Lo jadian sama Han."

Chaeyeon ketawa sambil muter pandangannya ke banyak arah. Terus cuma berkacak pinggang.

"Nggak mungkin, Wonnn. Dia temen gue, gak mungkin lah kita saling suka," Chaeyeon ngibas tangannya. "Ngaco."

"Lagian..." nah kan, Chaeyeon ngeluarin motto-nya.

Chaewon muter bola mata. Ngelanjutin kata-kata yang sering diucapin Chaeyeon. "Gue masih stuck di cowok yang namanya-"

Chaeyeon langsung ngambek.

"Apa Yeonnn!!" Chaewon ketawa sadar si tupai cemberut. "Hampir tiga tahun lo jadi secret admirer dia. Gila sih"

"Perlu gue yang bilang?"

"Eh jangan lah!" tangkis Chaeyeon cepet.

"Gue nunggu.. " bahu Chaeyeon ndadak lemes. "Gue nunggu dia yang bilang duluan," katanya sambil natap lantai mesam-mesem.

"Karena gue yakin, perasaan gue gak mungkin tumbuh sepihak," tambah Chaeyeon penuh harap dan keyakinan tinggi.

Udah gak aneh sih. Bagi Chaeyeon, nunggu cowok yang disuka untuk peka itu kayak mancing ikan di air yang dangkal.

Emang sih, mancing itu seni dari penantian. Ya tapi kalo mancingnya di parit dapet apa, sendal bekas iya kali.

Chaeyeon nggak tau pasti kapan dia bakal ngerasain perasaannya dibales. Kayak apa ya rasanya

Disamping itu dia udah masa bodo, rasa kagum dan sukanya udah kayak air keran yang digunting.

Mustahil bisa putus.

Chaeyeon melirik ke sekitaran. Jinjit sedikit buat nengok kepo kedalem kamar Chaewon. "Laki lo mana?"

"Lagi nyari pisang ijo."

Matcha Taste ᥫ᭡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang