40 🕊️ the last step

638 111 243
                                    

Selamat membaca part terakhir sebelum ending☺️ dibaca sampai akhir ya, ada salam dari nyonya & tuan muda.

.
.
.
.
.
.
.

Hwasa menatap selembar kertas di tangannya. Dibacanya berulang kali, semakin dia merasa bersalah atas apa yang terjadi selama ini.

"Jadi alasan kenapa putri ibu selalu tidak pulang tepat waktu, itu karena setiap harinya dia mengalami hari-hari yang berat," ucap Mingyu.

"Tanggung jawabnya bertambah ketika dia diharuskan mengerjakan tugas temannya itu diatas sebuah ancaman."

"Tapi Felix udah ngilangin bukti ancaman yang selama ini Chaewon terima. Felix sempet mikir buat melangkah lebih jauh dengan ngebawa kasus ini ke ranah hukum tapi Chaewon ngelarang," tambah Felix.

Pemuda itu menaut kelima jarinya, memerhatikan Hwasa cukup lamat. "Felix gabisa nolak permintaan dia, Ma."

"Mama yang salah-" Hwasa mengusap wajahnya gusar. Tidak apa jika dia menangis hari ini? Sangat-sangat terlambat.

"Ma.."

" .. seharusnya Mama tau apa yang dialamin anak Mama sendiri. Bertahun-tahun lamanya gadis kecil Mama berjuang sendirian, -tapi dia gak pernah ngeluh sedikitpun."

"Bahkan dengan bodohnya Mama nyangka karena pergaulan yang salah dia jadi keikut nakal, padahal-"

Felix ngusap pelan punggung tangan Hwasa yang dia genggam lembut. "Udah, Ma. Mama jangan nangis.."

"Mama lagi nangis cantik banget, gimana kalo Felix suka?"

Kepala Mingyu yang sedikit nunduk segan pelan-pelan keangkat, mulai kemusuhan. "Kagak kenal sitkon banget ni segumpal darah"

Senyum manis khas Kim Hwasa kemhali terbit dibuatnya. Hwasa mengusap air mata di pipinya dan mencubit kecil pipi lelaki yang sangat putrinya sayangi.

"Terima kasih ya, kamu selalu ada untuk dia. Dibanding Mama kamu pasti tau lebih jelas tentang apa yang Chaewon suka dan apa yang dia benci."

Hwasa menghela lega. Terlihat dari peregangan kecil tubuhnya di kursi duduk. "Tapi pada akhirnya Mama sadar dan bersyukur,"

" .. Mama gak salah pilih calon menantu."

















🦋

Di depan gerbang SMA, Chaewon melirik sekilas ke arah jam lumba-lumba di pergelangan tangan kirinya.

Felix nyuruh tunggu di sini. Felix bilang ada yang ketinggalan di ruang musik. Karena hampir selama jam kosong Felix main musik bareng Han sama Renjun.

Kegerahan, Chaewon ngiket rambutnya pake salah satu gelang di tangannya. Lagian ngambil barang kok sampai selama ini

"Chae?" Chaewon refleks noleh ke belakang. "Belum pulang??"

Chaewon kicep sebentar. "Y-yunseong?"

Sedikit jadi kejutan bagi keduanya. Sebab hampir satu semester berlalu, dan sejak hari dimana mereka ketemu, seudah itu gak ketemu-ketemu lagi.

"Kecelakaan lagi kita ketemu di sini" kata Yunseong nahan senyumnya.

Chaewon ketawa kecil nan kaku, sambil mengusap punggung tangannya. "Iya"

"Dan lo lagi,-?" Chaewon nengok ke belakang tubuh Yunseong.

"Oh iya, sama kayak dulu, gue lagi isi bensin disini," jawab Yunseong peka.

Matcha Taste ᥫ᭡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang